Select Language

Rabu, 28 Agustus 2013

Tim Arhanud TNI-AD memanfaatkan sepenuhnya Pelatihan Simulator Arhanud di Australia

WOODSIDE - Kedatangan lima anggota Korps Arhanud ke 16 Air Land Regiment (ALR)  di Woodside, Australia Selatan,  pada 9 Juni 2013 telah membuka babak baru yang menarik dalam hubungan bilateral TNI-AD/Angkatan Darat Australia. 

Kominalitas dalam alutsista arhanud antara TNI-AD dan Angkatan Darat Australia merupakan kesempatan emas untuk memperluas hubungan bilateral.


Kelima personil TNI-AD tersebut, yang terdiri dari anggota Pussenarhanud, Pusdikarhanud dan Divsi 2 Kostrad, dipimpin oleh KAPT Naharuddin, menghabiskan minggu tersebut di 16 ALR dengan mengikuti berbagai macam kegiatan pelatihan. 

Setelah sambutan dan arahan mengenai peran, misi dan struktur 16 ALR oleh Wadan 16 ALR, Mayor Marc Plummer, kontinjen TNI-AD diberi pengarahan orientasi dan demonstrasi tentang penggunaan Advanced Air Defence Simulator (AADS) yang terletak di pangkalan 16 ALR. 




Selama satu minggu di barak Woodside, tim Arhanud TNI-AD mendapat pelatihan selama dua hari penuh menggunakan AADS, melaksanakan berbagai skenario realistik dalam sebuah lingkungan yang dirancang untuk menguji kemampuan setiap anggota detasemen RBS-70 mulai dari penembak, komandan hingga operator. 

Menggunakan AADS tersebut, kontingen TNI-AD berpartisipasi dalam skenario tempur arhanud udara yang sangat realistik. Pelaksanaan setiap skenario direkam, dan hasil kinerja seluruh anggota satbak dianalisa agar kinerja etus naik dengan setiap skenario. 

Tim Arhanud TNI-AD juga juga ditunjukkan cara untuk memproduksi dan merancang skenario mereka sendiri dengan menggunakan AADS, agar pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi mereka.

Tingkat keahlian ketepatan, kecepatan bidik dan kerjasama antar kelompok meningkat secara dramtis selama dua hari tersebut. Mereka mampu meningkatkan efisiensi sebagai komandan dan anggota satbak RBS-70 secara signifikan. 


Kelompok TNI-AD tersebut sangat terkesan dengan bagaimana AADS memungkinkan mereka meningkatkan keahlian mengoperasikan satbak arhanud buatan Swedia tersebut, sebagaimana juga keahlian dalam kesiagaan prioritisasi target dan situasi. “Sistem ini telah mengijinkan kami untuk melatih segala segi satbak rudal arhanud” kata KAPT Nahruddin, “karena sangat realistik dan sangat berharga dibandingkan dengan pelatihan simulator standar” tambahnya.
Tim Arhanud juga ambil kesempatan untuk melakukan pembahasan profesional terkait dengan penggunaan sistem rudal arhanud RBS-70 pada khususnya, dan hal-hal arhanud pada ummumnya dengan perwira dan bintara arhanud Angkatan Darat Australia. Selama satu minggu kontingen TNI-AD tinggal di mess perwira 16 ALR, dengnan pertukaran keahlian arhanud yang lumayan banyak atara pakar arhanud TNI-AD dan Angkatan Darat Australia. 


Disamping  AADS, kontingen TNI-AD juga diberi kesempatan untuk menggunakan Sistem Simulasi Pelatihan Senjata Weapons Training Simulation System (WTSS). Sistem simulasi persenjataan ringan tersebut digunakan untuk melatih personil Angkatam Darat Australia dalam cara menembak dan pemakaian senjata senapan dan senapan mesin.

 Kontigen TNI-AD melakukan beberapa latihan tembak dengan menggunakan F-88 Austeyr dan senapan mesin MAG 58. Latihan tersebut dilengkapi dengan pelaksanaan latihan skenario dimana petembak-petembak harus menampik serangan infantri terhadap sebuah posisi defensif. Mereka juga ikut olahraga militer dengan prajurit 16 ALR, termasuk menjalani halang rintang di atas kolam renang.

Namun kunjungan mereka tidak selalu diisi dengan pelatihan. Mereka juga menjalani beberapa kegiatan kultural, termasuk tamasya ke sebuah desa bersejarah bernama Hahndorf yang tidak jauh dari pangkalan 16 ALR di Woodside.

 Mereka juga mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat cagar alam Australia dengan kunjungan ke Cleland natural wildlife park. Kelompok tersebut sangat menikmati waktu berinteraksi dengan binatang-binatang khas Australia seperti kangguru, koala, emu dan wombat.

 Pada hari Jumat, Kontingen TNI-AD melaksanakan Sholat Jumat di mesjid tertua di Australia yaitu Central Adelaide Mosque, yang dibangun pada tahun 1888. Mereka juga diberi kesempatan menikmati budaya lokal Australia yaitu makan malam barbeque di sebuah pertanian khas Australia di Adelaide Hills. Mereka memasak barbeque dimana setelah itu mereka duduk mengelilingi api unggun dan menikmati roti dampa.

Sumber : Ikahan

IBU KOTA BANGUN PERTAHANAN MILITER

(grafik:http://ipll.manoa.hawaii.edu/)


Pemerintah DKI Jakarta berencana membangun ruang bawah tanah seluas 160 hektar dengan titik central di Monas yang akan terkoneksi ke Gambir serta sejumlah tempat lain. Ruang bawah tanah ini akan dijadikan: Pertokoan/ Mall serta tempat parkir. Menurut Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, proyek bangunan bawah tanah itu akan dimulai tahun 2014.

Di saat yang sama, Kementerian Pertahanan berencana menata ulang sistem pertahanan ibu kota negara, termasuk menyiapkan sejumlah skenario jika ibukota dalam bahaya/ mendapatkan serangan dari pihak asing. Untuk Wakil menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur DKI Jakarta untuk membahas penyelarasan pembangunan di DKI Jakarta dan strategi pertahanan nasional.

Tahun depan kita mau buat basement di Monas hampir 160 hektar. Fungsi pertahanan, strategi pertahanan ada di situ, tidak hanya parkir, jualan souvenir tapi ada strategi pertahanan,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2013).

Strategi pertahanan dari Kementerian Pertahanan akan diakomodasi dalam Detail Engineering Design (DED) pembangunan ruang bawah tanah di kawasan Jakarta Pusat.

Wakil menteri Pertahanan juga meminta kepada Jokowi untuk memfasilitasi dan mengakomodasi penempatan alutsista di titik strategis dalam suatu tata ruang pertahanan di Jakarta.

Bulan September, Oktober Kemhan akan menerima ratusan tank berat yang masuk Jakarta dan disebarkan di satuan operasional. Kita juga akan menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibukota, serta sejumlah pesawat tempur, puluhan tank amfibi. Alutsistaini supaya Jakarta tidak hanya nyaman, tetapi juga aman,” tutur Sjafrie.

Pemerintah DKI Jakarta juga akan membenahi akses jalan ke wilayah Kemayoran agar bisa dijadikan tempat pendaratan pesawat dalam keadaan darurat. Flyover yang ada di sekitar Kemayoran akan diganti dengan underpass/ bawah tanah. Demikian juga dengan jalan tol Jagorawi akan kembali difungsikan bisa didarati pesawat tempur. Terkait rencana itu, Pemerintah DKI Jakarta, akan mengganti flyover dan jembatan penyeberangan menjadi underpass, sepanjang jalan dari Jakarta menuju Tol Jagorawi.

Kedepannya, pihak pemerintahan atau swasta yang ingin membangun gedung di lokasi yang berhubungan dengan pertahanan keamanan, akan diatur oleh Pemprov DKI. ”Saat mereka minta IMB. Tidak saya beri IMB kalau tidak begini. Banyak sekali. Dan ini saya kira memang untuk kepentingan negara,” ujar Jokowi.
Tugu Monas Stasiun Gambir - Google Maps
Tugu Monas Stasiun Gambir

Jokowi berharap sistem pertahanan Jakarta seperti di Film Olympus Has Fallen. ”Itu lho kayak di Olympus Has Fallen. Ada terowongan yang kita tau kalau ada apa-apa harus ke mana,” ujar Jokowi.

Film Olympus Has Fallen mengkisahkan tentang Gedung Putih, di Washington DC yang diserang oleh sekelompok teroris yang awalnya menyamar sebagai tamu kenegaraan. Mendapat serangan itu, sistem keamanan Gedung Putih bereaksi dengan peralatan tempur yang canggih.

Gubernur Jakarta menjelaskan Jakarta sebagai ibukota negara harus memiliki skenario yang detail terkait pertahanan. Dia juga mengaku kaget dengan belum adanya sistem pertahanan yang mumpuni di Jakarta. ”Saya juga kaget. Kalau ada apa-apa lari ke mana, sembunyikan alat-alat perang di mana. Pertanyaan bagusnya memang kenapa baru sekarang,” ujar Jokowi sambil mengangkat bahu.

Jokowi sempat membandingkan Jakarta dengan Keraton Solo. “Keraton Solo ada kok terowongan, muat perahu, jadi kalau raja diserbu, lari ke mana juga sudah tahu. Bayangin, itu 300 tahun lalu,” lanjutnya.
Ketika di kejar tentang detil pangkalan militer di bawah Monas itu, Jokowi enggan menjawabnya. ”Strateginya seperti apa, ya tidak dikasih tahu dong, bisa bubar nanti. Namanya administrasi pertahanan negara, jadi harus aman,” kata Jokowi sambil tertawa.
Sumber : JKGR

ENAM PESAWAT TEMPUR F-16 AKAN MERIAHKAN HUT KEMERDEKAAN

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon saat keluar dari Shelter Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan latihan fly pass bergabung dengan pesawat Sukhoi, Kamis (8/8). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

12 Agustus 2013, Magetan: Sebanyak enam pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, yang akan memeriahkan peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana negara tinggalkan Home Basse menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (12/8).

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon tersebut akan bergabung dengan pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar untuk mengadakan latihan bersama/fly pass untuk memeriahkan HUT ke-68 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013 mendatang.

Keberangkatan pesawat F-16/Fighting Falcon dalam rangka latihan fly pass yang akan dilaksanakan kurang lebih satu minggu tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi 

SEGERA, 2013 KCR-60 PT. PAL AKAN PERKUAT TNI AL

Model Kapal Cepat Rudal 60 meter KCR 60 TNI AL
Model Kapal Cepat Rudal 60 meter KCR 60 TNI AL
PT PAL optimis, kapal pertama KCR-60 bisa diluncurkan tahun 2013 sesuai target waktu yang ditetapkan. Pihak PT PAL belum bersedia menyebut jenis rudal yang akan diinstal pada Kapal Cepat Rudal 60 meter ini. Menurut salah satu pejabat PT PAL, peluru kendali untuk KCR 60, diupayakan produk dari Negara Barat/Eropa. Namun dia belum bisa memastikan.
Wah…terkejut juga mendengar kabar tersebut, karena yang terbayang selama ini, rudal yang dipasang di KCR60 adalah C-705 buatan China, karena Indonesia dan China terlibat kerjasama pengembangan rudal tersebut. Ketika saya tanya lagi, apa jenis rudal dan buatan negara mana, orang tersebut menghindar.”Masih penjajakan”, tuturnya.
Jika benar rudal Eropa yang dipasang di KCR tersebut, tentu Armada tempur TNI AL, akan semakin menakutkan dan gahar. Kapal kecil tapi memiliki rudal yang mematikan.
Pada tahap awal, TNI AL memesan 3 unit KCR-60 yang ditargetkan selesai seluruhnya pada tahun 2014.  Harga kapal Rp 500 miliar/unit. Jika produk PT PAL dianggap bagus, TNI AL akan memesan 13 KCR60 tambahan, sehingga jumlah totalnya 16 KCR-60.

Proyeksi KCR-60
Apa sebenarnya proyeksi TNI AL atas kapal cepat rudal 60 meter ini ?. TNI AL menargetkan KCR-60 akan dilengkapi  sistem persenjataan  anti surface warfare (ASUW), anti air warfare (AAW), electronic warfare (EW), naval gun fire support (NGFS), dan anti submarine warfare (ASW).
Indonesia sangat membutuhkan banyak kapal perang sekelas KCR 60 karena merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. KCR 60 meter ditargetkan mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.
KCR-60 Mesir
Kapal Cepat Rudal 60 meter Mesir mengusung RAM Launcher (tampak di belakang kapal) dan 8 rudal RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II.
The Egyptian FMC is armed with eight RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II missiles. It can also carry a 76mm Super Rapid Gun, MK49 Rolling Airframe Missiles and CIWS Block 1B. (Photo:Boeing)
The Egyptian FMC is armed with eight RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II missiles. It can also carry a 76mm Super Rapid Gun, MK49 Rolling Airframe Missiles and CIWS Block 1B.
Melihat proyeksi yang ditujukan kepada KCR-60 tersebut, saya jadi teringat dengan kapal sejenis milik Mesir yang juga memiliki panjang 60 meter, persisnya 63 meter. Fast Missile Craft (FMC) Mesir merupakan kapal perang berukuran kecil yang modern dan mematikan.
Dengan model yang “siluman” FMC Mesir ini memiliki radar cross section yang kecil sehingga bisa menghindari radar lawan. KCR Mesir juga dilengkapi infrared suppression devices atau infrared signature suppression (IRSS)  untuk mengurangi kerentanan kapal dari sasaran IR guided anti-ship missiles kapal lawan. Kapal itu juga memiliki  radiated noise untuk seluruh frekuensi komunikasinya.
FMC ini memiliki kecepatan  34 knots dan dapat dipacu hingga 41 knots dalam kondisi muatan ringan. Awak kapal 38-4o peronel dan mampu berlayar hingga 15 hari.
Senjata utama FMC ini adalah 8 rudal Harpoon Block II dan  dilengkapi Oto Melara Super Rapid gun 76.2 mm sebagai senjata anti kapal permukaan dan pertahanan udara. Untuk mengatasi ancaman jarak jauh ataupun cruise missile, FMC Mesir dilengkapi Rolling Airframe Missiles (RAM) Mk 49 serta CIWS (Close-In Weapon System) Phalanx Block 1B. Senjata lainnya adalah M60 machine guns sebanyak 2 unit.
Rolling Airframe Missile (RAM) Launcher (photo:Raytheon)
Rolling Airframe Missile (RAM) Launcher.


Rolling Airframe Missile (RAM) merupakan misil supersonic dengan bobot yang ringan bersifat fire and forget dan bereaksi secara cepat untuk menangkis serangan rudal jelajah anti-kapal maupun ancaman asimetris dari udara maupun kapal permukaan, termasuk helikopter serta ancaman udara lainnya dan ancaman kapal permukaan.

Menurut Raytheon RAM ini sudah uji tembak sebanyak 300 kali dengan tingkat kesuksesan 95 persen. Salah satu ujicobanya adalah menangkis dua rudal jelajah yang datang sekaligus. Versi terbaru dari RAm ini adalah RIM 116 yang merupakan kerjasama AS dan Jerman.

Primary Function: Ship Self Defense. RAM Launcher Specifications
Above-Deck Weight: 11,432 lbs. (5,196 kg)
(Including Rounds)
Below-Deck Weight: 2,069 lbs (940 kg)
Working Circle: 129 in. / 3.28 m
Train: +380?
Elevation: ?25? to +80?
Missile Capacity: 21
Contractor: Raytheon.
Date Deployed: Mid-1993.
Propulsion: Solid-propellant rocket.
Length: 9.3 ft 2.82 m
Diameter: 5 inches (12.70 centimeters)
Wingspan: 17.5 in / 44.5 cm
Weight: 162 lbs. (73.5 kilograms)
Speed: Supersonic
Platforms: 
Amphibious Assault Ships (LHA/LHD)
Landing Platform Dock Ships (LPD)
Carriers (CVN)
Dock Landing Ships (LSD)
Littoral Combat Ship (LCS)

Warhead: 7.9 lbs. (explosive weight).


Empat unit fast missile craft (FMC) Mesir dikerjakan oleh Perusahaan VT Halter Marine yang bermarkas di Pascagoule, Mississippi, Amerika Serikat. Perusahaan VT Halter Marine memang telah banyak membuat kapal perang untuk AS, terutama untuk U.S. Coast Guard, US Navy dan American Bureau of Shipping. Kapal kedua dan ketiga diserahkan tahun 2013 ini, sementara kapal keempat pada tahun 2014.

Akankah KCR 60 produk Indonesia setangguh milik Mesir ?. Kita belum tahu. Tapi yang jelas, kapal perang dengan ukuran 60 meter pun, bisa mengusung senjata yang mematikan seperti Harpoon Block II maupun Rolling Airframe Missiles (RAM).

Seperti apa kira-kira spesifikasi dari KCR-60 Indonesia ?. 

Spesifikasi KCR-60:
  60 Meter Fast Missile Craft KCR-60M):
- Length Overall (LOA): 59.80 M
- Length waterline (LWL): 54.82 M
- Width: 8:10 M
- Height: 4.85 M
- Draft at full charge: 2.60 M
- Displacement: 460 Ton 

Speed at Beaufort Scale Sea State 2 and 1:
- Maximum speed 28 knots
- Cruising Speed 20 knots
- Economical Speed 15 knots

Armament systems
1 X 57 mm cannon Home
2 X 20 mm guns
2 X 2 surface anti-ship missile launchers (SSM)
2 X Decoy Launcher

Navigation
Have the resilience to navigate in all weather up to Sea State 6

Endurance at sea: 9 days
Cruising range: 2,400 nm at a speed of 20 knots
Accommodation: 43 people

KCR 60m is designed by considering the eligibility criteria of the sea as follows:
Patrol duties until the sea state 3
Operation of the weapon up to sea state 4
Penampakan KCR-60 tahun 2013
 
Kita berharap KCR-60 milik TNI AL nanti merupakan kapal yang benar-benar siap tempur karena kapal itu diciptakan untuk bertempur. Jika perlu jumlah kapal dikurangi, namun dilengkapi senjata mematikan seperti “KCR 60″ Mesir. 
Sumber : JKGR

PESAWAT TNI AU BUKAN UNTUK DIKOMERSILKAN

Desas-desus isu yang mengatakan bahwa warga sipil boleh ikut dalam penerbangan pesawat TNI AU dibantah pihak TNI AU. Mereka mengatakan bahwa yang boleh ikut penerbangan pesawat militer hanya keluarga dari anggota TNI. Sehingga tidak ada warga sipil yang boleh menumpang pesawat militer tersebut.
 
Seperti isu yang merebak kemarin (3/8) bahwa ada beberapa penumpang tertinggal pesawat komersil di bandara Sepinggan. Penumpang tersebut meminta bantuan kepada TNI AU untuk mengikutkan ke dalam penerbangan pesawat Boeing milik TNI AU tujuan Solo dan Surabaya, yang kebetulan akan transit di Balikpapan siang kemarin.
 
Namun hal tersebut dibantah oleh pihak TNI AU. “Tidak ada warga sipil yang ikut dalam penerbangan ini. Penumpang yang ada di sini (dalam pesawat) adalah keluarga dari anggota TNI AU yang ingin mudik lebaran. Warga sipil tidak diperbolehkan ikut penerbangan kecuali ada surat jalan dari komandan atau panglima,” ungkap Kepala Intel Bandara TNI AU Kapten Tommi Wahyu kepada Kaltim Post.
 
Tujuan pesawat militer ini datang ke Balikpapan adalah sebagian dari kegiatan patroli maritim alur laut Indonesia. Sebab, Balikpapan masuk dalam kawasan penjagaan dengan home base ada di Makassar. Sehingga pesawat militer sering melakukan transit di bandara Sepinggan. Seperti pesawat Hercules, Boeing 737-300, helikopter, dan beberapa pesawat tempur.
 
Salah satunya baru-baru ini 4 unit pesawat Sukhoi yang melakukan latihan di Balikpapan. “Nah, saat transit itu, keluarga TNI bisa ikut menumpang. Tapi mereka harus menyesuaikan jadwal pesawat. Karena tidak setiap hari pesawat tersebut ke Balikpapan dan tujuannya juga harus ikut jadwal pesawat,” jelas Tommi.
 
Ketika ditanya apa ada kemungkinan TNI AU kecolongan sehingga warga sipil bisa ikut dalam penerbangan TNI, Tommi menegaskan bahwa kemungkinan tersebut sangatlah kecil. “Karena kami melakukan dua kali pengecekan, yaitu pengamanan terbuka oleh POM AU dan pengamanan tertutup oleh Intel AU. Kemudian, sebelum naik pesawat kami memeriksa surat izin dari masing-masing penumpang.
 
Untuk itu, sangatlah kecil kemungkinan untuk kecolongan,” tegas Tommi. Tommi mengatakan kemampuan pesawat Boeing 737 ini bisa mengangkut 135 penumpang. Sedangkan untuk Hercules kurang lebih 100 orang. Kargo sendiri juga dibatasi pada penumpang Boeing berat kargo tidak boleh lebih dari 20 kg. Untuk jenis Hercules memang dikhususkan untuk mengangkut peralatan berat.
 
Anggota TNI dan keluarga yang menumpang pesawat ini juga tidak dikenakan biaya penerbangan. Sayang, beberapa personel TNI AU melarang fotografer mengambil gambar suasana penumpang di Base Ops pangkalan TNI AU. Beberapa kali fotografer koran ini berusaha menjepret, namun personel TNI AU tadi terus melarang dan meminta untuk tidak memotret.

Sumber : Kaltimpost

TIGA LANGKAH BESAR MOELDOKO BILA JADI PANGLIMA TNI

Jenderal Moeldoko yang kini dicalonkan jadi Panglima TNI mengajukan langkah dramatis untuk melampaui capaian militer negara ASEAN. Langkahnya adalah: mengurangi jumlah personil, memperkuat alutsista modern, dan mengoptimalkan kekuatan cyber. 

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengaku sudah mendengar pemikiran tentang sistem pertahanan negara dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko yang kini dipromosikan jadi calon Panglima TNI. Penjelasan Moeldoko disampaikan kepada Priyo saat perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta.
Priyo mengaku tak sengaja berada satu pesawat dengan Moeldoko dalam perjalanan dari Yogyakarta, Rabu (31/7). Kesempatan itu dimanfaatkan Priyo untuk menggali pemikiran Moeldoko.
"Ada hal yang saya merasa sangat apresiasi, ialah ke depan perlu kita tata postur TNI kita yang semakin efektif dan efisien. Perlu dikurangi jumlah personilnya, tidak membengkak seperti sekarang ini," ujar Priyo Budi Santoso di Jakarta, Jumat (2/8).
Saat ini prajurit TNI berjumlah 500 ribu personil. Sedangkan peralatannya sudah kalah canggih ketimbang Singapura dan Malaysia. Karena itu, Moeldoko mengusulkan langkah dramatis untuk melampaui capaian militer negara ASEAN. Yakni, menekankan pembangunan angkatan perang yang kuat dengan didukung alutsista modern dan memanfaatkan teknologi cyber.
Priyo setuju dengan konsep itu. Apalagi reputasi Moeldoko tak perlu diragukan lagi. Ia berharap Moeldoko disepakati Komisi I DPR untuk menjadi Panglima TNI yang baru. Jejak rekam Moeldoko sebelum posisi sekarang adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Kasdam Jaya, Panglima Divisi I/Kostrad, Pangdam Tanjungpura, Pangdam Siliwangi, dan Wakil Gubernur Lemhannas.

Sumber : Jurnamen

PRODUK PT. DI MAHAL KARENA KENA PAJAK BARANG MEWAH

BUMN industri penerbangan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengaku harus menjual lebih mahal produknya kepada pihak swasta atau instansi di luar TNI/Polri dalam negeri. Alasannya karena setiap pembelian pesawat dan helikopter buatan PT DI oleh kena Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM). 

Peraturan ini membuat instansi pemerintahan di luar TNI/Polri atau perusahaan swasta Tanah Air harus membayar 50% lebih mahal dari harga seharusnya yang dijual PT DI.

"Betul kita ada kelemahan kalau jual di dalam negeri di instansi pemerintahan non TNI/Polri atau ke airlines. Ini ada PPn BM. Ini diatur UU, besarannya 50%," ucap GM Marketing Dirgantara Indonesia Arie Wibowo  Selasa (30/7/2013).

Misalnya Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan membeli 2 unit helikopter tipe AS-365N3+ Dauphin ke PT DI. Basarnas wajib membayar PPn BM hingga 50% ketika membeli helikopter ke PT DI, padahal kalau Basarnas membeli helikopter di luar negeri harga jauh lebih terjangkau karena tidak harus membayar pajak barang mewah.

"Kita jual 2 buah heli ke basarnas. Basarnas wajib bayar PPn BM senilai 50% dari harga heli. Itu sama saja bayar 1 heli untuk beli 2 heli. Jadinya Basarnas kalau beli di PTDI mahal," terangnya.

Ia mencontohkan harga pesawat CN295 untuk versi standar dijual US$ 39 juta per unit. Ketika pesawat ini dibeli oleh maskapai dalam negeri, pihak maskapai harus membayar lebih mahal menjadi US$ 58,5 juta per unit karena adanya PPn BM.

Kondisi ini membuat pelanggan asal dalam negeri lebih memilih membeli dari impor atau dari para pemasok produsen pesawat dan helikopter dunia. Padahal secara kualitas pesawat dan helikopter yang dibuat dan dirakit pada pabrik PT DI yang terletak di Bandung Jawa Barat tidak kalah bersaing.

"Misal Lion Air, Sriwijaya beli di PT DI jadi mahal kalau mereka pengadaan pesawat lewat luar negeri mereka nggak dikenakan PPnBM. Ini kontradiksi. Jadi animo beli pesawat di PT DI rendah karena pajak," jelasnya.

Ia pun berharap pemerintah melalui Kementerian Keuangan dapat merevisi pengenaan PPnBM untuk produk-produk strategis karya BUMN Indonesia. Hal ini jika diterapkan bisa meningkatkan daya saing produk PT DI di pasar dalam negeri.

"Jadi kita jual lebih banyak ke luar negeri karena aturan PPnBM. Paling kalau jual ke luar negeri kena PPh saja. Sementara pasar dalam negeri jauh lebih besar daripada luar negeri tapi dengan aturan ini (PPnBM) jadi sulit," tegasnya.


Sumber : Detik

CHINA SIAP BANTU INDONESIA KEMBANGKAN PROGRAM ANTARIKSA NASIONAL

Pemerintah China mengaku siap bermitra dengan Indonesia untuk mengembangkan program antariksa tanah air. Bahkan mereka telah berbicara dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terkait rencana pengembangan proyek tersebut. 

Hal itu diungkap Duta Besar China untuk Indonesia, Liu Jianchao, yang ditemui VIVAnews semalam, Selasa 30 Juli 2013 di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Liu menyebut pembicaraan yang dilakukan terkait dengan data-data yang diperoleh selama kapal luar angkasa mereka mengudara. 

"Kami sudah bertemu dengan perwakilan LAPAN dan membicarakan soal temuan dan data yang kami peroleh selama mengudara di luar angkasa, khususnya yang menggunakan kapal Shenzou-9 karena waktu itu turut membawa modul Tiangong 1," kata Liu. 

Kendati saat ini bidang antariksa Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pesatnya perkembangan yang telah dicapai Negeri Tirai Bambu, namun Liu tetap optimistis satu saat Indonesia dapat melakukan hal serupa. Tetapi Liu menyadari untuk mengembangkan program antariksa dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lama. 

"Anggaran yang diperlukan untuk mengembangkan bidang ini sangat mahal dan perlu dilakukan perlahan. China pun dulu juga begitu. Kami memulai program antariksa pertama di awal tahun 1970-an," kata Liu berbagi cerita. 

Masih menurut Liu, saat itu China memulai program antariksa dengan meluncurkan sebuah kapal luar angkasa yang membawa satelit kecil ke luar bumi. Usai berhasil dengan misi pertama, Pemerintah China kemudian terus mengembangkan proyek tersebut. 

"Saya optimistis astronot Indonesia juga dapat menyamai kehebatan astronot China, begitu pun juga dengan program luar angkasanya," ucap dia. 

Dalam kesempatan itu, VIVAnews diberikan penjelasan singkat mengenai cara kerja kapal luar angkasa Shenzou-9 yang membawa modul Tiangong 1. Pesawat itu diluncurkan pada Juni tahun 2012 kemarin. Saat meluncur ada tiga awak astronot yang terdiri dari dua astronot pria dan satu wanita. Mereka adalah Jing Haipeng, Liu Wang dan Liu Yang. 

"Kapal ini terdiri dari dua kompartemen. Saat mereka berada di luar bumi, maka kompartemen ini akan terpisah. Namun sebelumnya para astronot akan pindah ke kompartemen bagian bawah, sementara kompartemen bagian atas akan tetap berada di orbit selama beberapa tahun," papar Liu yang memberikan penjelasan kepada VIVAnews soal sistem kerja pesawat luar angkasa itu. 

Misi yang dibawa oleh kapal Shenzou-9 yakni untuk penelitian demi perkembangan ilmu pengetahuan manusia di bumi. Sejauh ini beberapa bidang seperti pertanian, teknik, dan kesehatan ikut diuntungkan melalui proyek luar angkasa China. 

Menurut laman Forbes Juni 2013, Pemerintah China secara resmi meluncurkan program luar angkasa pada tahun 1958. Namun Beijing kali pertama meluncurkan satelit yang mengorbit di bumi tahun 1970. 

Misi berawak pertama mereka pertama kali diluncurkan tahun 2003 silam. Sementara Indonesia sebenarnya telah mengenal satelit, yakni Palapa tahun 1976. 

Bahkan tahun 1985, Indonesia hampir saja menerbangkan astronot pertamanya yakni Pratiwi Soedarmono. Namun sayang, rencana itu gagal usai musibah meledaknya pesawat ulang alik Challenger. 

Sumber : Vivanews

Ada Udang Di Balik Apache...?


JAKARTA : Seperti sudah bisa ditebak, kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat ke Indonesia membawa kabar baik. Seusai pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, diumumkan pula kesepakatan penjualan helikopter AH-64E Apache Guardian kepada Indonesia. Nilai penjualan pun melorot drastis menjadi 500 juta dollar, dari sebelumnnya 1,4 Milyar dollar sesuai pengumuman DSCA. Bahkan disebutkan pula, harga tersebut mencakup radar Longbow serta pelatihan.

Kehadiran Apache seri paling mutakhir ini tak pelak akan menambah kemampuan TNI-AD, khususnya Penerbangan TNI-AD. Sebelumnya, untuk tugas serang TNI-AD mengandalkan heli Mi-35P serta NBO-105. Kita patut berbangga hati dalam hal ini tentunya. 


Namun demikian, ada sedikit hal yang agak janggal. Seperti dalam laporan Startribune, Indonesia disebutkan telah setuju berdiskusi untuk memperbolehkan Amerika Serikat mencari jenazah prajurit AS yang gugur semasa Perang Dunia ke-2, di perairan serta daratan Indonesia. Menurut penilaian ARC, hal ini agak janggal. Pasalnya AS belum pernah secara aktif mencari jasad prajuritnya yang gugur di perang Korea atau Vietnam. Jika pun mencari, itu atas desakan komunitas tentara AS

Bukan tidak mungkin, 'pencarian' yang dilakukan di perairan dan daratan Indonesia justru digunakan untuk hal lain. Memetakan perairan Indonesia untuk operasi kapal selam atau mendata pantai mana saja yang cocok untuk pendaratan amfibi misalnya. Lagi pula, kebanyakan prajurit AS bertempur di kawasan timur Indonesia. Tak perlu lah kami sebutkan ada apa di Timur Indonesia. Para pembaca yang budiman tentu sudah bisa menebaknya. 

Akan tetapi, semoga saja itu semua tidak benar, dan Amerika memang jujur ingin mencari jasad prajuritnya. Seandainya pun disepakati, semoga saja perwira penghubung dari TNI bisa sigap dan mawas. Di sisi lain, dalam pertemuan tadi juga disepakati, Indonesia dan Amerika akan menjadi tuan rumah bersama untuk ADMM Plus, dalam kegiatan Counter Terrorism Exercise (CTX), yang akan berlangsung pada tanggal 9-13 September 2013 mendatang di Kawasan IPSC Sentul, Bogor. Latihan bersama yang melibatkan 18 negara ini adalah pertama yang pernah dilaksanakan di Kawasan Asia Pasifik. Menhan Purnomo Yusgiantoro berharap Menhan Chuck Hagel dapat hadir untuk menyaksikan latihan bersama ini.
Sumber : Dunia Militer

Indonesia Resmi Tandatangani Pembelian 8 Helikopter Apache

 
 
JAKARTA : Amerika Serikat akan menjual delapan helikopter serbu jenis Apache ke Indonesia dengan kesepakatan penjualan senilai US$ 500 juta atau setara Rp 5,4 triliun. Pembelian helikopter dalam bentuk paket, termasuk radar, pelatihan serta pemeliharaan. 
 
Kesepakatan penjualan senjata disampaikan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (26/8). "Kami sedang merinci lebih lanjut pengiriman dan waktu pelatihannya dari sekarang," kata pejabat yang enggan disebut namanya. 
 
Informasi penjualan helikopter jenis Boeing AH-64E Apache tersebut disampaikan saat kunjungan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel ke Jakarta. Ia mampir ke Jakarta dalam rangka kunjungannya ke empat negara selama sepekan di Asia Tenggara, dimulai dari Malaysia pada Sabtu kemarin. 
 
"Menyediakan Indonesia helikopter berkelas dunia adalah contoh dari komitmen kami untuk membantu membangun kemampuan militer Indonesia," terang Hagel kepada wartawan 
 
 Apache Akan Tiba Mulai Oktober 2014

 
Kementerian Pertahanan menegaskan pembelian delapan unit helikopter serang Apache AH-64 berjalan dengan lancar. Kementerian juga meyakinkan bahwa pembelian helikopter serang ini tidak ada intervensi dari negara penjual, Amerika Serikat, dalam penggunaannya kelak. 
 
"Tidak ada, dalam kebijakan kami membeli alutsista tidak boleh ada syarat pendektean penggunaan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan saat ditemui usai menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Charles Hagel, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2013. 
 
Begitu pula pengakuan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Menurut dia, dalam nota perjanjian pembelian yang dia tandatangani tidak ada paksaan Amerika Serikat dalam penggunaan Apache. 
 
Dia pun berjanji tak ada materi serupa dalam detil kontrak yang bakal disusun secepatnya. Sayang, Purnomo tak mau menyebutkan isi klausul kontrak yang akan diajukan Indonesia. "Yang jelas dalam kontrak itu ada klausul waktu pembayaran dan pengiriman." 
 
Selain itu, Purnomo juga menyebut pembelian helikopter serang Apache satu paket dengan pelatihan pilot. Sejumlah penerbang helikopter TNI Angkatan Darat nantinya akan dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti serangkaian pelatihan menerbangkan Apache. 
 
Dalam pembelian ini, dia melanjutkan, Indonesia juga akan menerima sejumlah senjata yang bisa dipasangkan ke Apache. "Detil senjatanya pihak TNI AD yang tahu," kata Purnomo. 
 
Mengenai besaran harga pembelian delapan unit helikopter Apache, baik Purnomo dan Sjafrie tutup mulut. Wakil Menteri Sjafrie Sjamsoeddin hanya menyebut pembelian menggunakan duit negara melalui mekanisme peminjaman. "Nanti efektif proses pengirimannya Oktober 2014," kata Sjafrie. 
 
Sebelumnya, pengamat militer Rizal Dharma Putra menyebut ada beberapa resiko membeli alutsista milik Amerika Serikat. Resiko itu mulai dari embargo suku cadang dan senjata, hingga intervensi penggunaan alutsista. 
 
Amerika Serikat melarang penggunaan alat perang mereka untuk operasi militer lokal. Sebagai contoh pesawat OV-10 Bronco Indonesia yang merupakan hibah dari Amerika Serikat tak boleh digunakan dalam operasi militer di Aceh beberapa tahun lalu.
 
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner