Select Language

Sabtu, 24 November 2012

CEK KESIAPAN HELI MI 35P UNTUK LATGAB 2012


Para kru melakukan pengecekan ke seluruh body dan mesin dari Helikopter MI 35 P, termasuk mencoba peralatan senjata sebelum melakukan penerbangan ke lokasi perang di Lapangan milik PT Pertamina EP di Sangkima, Sangatta Kutai Timur Kaltim, Selasa, 20 November. Menurut Jadwal, Helikopter yang bersenjata lengkap tersebut akan mendukung satuan tempur Sekerat dalam latihan gabungan (Latgab) TNI 2012 di Kutai Timur.

Latgab itu merupakan lanjutan dari yang dilakukan TNI AL melalui Latihan Armada Jaya, TNI AU lewat Latihan Angkasa Yudha, dan TNI AD adalah Latihan Kecabangan. Keseluruhan latihan tersebut, lanjut Agus, digabungkan menjadi Latgab 2012.






FOTO ANTARA/Adi Sagaria/ss/12

RANTIS 4X4 KOMODO PT PINDAD DIRESMIKAN PRESIDEN

Presiden resmikan rantis 4x4 Komodo PT Pindad
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Perindustrian MS Hidayat menandatangani dokumen penamaan kendaraan taktis 4x4 produksi PT Pindad (Persero) "Komodo" pada pameran Indo Defence 2012 di JIExpo, Kemayoran, Sabtu, 10 November.
(FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/ama/12)


Berbagai produk alat pertahanan dipamerkan pada Indo Defence 2012 Expo dan Forum. Salah satu yang menarik perhatian adalah kendaraan taktis 4x4 buatan PT Pindad. Awalnya kendaraan taktis (rantis) ini secara resmi belum mempunyai nama, hanya saja sebelumnya disebut-sebut bahwa nama rantis ini adalah Komodo.

Pada Sabtu, 10 November 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi memberi nama "KOMODO" pada rantis PT Pindad ini. Pemberian nama itu dilakukan SBY disela-sela meninjau pameran Indo Defence Expo di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Ikut hadir dalam peresmian Menhan Purnomo Yusgiantoro, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan beberapa pejabat lainnya.

"Komodo binatang perkasa. Semoga kendaraan taktis ini bisa bertempur membuat daya bagi Indonesia," kata SBY ketika acara penandatanganan peresmian Rantis Komodo di halaman luar JIExpo.

Rantis 4x4 Komodo PT Pindad
Sejumlah pengunjung melihat lebih dekat rantis 4x4 Komodo PT Pindad
(FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/ama/12)

Dalam acara itu, Presiden mendapat penjelasan spesifikasi dan keunggulan Komodo. Selain Komodo, Presiden juga melihat langsung kendaraan tempur lain diantaranya tank Leopard Revolution buatan Jerman yang baru saja dibeli pemerintah Indonesia. Mesin tank yang berbobot 60 ton itu sempat dihidupkan dihadapan Presiden.

Komodo adalah kendaraan taktis 4x4 buatan PT Pindad (Persero). Komodo menggunakan mesin diesel turbo intercooler dengan power kendaraan 215 ps @ 2500 rpm dan rasio tenaga 25 hp (tenaga kuda) per ton dengan transmisi manual, enam transmisi maju dan satu transmisi. Komodo memiliki deferensi lock sehingga memiliki kemampuan offroad yang baik serta body berbahan monocoque dan memiliki ketahanan terhadap tembakan senjata 7,62 mm.

Rantis 4x4 Komodo PT Pindad
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melihat bagian dalam dari rantis 4x4 KOmodo produksi PT Pindad
(FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/ama/12)

Setelah itu, Presiden meninjau berbagai stand di dalam Gedung JIExpo. Presiden menerima penjelasan berbagai peralatan tempur terbaru, antara kendaraan, persenjataan, radar, dan lainnya buatan berbagai negara.

ROKET RUSIA GAGAL MENGORBITKAN SATELIT INDONESIA


Program ruang Angkasa Rusia mengalami kembali pukulan setelah roket Rusia (Proton-Mrocket) tanpa awak yang membawa dua satelit komunikasi telah gagal mencapai orbit, merupakan kegagalan terbaru dalam serangkaian kegagalan program luar angkasa Moskow. Miris, ini terjadi sehari setelah NASA berhasil mendaratkan wahana robotik di planet Mars.

Badan Ruang Angkasa Rusia Roscosmos mengatakan bahwa modul penguat sekunder dari roket Proton-M yang membawa satelit Rusia dan Indonesia telah mati lebih awal dari perkiraan setelah lepas landas dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada akhir Senin. Jenis roket sepanjang 50 meter dengan daya angkut 20 metrik ton itu memang sudah biasa digunakan oleh Rusia untuk meluncurkan satelit sejak tahun 1965.
Rusia gagal luncurkan satelit Indonesia
Roket Proton-M Rusia diangkut ke landasan peluncuran
di Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan

Kegagalan terjadi sehari setelah NASA berhasil mendaratkan laboratorium keliling yang berukuran mobil kompak di Mars setelah perjalanan selama delapan bulan, 566 juta kilometer dari Bumi.

Merupakan sebuah kesalahan yang terulang dari kecelakaan peluncuran satelit Express AM-4 musim panas lalu yang telah menelan biaya sebesar 170 juta dolar, ini menambah keraguan tentang kehandalan roket pegantar Rusia ini.

Roscosmos mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendorong Briz-m telah menembakkan mesinnya sesuai target waktu, tapi hanya bekerja selama 7 menit dari 18 menit 5 detik yang dibutuhkan untuk mendorong satelit ke orbit seperti yang direncanakan.

"Praktis tidak ada kesempatan satelit berpisah dari booster dan mencapai orbit," kata seseorang di kantor berita RIA.

Peluncuran roket Proton tersebut kemungkinan besar akan ditunda sambil menunggu analisis pakar mengenai kegagalan tersebut, sumber tersebut mengatakan.
"Telkom-3 Indonesia, adalah satelit pertama yang dibeli Indonesia dari Rusia, dibangun oleh ISS Reshetnev dengan peralatan komunikasinya dibuat oleh Perancis"
Moskow, yang menjalankan sekitar 40% peluncuran satelit dunia, sedang berjuang untuk mengembalikan kepercayaannya setelah serangkaian kecelakaan tahun lalu, termasuk kegagalan misi ke satelit Mars Phobos.

Telkom-3 Indonesia, adalah satelit pertama yang dibeli Indonesia dari Rusia, dibangun oleh ISS Reshetnev dengan peralatan komunikasinya dibuat oleh Perancis- pembuat satelit Thales Alenis Space. Satelit ini memiliki kapasitas 42 transponder aktif untuk memenuhi kebutuhan layanan bisnis komunikasi Indonesia.

Ekspres MD2, adalah satelit komunikasi kecil, yang dibuat oleh Khrunichev State Research dan Production Space Centre, untuk Perusahaan Komunikasi satelit Rusia (RSCC).

TANK TEMPUR MEDIUM PT PINDAD DILUNCURKAN 2014

Tank Medium M48A2C Jerman
Tank Medium M48A2C Jerman (Foto:Erwin Lindemann)


Senjata, amunisi dan kendaraan khusus telah berhasil dibuat oleh PT.Pindad (Persero). Setelah sukses membuat kendaraan taktis jenis Panser Anoa, PT Pindad kini berencana untuk membuat tank tempur medium yang berbobot 20 ton.

"Pembuatan tank tempur menjadi salah satu target pengembangan produksi ke depan. Ini merupakan produk baru bagi Pindad," kata Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana saat menerima kunjungan pejabat Kemenko Polhukam dan sejumlah wartawan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa, 16 Oktober 2012.

Meski rencana pembuatan tank tempur medium ini belum pernah dilakukan, namun pengembangannya akan dilakukan sendiri oleh PT Pindad, tanpa proses kerjasama maupun alih teknologi (ToT) dengan negara lain dan tidak meniru tank medium dari negara manapun.

"Kami tidak kerja sama dengan luar. Ini kami kembangkan sendiri.""Kami tidak meniru dari mana-mana. Kami desain menyesuaikan dengan requirement (kebutuhan) kavaleri TNI," ucap Iwan. Sejauh ini tahapan yang dilalui sudah sampai pada pembuatan desain, yang dirancang dengan melibatkan Kavaleri TNI AD. 

Selama ini proses ToT kendaraan khusus hanya menyangkut Panser Cannon 90 mm yang dibeli pemerintah sebanyak 22 unit. Dari jumlah itu, 11 diantaranya dirakit oleh PT Pindad.

Iwan optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pengembangan tank tempur medium dengan jangka waktu yang cepat. Targetnya, pada 2014 prototype (produk jadi pra produksi) tank ini sudah jadi dan setelah itu akan mulai diproduksi.

Mengenai kebijakan pemerintah yang memborong tank Marder dari Jerman, Pindad belum mengetahui seperti apa mekanisme pengadaannya, termasuk keterlibatan Pindad untuk ToT.

ARMADA TNI AL AKAN DIKERAHKAN JAUH DI LUAR TERITORIAL

Armada kapal perang TNI AL
Armada kapal perang TNI AL (2005)


Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan keamanan maritim terus diperketat mengingat estimasi ancaman semakin meningkat, bahkan kawasan Asia Pasifik saat ini sedang menjadi fokus perhatian dunia, khususnya terkait perlindungan jalur perdagangan dan komunikasi laut.

Sebagai antisipasinya, TNI AL akan melakukan pengerahan kekuatan militer hingga jauh di luar teritorial guna mengamankan jalur perekonomian dan armadanya, ujar KSAL saat membuka Seminar Maritime Security 2012 di Jakarta, Selasa 13 november 2012.

Seminar Maritime Security 2012 bertemakan "Membangun Kesadaran Keamanan Maritim Berlandaskan Kepentingan Nasional Guna Menciptakan Keamanan Nasional yang Terintegrasi dalam rangka Menyukseskan Pembangunan Nasional".

Indonesian National Shipowners Association (INSA) mendata, perompakan kapal di kawasan Asia meningkat pada tahun 2010 menjadi 164 kasus, sementara 2009 terdapat 102 kasus. Peningkatan kasus perompakan di Asia Tenggara menjadi yang tertinggi dengan jumlah 72 perompakan pada 2009, sementara pada 2010 meningkat menjadi 119 perompakan. Sementara di Asia Selatan (India dan sekitar) pada 2009 sebanyak 29 kasus, namun pada 2010 meningkat menjadi 44 kasus.
Sebagian besar wilayah maritim Asia Tenggara merupakan wilayah kedaulatan Indonesia. Merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk memposisikan diri sebagai pengendali berbagai aktivitas kemaritiman di kawasan Asia Tenggara
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan peristiwa pembajakan tidak hanya terjadi di kawasan Asia, melainkan di Teluk Eden, Samudera Hindia. "Peristiwa pembajakan lebih banyak lagi. Total ada 406 kasus pembajakan yang terjadi pada 2009, sementara pada 2010, meningkat menjadi 445 kasus," ujarnya.

INSA juga mencatat Selat Malaka dan perairan Riau merupakan perairan paling rawan perompakan di Asia Tenggara. Di dua kawasan itu juga penyelundupan kerap terjadi. Tingkat kerawanannya bahkan hampir menyamai perompakan di Teluk Eden, Teluk Somalia, Nigeria, dan Tanzania di benua Afrika.

Sebagian besar wilayah maritim Asia Tenggara merupakan wilayah kedaulatan Indonesia. "Ini merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk memposisikan diri sebagai pengendali berbagai aktivitas kemaritiman di kawasan ini," katanya.

Indonesia juga akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menanggulangi persoalan keamanan maritim di masa mendatang. "Kami akan merumuskan kerja sama strategis seluruh komponen maritim dalam menghadapi identifikasi tantangan keamanan maritim di masa depan," jelas Soeparno.

PROGRAM TENTARA MASA DEPAN RUSIA-PRANCIS


Perlengkapan tentara masa depan Prancis

Hubungan militer antara Rusia dan Prancis kian erat. Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov setelah kembali dari kunjungannya ke Prancis, secara resmi mengumumkan bahwa militer Rusia akan membeli beberapa set perlengkapan tentara masa depan Felin buatan Perancis.

Rusia akan membandingkan sistem perlengkapan tentara masa depan Prancis dengan karya sejenis dari perusahaan Ratnika Future Soldier (Warrior) lalu akan ditentukan apakah Rusia akan membeli peralatan tersebut (atau beberapa bagian saja) bagi tentaranya di abad 21 ini.

Militer Rusia mencoba berfikir dengan logikanya sendiri. Dalam hal ini, selama ini Rusia telah "tidur" dan kini berusaha mengejar ketinggalannya dari negara-negara lain di Eropa atau Amerika Serikat. Sekarang, Rusia telah menginvestasikan dana dan waktu untuk pengembangannya, mereka terinspirasi dari proyek-proyek investasi asing. Memang cukup ironis, jet tempur, kapal selam, rudal balistik, nuklir hingga senapan serbu Rusia adalah produk kelas wahid, namun mereka melupakan suatu sistem "kecil" untuk perlengkapan tentara mereka yang tak kalah pentingnya dari semua itu.

Perlengkapan tentara masa depan Prancis

Isu pertama yang mengatakan Rusia akan membeli perlengkapa tentara Felin muncul di media pada tahun 2009 lalu, namun Pemerintah Rusia membantah semua pemberitaan itu. Namun, pada akhir tahun 2009, Staf Umum Rusia menegaskan niatnya untuk membeli perlengkapan tentara asing untuk tentaranya. Akhirnya pada tahun 2011, Wakil Menteri Pertahanan Vladimir Popovkin resmi mengkonfirmasi rencana Rusia untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek internasional dari perlengkapan tentara masa depan.

Menteri Pertahanan Rusia Serdyukov mengatakan : "Kami ingin mempelajari hal ini dari negara lain, industri dalam negeri selama ini tidak menciptakannya." Ditambahkannya : "Kami harus berfikir tentang ini, berusaha mempelajari, menjelaskan dan memutuskan apakah kami ingin mengembangkan sistem ini dengan komponen Barat, atau seluruhnya dengan tidak memakai produk dari produksi dalam negeri."

Drone Felin

Rusia dan Perancis bekerjasama di bidang peralatan modern untuk militer bukanlah satu-satunya hasil yang diperoleh dari kunjungan Menteri Pertahanan Rusia ke Prancis. Rusia juga bersama-sama Prancis menyatukan komitmen untuk memodernisasi pesawat pengintai jarak jauh Ilyushin Il-38N untuk operasi anti-pembajakan.

Seperti yang diisukan media, Rusia juga akan membeli helikopter boat Mistral dari Prancis dan menggandeng Prancis dalam proyek kendaraan lapis baja beroda baru untuk tentara Rusia. Baru-baru ini, dikabarkan Rusia juga membeli amunisi artileri modern dari Prancis.

Perlengkapan tentara masa depan Prancis

Kini, Anatoly Serdyukov tidak lagi menjabat sebagai Menteri Pertahanan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin memecatnya pada 6 November lalu sehubungan dengan dengan dugaan korupsi miliaran rubel dalam penjualan alat pertahanan. Sebelumnya Putin sempat bimbang mengumumkan pemecatan tersebut, mengingat Serdyukov adalah pendukung setianya selama bertahun-tahun.

Semua gambar diatas adalah perlengkapan untuk tentara "Felin" buatan Prancis

KEBANGKITAN INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA


Wamenhan

Memiliki pertahanan yang tangguh adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa. Kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, tetapi juga simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, ataupun kepentingan nasional.

Efektivitas pertahanan negara turut ditentukan juga oleh kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) secara mandiri. Oleh sebab itu, industri pertahanan perlu dibangun melalui revitalisasi industri pertahanan.

Setelah Presiden SBY memberikan arahan revitalisasi industri pertahanan di Kementerian Pertahanan tahun 2004, sejak saat itu mesin dari semua pemangku kepentingan segera bekerja. Kementerian Pertahanan sebagai pembuat regulasi dan kebijaksanaan pembinaan industri pertahanan, TNI sebagai pengguna, dan industri pertahanan sebagai produsen dalam negeri menyatu dalam target merevitalisasi industri pertahanan untuk membangkitkan kekuatan industri pertahanan dalam negeri.

Berbagai langkah, strategi, dan regulasi segera diambil. Pemerintah yang diperankan oleh Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertahanan bersama TNI dan Polri serta instansi pemerintah lain sebagai pengguna, segera menerjemahkannya.

Presiden pada 2010 telah membentuk suatu badan kebijakan nasional industri pertahanan yang disebut Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Tugas yang diemban oleh KKIP adalah mengembangkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, baik alutsista maupun non-alutsista.

Sejak saat itu Indonesia sebenarnya telah memiliki visi, misi, dan strategi dasar pembangunan industri pertahanan. Apalagi pemerintah dan DPR pada 2012 menetapkan Undang-Undang Nomor 16 tentang Industri Pertahanan Negara sebagai legalisasi dan legitimasi menghidupkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.

Industri pertahanan

Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah. Presiden melihat kebangkitan industri pertahanan dalam negeri dan untuk semakin mendorong tumbuhnya industri pertahanan dalam negeri, presiden bahkan menggariskan beberapa kebijakan teknis.

Pertama, mewajibkan pengguna dalam negeri memakai produksi dalam negeri untuk alutsista dan non-alutsista. TNI dan Polri serta instansi pemerintah lainnya diwajibkan memakai produksi dalam negeri manakala kebutuhan tersebut dapat diproduksi oleh kita sendiri.

Kedua, manakala harus membeli dari luar negeri, maka persyaratannya adalah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari pengguna yang perlu teknologi tinggi. Namun, pembelian dari luar negeri harus ditambah persyaratan transfer teknologi dan ofset dari negara pemasok kepada industri pertahanan dalam negeri.

Ketiga, pembelian dari luar negeri tidak boleh mendikte secara politik terhadap negara dalam membeli peralatan militer.
Saat ini sedang berlangsung pembaruan kendaraan tempur roda rantai (tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan
Sebagai pembina industri pertahanan, Kemhan berkepentingan memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memasok kebutuhan. Bahkan, Kemhan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk bisa ekspor produk mereka ke luar negeri.

Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya, industri pertahanan kita sudah dapat membuat dan sudah digunakan oleh TNI.

Sebagai contoh, alutsista darat buatan PT Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI AD. Bahkan, produk PT Pindad itu sekarang sudah berstandardisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya.

Saat ini sedang berlangsung pembaruan kendaraan tempur roda rantai (tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan. Setelah itu diharapkan kita bisa membuat sendiri tank ringan sampai berat.

Saat membeli tank berat (MBT Leopard) dari Jerman, dalam paket kontrak ada klausul transfer teknologi. Pihak Jerman menyetujui dalam pemeliharaan pascajual, artinya kita akan mendapat kesempatan melakukan didampingi pihak produsen.
Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat ukuran 60 meter ke bawah, seperti Palindo, Lundin, Anugrah
Untuk alutsista udara, PT Dirgantara Indonesia kini sedang mengembangkan kerja sama produksi dengan Airbus Military untuk membangun pesawat angkut sedang CN 295. Kita sangat berkepentingan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pesawat angkut ringan, seperti C-212, CN 235, dan CN 295, yang bermuatan 50 penerjun.

Hal yang sama kita lakukan dalam pembuatan helikopter serbu Bell-412 dan heli Cougar 725. PT Dirgantara Indonesia diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan dari TNI dan cocok untuk operasi kemanusiaan.

Di sisi alutsista laut, kita bahkan memiliki beberapa industri pertahanan dalam negeri yang bisa diandalkan. PT PAL diandalkan untuk pembuatan kapal perang skala besar, seperti class korvet dan kapal selam. PT PAL juga didorong untuk membuat kapal perang untuk tanker.

Kita juga memiliki badan usaha milik negara yang lain, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. BUMN ini kita beri porsi untuk membangun Landing Ship Tank atau kapal pengangkut tank ringan dan sedang.

Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat ukuran 60 meter ke bawah, seperti Palindo, Lundin, Anugrah. Bila berkualitas, peluang yang sama juga diberikan kepada beberapa galangan swasta lain di dalam negeri. Alokasi anggaran kepada industri pertahanan cukup besar dalam rencana strategis 2010– 2014, minimal Rp 5,4 triliun.

Peluang ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas manajemen agar mampu memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi, dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna.
Indonesia pasti sanggup menjadi kekuatan regional yang didukung oleh kemampuan industri teknologi pertahanan dalam negeri
Saat ini industri pertahanan PT PAL bahkan perlu untuk merekrut tenaga terampil umur 18–20 tahun agar mereka siap digunakan dalam pembangunan kapal selam, yang diharapkan bisa kita lakukan tahun 2020.

Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan dalam negeri adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadakan peran ”broker” yang berdampak pada penggelembungan biaya.

Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberikan peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara paling tepat untuk efisiensi dan manfaat.

Bila kita mau, Indonesia pasti sanggup menjadi kekuatan regional yang didukung oleh kemampuan industri teknologi pertahanan dalam negeri.

PT PAL PRODUKSI KAPAL PERUSAK KAWAL RUDAL

PT PAL produksi PKR 10154
PKR 10154 (Foto:Jakarta Greater)

PT PAL Indonesia akan mulai membuat satu unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 hasil kerja sama dengan Galangan  Kapal Damen Schelde, Belanda pada Januari 2013. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan PT PAL memiliki empat divisi usaha yaitu Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro dengan menggandeng Damen Schelde Naval.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya saat ditemui Bisnis.com, baru-baru ini.
Eko menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya. Setelah semua modulnya selesai dibuat, nanti akan digabung dan disimulasikan.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.
Dalam kontrak, Damen memutuskan untuk mentransfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia. Kerja sama ini merupakan awal yang baik bagi industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi PT PAL dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan anti-serangan udara, anti-serangan kapal selam, dan anti-serangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun. (bas)(Foto:indonesiandefense.blogspot.com)

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas. Sekarang bernama resmi PT PAL (Persero) tanpa kepanjangan.

Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

ENAM SUKHOI TAMBAHAN UNTUK TNI AU


Sukhoi Su-30

Sayap-sayap TNI AU akan semakin kuat. Tak lama lagi TNI AU akan kembali kedatangan pesawat tempur Sukhoi. Setelah sebelumnya TNI AU diperkuat dengan 10 Sukhoi Su-27 dan 30.

Menurut Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, dalam waktu 1 hingga 1,5 tahun kedepan, enam pesawat Sukhoi datang ke Indonesia untuk memperkuat pertahanan udara. Sesuai rencana, ada percepatan kedatangan pesawat-pesawat seperti target hingga 2014.

Hal ini dikemukakan KASAU usai melantik 150 perwira baru lulusan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) TNI AU angkatan ke-15 tahun 2012, di Lanud Adi Soemarmo, Jumat, 23 November. Penambahan enam Sukhoi baru tersebut, untuk melengkapi 10 jet tempur Sukhoi yang sudah dimiliki Indonesia agar menjadi satu skuadron (jumlah 16).
Penambahan pesawat tempur Indonesia tidak hanya pada jenis sukhoi, namun ada juga beberapa pesawat lain yang akan didatangkan ke Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.  Selain Sukhoi, lanjut dia, pesawat jenis T-50 - Pesawat tempur/latih Golden Eagle dari Korea Selatan, bukan jet tempur siluman T-50 Rusia - juga akan memperkuat TNI AU. Dia menjelaskan sementara ini telah datang tambahan alutsista berupa pesawat jenis Super Tucano dan C-295.

Imam juga menyinggung penambahan empat radar dalam pengadaan terakhir. Atas penambahan tersebut, sekarang ini TNI AU memiliki 20 radar. Pada 2024, ditargetkan Indonesia mempunyai 32 radar. Tingkat kebutuhan radar sebanyak itu sangat ideal bagi Indonesia yang memiliki banyak kepulauan.

Terkait personel dari kalangan perwira, Imam Sufaat menjelaskan, saat ini perwira TNI AU baru 60 persen dari jumlah ideal. Meskipun demikian, dia mengatakan presiden mengambil kebijakan tidak menambah jumlah personel hingga tahun 2014.

Selain Sukhoi dan T-50, pada 2014 mendatang TNI AU juga akan mendapat 24 pesawat F-16 Block 32 yang diretrofit menjadi Block 52 sehingga meski bekas pakai USAF (angkatan udara Amerika Serikat), kemampuan pesawat tersebut bisa dikatakan akan sama seperti pesawat baru.

LANUD ADISUTJIPTO DIPERKUAT PESAWAT KT-1B

KT-1B Wong Bee Tim Aerobatik Jupiter (Foto:Urkyurky/Flickr User)

Hangar KT-1B kembali diperkuat 1 unit pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee yang sebelumnya telah menghuni Shelter KT-1 B, Pangkalan Udara (Lanud) Utama Adisutjipto, Rabu, 21 November. Kedatangan pesawat ini merupakan realisasi pemesanan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries yang dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Bandung.

Komandan Lanud TNI AU Adisutjipto, Marsma TNI Abdul Muis mengatakan : "Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik."

Pesawat ini merupakan pengiriman tahap akhir untuk tahun 2012, dan rencananya besok akan hadir kembali satu unit pesawat sejenis yang diterbangkan dari PT. DI. Kehadiran pesawat KT-1B, ke Lanud Adisutjipto hari ini diterbangkan langsung oleh Komanadan Skuadron Pendidikan (Skadik) 102, Letkol Penerbang Dedy Susanto dari perusahaan yang merakitnya PT. DI.

Disela-sela penyambutan kedatangan Pesawat KT-1B ini, Marsma Abdul Muis mengharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat berjalan dengan lebih baik, sehingga kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berkelanjutan. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia Penerbang TNI Angkatan Udara, yang profesional dan handal dalam setiap pelaksanaan tugas.

Marsma Abdul Muis melihat instrumen pesawat KT-1B
Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Abdul Muis, didampingi teknisi dan operator pesawat dari KAI (Korean Aerospace Industries), sedang melihat instrumen Pesawat KT-1B yang baru saja tiba dari PT DI, Bandung (Foto: Lanud Adisutjipto)

Di Sekolah Penerbang Lanud Adisutjipto, jenis pesawat KT-1B ini dipakai sehari-hari untuk latihan Latih Lanjut. Karena kehandalannya, pesawat latih ini juga dipakai untuk Tim Aerobatik Jupiter (JAT). Danlanud Adisutjipto menyampaikan, bahwa dengan penambahan Alutsista Sejak tahun 2003, Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1 kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT DI. 

Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat ini lebih besar dari pesawat Maserati.

Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B berikut komponennya ke Indonesia. Pada tahun yang sama kita telah menerima 7 unit, selanjutnya 5 unit pada tahun 2007, dan di tahun 2012 ini kita akan mendapat 5 pesawat.

Pemerintah akan Mempercepat Modernisasi Alutsista TNI


Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memodernisasi alat utama sistem senjata pertahanan di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Dalam upaya meningkatkan kesiapan kemampuan TNI sebagai komponen utama pertahanan negara kita terus meningkatkan postur pertahanan serta mempercepat modernisasi alutsista TNI sejak beberapa tahun terakhir ini. Sudah cukup lama, kita tidak melakukan modernisasi alutsista," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Peringatan HUT Ke-67 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10).

Pemerintah, kata Presiden, menyadari bahwa banyak alutsista TNI yang perlu diganti dan perlu modernisasi. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan negara yang semakin meningkat, pemerintah menaikkan anggaran di bidang pertahanan dengan prioritas mengganti alutsista dengan yang baru sekaligus yang lebih modern. Namun, modernisasi alutsista pertahanan tetap dilakukan dalam bagian postur TNI menuju tercapainya Minimum Essential Force (MEF), kata Kepala Negara.

"Sering saya sampaikan di berbagai forum internasional, sama sekali tidak ada niat kita untuk menggelorakan senjata di kawasan ini. Tidak ada pula niat kita untuk menjadi bangsa yang agresif secara militer," kata Presiden.

Menurut Presiden, politik luar negeri Indonesia senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak sahabat dan meniadakan musuh.
"Kita melakukan modernisasi alutsista semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta integritas wilayah. Kita rencanakan itu semua sebagai bagian dari Renstra di bidang pertahanan yang mempertimbangkan secara utuh, keterpaduan antara matra darat, laut dan udara," ujar Presiden Yudhoyono.

Bersamaan dengan itu, Indonesia mengembangkan doktrin pertahanan dan doktrin militer. Oleh karena itu, tambah Presiden, Kemhan dan TNI perlu melakukan koordinasi dan kerja sama yang erat dengan DPR untuk menjamin rencana strategis pertahanan dapat terealisasi dengan baik dan tepat pada waktunya.

"Kita inginkan setiap alutsista yang dibeli bermanfaat bagi pengembangan postur pertahanan kita saat ini dan 25 tahun ke depan. Kita juga ingin memastikan bahwa prosedur pembelian alutsista tidak menyimpang dan tidak mengalami kebocoran. Setiap rupiah anggaran pertahanan kita, tidak hanya harus bermanfaat namun harus dapat dipertangungjawabkan kepada rakyat," kata Presiden.

Di saat yang sama, pemerintah melakukan pengadaan alutsista dari dalam negeri. Pengembangan alutsista dalam negeri juga terus dilakukan untuk memperkuat kemandirian bangsa.

Di samping itu, untuk kepentingan tertentu juga Indonesia membangun kerja sama dengan Industri Pertahanan luar negeri dengan skema yang saling menguntungkan. "Dengan cara itu lah, insya Allah dalam beberapa tahun ke depan kita akan menyaksikan alutsista TNI yang semakin lengkap dan modern," kata Presiden.

Di jajaran TNI AD, akan segera hadir dua batalyon tank tempur utama, kendaraan tempur utama, artileri medan dan pertahanan udara hingga kaliber 155 mm, roket multi laras taktis dan strategis, peluru kendali pertahanan udara, helikopter serang dan hellikpter serbu.

Di jajaran TNI AL, kapal perang korvet kelas Sigma, kapal selam, kapal cepat rudal, kapal perusak kawal rudal, kapal layar latih, pesawat patroli maritim, helikopter antikapal selam, tank dan panser amfibi serta roket multi laras taktis.

TNI AU juga telah memiliki pesawat angkut sedang CN-295 dari Spanyol, pesawat laih, sejumlah pesawat angkut hercules C-130 H, pesawat tempur Super Tucano dari Brasil, Sukhoi 27MK-2 dari Rusia, T-50 dan 24 unit F-16 dari Amerika.

TNI Akan Prioritaskan Alutsista Dalam Negeri


Agus menjelaskan, pembelian alutsista dalam negeri tersebut menghemat anggaran belanja TNI. Saat ini, kerja sama antara pemerintah Indonesia dan produsen pembuat alutsista telah berjalan efektif dengan semakin meningkatnya kualitas produk Pindad maupun PT Dirgantara Indonesia.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat berpendapat, pengembangan alutsista dalam negeri masih butuh banyak penyempurnaan. Sebab, hasil produk alutsista baru ditentukan oleh adanya keluhan dari pengguna alutsista. Produk alutsista baru buatan dalam negeri sendiri menurutnya butuh banyak perbaikan.
"Keluhan itu justru positif sebab pabrik alutsista kita memiliki kesempatan mengembangkan alutsista yang sempurna. Kalau alutsista lama itu tidak ada keluhan, sedang yang baru ada keluhan karena merupakan hasil inovasi," kata Imam.
Sedangkan, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo berpendapat, porsi pengadaan alutsista harus diutamakan buatan dalam negeri. Dia menjelaskan, seluruh perlengkapan prajurit TNI AD kesemuanya menggunakan buatan dalam negeri, dan tidak ada masalah. Selain itu, mayoritas alutsista TNI AD merupakan produk dalam negeri, contohnya helikopter Bell 412 EP yang dibuat PT Dirgantara Indonesia.
Selain itu, TNI AD turut memfungsikan senjata SS2 buatan Pindad. "Jelas kalau buatan dalam negeri itu lebih murah. Hal yang terpenting sebenarnya adalah kemampuan prajurit mengoperasikan alutsista, kemampuan itulah yang terus ditempa oleh TNI,"terangnya.

CN-295 Perkuat Skuadron Udara 2 Halim


Dua dari sembilan pesawat CN-295 yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan diserahterimakan kepada TNI Angkatan Udara, Kamis (4/10/2012), di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kedua pesawat tersebut akan berada di bawah Skuadron Udara 2 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma.
Pesawat dengan nomor registrasi A-2901 dan A-2902 itu diterbangkan dari Sevilla, Spanyol, pada 24 September 2012 dan berada di Lanud Husein Satranegara (PT Dirgantara Indonesia) pada 30 September 2012. Masing-masing pesawat diawaki oleh dua pilot dari Airbus dan 1 Pilot dari PT DI.
Pesawat CN-295M merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic, dan sepenuhnya cocok menggunakan night vision goggles (NVG) sehingga CN-295M merupakan pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya. CN-295M mampu membawa sembilan ton kargo atau sekitar 71 personel.
Pesawat ini mampu terbang sampai ketinggian 25.000 kaki dengan kecepatan jelajah maksium 260 knot (480 km per jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km per jam).
Dengan menggunakan dua mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G), pesawat ini mampu lepas landas dan mendarat pada landasan yang pendek (short take off and landing/STOL), yaitu 670 meter atau 2.200 kaki, dengan berat tertentu.
“Kemampuan pesawat CN-295M dinilai sangat cocok dan ideal dikaitkan dengan tugas dan misi yang diemban oleh Skuadron Udara 2,” kata Komandan Skuadron Udara 2 Letkol Pnb Silaen di sela-sela acara penyerahan pesawat tersebut.
CN-295M mampu digunakan untuk angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan dan logistik, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, serta penugasan militer maupun misi kemanusiaan lainnya.

Perkuat Pertahanan, TNI Modernisasi Alutsista Besar-besaran

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, pemerintah terus melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk memperkuat pertahanan nasional dan kemandirian bangsa. Berbagai alutsista itu utamanya merupakan produksi dalam negeri sendiri.

“Dengan cara itulah, Insya Allah dalam beberapa tahun ke depan ini, kita akan menyaksikan hadirnya alutsista TNI yang semakin lengkap dan modern,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT TNI ke-67 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2012.

Yudhoyono menjelaskan, TNI Angkatan Darat misalnya akan segera melengkapi alutsistanya dengan dua batalion tank tempur utama, kendaraan tempur panser Canon, meriam artileri medan dan pertahanan udara sampai kaliber 155 mm, roket multi laras taktis dan strategis, peluru kendali pertahanan udara, serta sejumlah helikopter serang dan helikopter serbu.

Sementara TNI Angkatan Laut antara lain akan segera menghadirkan kapal perang korvet kelas Sigma, kapal selam diesel elektrik, kapal cepat rudal, kapal perusak kawal rudal, kapal multiperan Fregat, kapal layar latih, pesawat patroli maritim, helikopter anti kapal selam, tank dan panser amphibi, serta roket multi laras taktis.

“Kita juga akan segera menyaksikan di angkasa Indonesia, sejumlah alutsista baru TNI AU,” kata Yudhoyono. Ini karena TNI AU akan segera mendatangkan pesawat angkut sedang CN-295, pesawat latih, helikopter full combat SAR, sejumlah pesawat angkut C-130 Hercules, pesawat tempur Super Tucano, Sukhoi-27 MK-2, jet latih temput T-50, serta 24 unit pesawat tempur F-16.

Selain memodernisasi alutsista, kata Yudhoyono, pemerintah juga membangun kerja sama dengan industri pertahanan negara-negara sahabat melalui skema yang saling menguntungkan.

Wamenhan Kunjungi Stan Kopassus di Pameran Alutsista


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asisten Perencanaan Danjen Kopassus Kolonel Chb. Wisnu Wardana menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Syafrie Sjamsoeddin di stand pameran alat utama sistem senjata (alutsista) Kopassus di Lapangan Monas Jakarta Pusat, Senin (8/10/2012).
Pameran alutsista dalam rangka Ulang Tahun ke -67 Tentara Nasional Indonesia yang telah berlangsung sejak 6 Oktober dan akan berakhir 8 Oktober hari ini stand Kopassus menggelar perlengkapan tempur baik
perlengkapan perorangan maupun perlengkapan satuan antara lain :
1. Ranpur Caspier,Ranpur Oka,Ranpur Paksi,Ranpur Mobil Tangga,Ranpur MRCV,Ranpur Flyer.
2.Alat perlengkapan Penembak perundukJihandak, Mountenering, Cakra,Komunikasi
3 Senjata laras pendek/pistol dan senjata laras panjang
4.Perlengkapan Infiltrasi darat, laut dan udara.
5. Permainan spirit paintball Jakarta.
Pada kunjungan tersebut Wamenhan RI didampingi Kasad,Wakasad dan pejabat Kopassus menyempatkan diri untuk berdialog tentang senjata HK MP7 dan peralatan selam Close Circuit Dragger.
"Spesifikasi senjata HK MP7 Negara asal jerman, kaliber 4.6 x 30 mm,panjang 415-638,panjang laras 130 mm,berat 1.9 Kg, kapasitas magasen 20/30/40/ butir ,jarak efektif 200 m," jelas KASAD, Jendral Pramono Edhie Wibowo dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com.

Alutsista Terbaru dan Uzur Ditampilkan


Latihan Armada Jaya TNI AL(AJ) XXXI/2012. Merupakan puncak latihan tertinggi TNI AL. Selain personel latihan ini juga menampilkan alutsista TNI AL yang terbaru maupun yang sudah lama.
"Ini latihan terbesar seluruh alutsista dari yang terbaru sampai yang paling lama akan dicoba,"jelas Kasal Laksamana TNI Soeparno, usai gelar pasukan AJ, Senin (8/10/2012).
Menurutnya latihan ini sudah digelar sejak  25 September lalu, namun untuk manuver lapangan akan dimulai besok (9/10)  hingga 22 Oktober 2012.
Latihan akan dilaksanakan di perairan Indonesia kawasan Timur, mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya dilaksanakan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat (Pasrat) di Sangatta Kalimantan Timur.
Latihan akan melibatkan seluruh kesenjataan TNI AL yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yakni kapal perang, pesawat udara, marinir dan pangkalan.
Tidak tanggung tanggung, 35 kapal perang TNI AL dikerahkan dalam latihan ini.
Alutsista mulai dari tank, hingga kapal perang dan alutsista lainnya ditampilkan untuk pemeriksaan sebelum melakukan manuver lapangan.
Ini latihan terbesar seluruh alutsista dari yang terbaru sampai yang paling lama akan dicoba,"jelas Kasal Laksamana TNI Soeparno

Tahun 2013 Belanja Persenjataan Rp 28,2 T


Anggaran Kementrian Pertahanan 2013 sebesar Rp 77,7 triliun, dari jumlah tersebut sebesar Rp 28,2 triliun adalah untuk belanja alutsista/persenjataan (photo : Kaskus Militer)

JAKARTA. Kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) negara kita sudah banyak yang uzur. Tak ada cara lain, selain melakukan modernisasi mesin tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Untuk itu, tahun depan, pemerintah menyiapkan anggaran untuk membeli peralatan perang baru maupun memperbaiki yang lama sebesar Rp 28,2 triliun. Ini naik 36,31% dari total bujet belanja Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang mencapai Rp 77,7 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) tahun 2013.

Jumlah tersebut meningkat sebanyak Rp 4,8 triliun atau 6,6% ketimbang anggaran belanja Kemhan di APBN Perubahan 2012 yang sebesar Rp 72,9 triliun. Bujet belanja Rp 77,7 triliun ini berasal dari keuangan negara sebesar Rp 64,4 triliun, pinjaman luar negeri sebesar Rp 12,8 triliun, dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 600 miliar.

Hartind Asrin, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, mengatakan, kenaikan anggaran dari Rp 72,9 triliun menjadi Rp 77,7 triliun akibat melonjaknya seluruh aspek anggaran, mulai dai belanja pegawai, belanja barang hingga belanja modal.

Sedang bujet belanja alutsista merupakan rencana strategis lima tahun, yakni 2010 sampai 2014. "Total anggaran belanja alutsista selama lima tahun mencapai Rp 150 triliun," katanya kepada KONTAN, Senin (27/8).

Tahun ini, Kemhan menargetkan pengadaan alutsista bisa mencapai 40%. "Kami menunggu undangan DPR untuk membahas alokasi anggaran ini. Mungkin pekan depan," imbuh Hartind.

T.B. Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan (I) DPR, bilang, pembahasan RAPBN 2013 mulai awal September 2012 nanti."Butuh waktu dua tiga bulan untuk merampungkan pembahasan ini karena substansinya sangat banyak," ujarnya.

Menurut Hasanuddin, belanja alutsista sangat penting karena banyak senjata TNI yang sudah tua. "Usia senjatanya bahkan ada yang sudah 30 tahun. Maka, harus diganti dengan senjata yang lebih modern," ungkapnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap, anggaran Kemhan bisa digunakan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. Selain itu, bisa terjadi transfer of technology di setiap pembelian alutsista dari luar negeri, serta mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabel.

Hasanuddin menambahkan, pengadaan alutsista dari luar negeri antara lain pesawat yang dibeli dari Rusia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Brasil. Sementara, pembelian dari dalam negeri melibatkan PT Pindad, PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia.
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner