Pembentukan Kogabwilhan ini juga sudah diwacanakan sejak 2008 lalu, seiring pelaksanaan Latihan Gabungan TNI pada 2008. Saat itu, TNI melaksanakan latihan gabungan bersandi Yudha Siaga yang digelar secara berturut-turut di tiga wilayah titik rawan, yakni Batam, Singkawang, dan Sangatta.
Latihan gabungan yang pertama kali dilaksanakan sejak masa reformasi 1998 itu dipimpin Letnan Jenderal George Toisutta. George yang saat ini masih menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat didapuk sebagai Komando Mandala Operasi. Adapun pembentukan Kohanla, tambah Panglima TNI, masih menunggu revisi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2012 tentang Organisasi TNI.
Pembentukan Kohanla akan diikuti dengan pengembangan tiga komando armada TNI Angkatan Laut. Saat ini, TNI AL baru memiliki dua komando armada, yakni Komando Armada RI Kawasan Barat dan Komando Armada RI Kawasan Timur. Rencananya akan dibentuk satu komando armada lagi, yakni Komando Armada RI Kawasan Tengah. "Perpres 10 itu sedang dikaji kembali untuk direvisi, dan Presiden juga sudah menyetujuinya," kata Agus.
Penyiapan Organisasi
Sementara itu, terkait rencana pembentukan Kogabwilhan, pemerhati pertahanan dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menyatakan butuh suatu penyiapan organisasi, personel, maupun alat utama sistem senjata (alutsista) yang memadai. "Organisasi yang harus disiapkan semestinya bersifat gabungan dan senantiasa memperhatikan kondisi geografi s," kata dia.
Dia berharap persoalan alutsista segera diselesaikan dulu sebelum Kogabwilhan dibentuk. "Jangan sampai organisasi baru itu dibentuk hanya demi merespons masalah banyaknya perwira tanpa jabatan yang dewasa ini melanda organisasi militer Indonesia," jelas dia.
Koran Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar