Jerman, (tvOne)
Guna modernisasi peralatan militer Indonesia, Kementerian pertahanan RI telah memesan sejumlah alutista terbaru buatan Perancis, Spanyol dan Jerman.
Dalam kunjungan selama sepekan di Eropa (17-25 September 2012) tim HLC atau High Level Committee sebagai pengawas proses peremajaan alutsista, telah bertemu dengan sejumlah produsen senjata dan alat pendukung militer, disamping mengadakan berbagai kunjungan ke pabrik mereka, guna melihat perkembangan produksi alat militer yang telah dipesan.
High Level Committee yang diketuai Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ini terdiri dari lintas instansi yaitu Kementrian Pertahanan, TNI, Kementrian keuangan, Bappenas, BPKP juga unsur Perbankan dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP)
Kepada tvOne, Sjafrie Sjamsoeddin yang memimpin delegasi RI tersebut menegaskan bahwa perjalanan ke Eropa tersebut merupakan bagian dari tugas HLC untukmelaksanakan inspeksi, “Bagaimana skema produksi, bagaimana skema pembayaran, yang ditujukan modernisasi peralatan militer itu, sesuai dengan target waktu dan target produksi, serta didukung dengan pembiayaan yang direncanakan”.
Di Spanyol, tim HLC mengadakan serah terima dua pesawat transport militer CN 295 (Sevilla 19 September 2012). Dari 9 yang dipesan, 7 sisanya akan diproduksi bersama antara Airbus Military dan PT. Dirgantara Indonesia. Rencananya, tahun ini pesawat ketiga akan rampung, Tiga berikutnya pada akhir tahun 2013 dan sisanya akhir tahun 2014.
Pemesanan senilai total 325 juta dollar Amerika ini termasuk pengadaan suku cadang,training pilot,training unsur pendukung, ground handling hingga pengiriman ke Indonesia.
Pesawat-pesawat ini akan menjadi bagian dari skuadron dua TNI Angkatan Udara, yang merupakan penggati dari pesawat Fokker 27 yang telah di non aktifkan. Pesawat ini dapat mengangkut beban sekitar 9 ton atau sekitar 70 penumpang. Pesawat ini akan digunakan juga dalam penanggulangan bencana, evakuasi dan bantuan kesehatan. Hal ini dimungkinkan karena untuk take off dan landing, pesawat generasi lanjutan dari CN 235 ini hanya membutuhkan landasan sepanjang enam ratus meter. Dua pesawat pertama akan hadir pada peringatan hari ABRI 5 Oktober di Jakarta.
Di Jerman, tim HLC mengadakan inspeksi pada produksi pesawat latih yang diproduksi oleh Grob. TNI Angkatan Udara. Pesawat ringan propeller dua seat ini akan digunakan oleh TNI AU melatih para penerbang muda di Jogjakarta. 18 unit pesawat yang rencananya akan rampung pada akhir tahun 2013 ini telah lama diproyeksikan menggantikan pesawat latih AS 202 Bravo yang telah lawas.
Setelah mengikuti flight test, disela sela kunjungan pabrik pesawat itu yang terletak di Selatan Jerman , Aslog KASAU Marsda TNI Johnny F Pandapotan Sitompul mengaskan bahwa HLC tidak salah pilih lah untuk memilih pesawat jenis Grob untuk menggantikan AS 202 Bravo, “karena performance dan manuver ability yang kita butuhkan ada disini, sehingga kita bisa mendapatkan pilot handal“.
Dengan mesin Rolls Royce berkekuatan besar, pesawat ini mampu melatih berbagai manuver aerobatik. Kecepatannya mencapai 220 knot, mampu terbang hingga 25,000 kaki dan dapat terbang hingga 6 jam non stop. Proyek senilai 72 juta Dollar AS ini telah memasuki proses produski . 6 unit pesawat latih jenis G120 TP ini sudah dalam proses perampungan.
Sementara itu, 103 unit Main Battle Tank Leopard 2 senilai 280 juta Dollar Amerika plus 50 unit tank Marder masih membutuhkan waktu dalam finalisasi penandatanganan kontrak dengan produsen Rheinmetall , Jerman.
Tiga unit Light Frigate dengan paket persenjataan lengkap untuk Angkatan Laut buatan Lurssen Jerman, saat ini tengah memasuki tahap negosiasi.
Mengakhiri perjalanan di Eropa dengan mengunjungi Perancis, tim HLC mengunjungi sejumlah pabrikan senjata. Dari negara ini, Indonesia memesan peralatan Arteleri Medan berupa kanon atau Howitzer Caesar 150mm sebanyak 2 batalyon unit buatan Nexter, Perancis. Meriam caliber besar ini akan digunakan untuk perthanan Angkatan Darat.
Dengan bujet sekitar 141,72 juta Dollar Amerika, perlengkapan militer ini juga direncanakan akan hadir pada peringatan HUT ABRI 5 Oktober mendatang.
Indonesia juga memesan 8 unit roket peluru kendali Mistral sebagahi Arteleri pertahanan udara yang terintegrasi pada Renault Serpha buatan MBDA. Alat ini bertujuan untuk menembak pesawat atau helikopter dengan jarak 6 km dari darat ke udara. Bujet yang dialokasikan untuk alat ini sekitar 270 juta dollar Amerika.
Pemerintah RI telah mengalokasikan dana sekitar Rp 150 triliun dalam peremajaan alutsista hingga akhir tahun 2014.
0 komentar:
Posting Komentar