Galangan kapal PT Lundin sedang menyiapkan mengirimkan kapal pengganti KRI Klewang Angkatan Laut Indonesia yang habis terbakar empat tahun lalu, ujar CEO perusahaan tersebut.
John Lundin mengatakan kepada Shephard bahwa perusahaannya dalam jadwal untuk menyerahkan kapal trimaran 63 m baru akhir tahun depan, dengan kemajuan pembangunan telah mencapai lebih dari 30% di fasilitas Banyuwangi, Jawa Timur.
Dibangun dengan bahan komposit modern, KRI Klewang direncanakan menjadi fast attack craft, yang menggabungkan 4-8 rudal anti kapal dengan fitur siluman yang mengurangi pantulan radar dan jejak panas.
Tidak lama setelah dikirim pada tahun 2012, KRI Klewang terbakar dan hancur. Meskin penyelidikan dari beberapa tim telah dilakukan yang fokus pada struktur komposit kapal, penyebab utama kebakaran masih belum diketahui.
“Setelah kecelakaan itu, kami telah melakukan beberapa re-evaluasi dan penilaian, tapi kami berharap bisa meluncurkannya tahun depan,” ujar Lundin. “Tentu saja, orang memiliki beberapa kekhawatiran tentang komposit setelahnya, itu sebabnya kami memulai beberapa proyek penelitian.”
PT Lundin telah bekerja dengan laboratorium penelitian Indonesia untuk mendapatkan persetujuan solusi baru yang disebut sebagai “self-extinguishing resin”, yang merupakan komponen dari bahan komposit. “Kinerja jauh lebih baik dari aluminium,” jelas Lundin.
Laporan terbaru menunjukkan Indonesia telah memotong dana untuk proyek ini, dan integrator sistem misi utama Saab –yang rencananya akan menyediakan CMS kapal, senjata dan sistem radar –juga telah menarik diri dari proyek tersebut.
Lundin tidak bisa menjelaskan alasan penarikan Saab dari proyek ini. Dia mengatakan kapal pertama bisa menjadi demonstrator teknologi, namun menegaskan kembali bahwa proyek itu secara keseluruhan tidak dibatalkan.
Integrasi baru CMS dan sistem senjata akan ditentukan oleh Angkatan Laut Indonesia, dengan pilihan potensial untuk rudal anti kapal, menjadi C-704 China, RBS-15 Saab, Kongsberg Naval Strike Missile dan Exocet MBDA.
Ketertarikan kapal siluman tidak terbatas pada Indonesia, kata Lundin, beberapa negara menunjukkan minat untuk ‘light missile boats’, yang lebih kecil dan lebih murah dari pada kapal tradisional. Kapal ini sangat cocok untuk operasi seperti kontra pembajakan di perairan pesisir. Kapal dapat membawa satu unit RHIB 12 m, cukup besar untuk 10 orang pasukan pendarat.
Sumber : Shephardmedia.com
0 komentar:
Posting Komentar