Tidak ingin terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan penjualan 26 ribu senapan serbu kepada Polisi Filipina. Langkah ini merupakan bentuk penentangan AS atas kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang melakukan pembantaian massal terhadap orang-orang yang diduga terlibat dengan narkoba.
Seorang senator Partai Demokrat yang tergabung dalam Hubungan Luar Negeri Ben Cardin mengatakan, AS siap menerima risiko apapun dari Filipina terkait dengan penghentian penjualan senapan serbu tersebut. AS juga mengkawatirkan senjata yang dijual digunakan unutk melakukan pembantaian terhadap para pelaku narkoba.
Menanggapi kebijakan pemerintah AS, Duterte menyatakan tidak peduli. Filipina akan membeli senjata dari “teman baru” Rusia dan China.
Sumber : okezone
0 komentar:
Posting Komentar