Eurofighter menawarkan versi terbaru dari pesawat Typhoon untuk program penggantian F-5 Indonesia, lengkap dengan radar Captor-E ‘e-scan’. Pesawat ini bisa mengangkut rudal Storm Shadow long-range stand-off attack missile dan Brimstone 2 precision-attack weapon, yang keduanya sebagai rudal anti kapal, di saat integrasi rudal anti kapal Marte 2 disiapkan. Sementara untuk urusan udara ke udara disiapkan rudal Meteor dan ASRAAM / Iris-T.
Dengan senjata ini, dan dengan teknologi sensor gabungan yang canggih, Typhoon dapat melakukan operasi swing-role, di mana pilot mampu beralih operasi dengan cepat antara perang perang udara-ke-udara menjadi udara-ke-permukaan dan kembali lagi, sesuai yang diperlukan. Kemampuan ini telah dibuktikan oleh Typhoon dalam pertempuran, dan dipandang oleh Eurofighter sebagai pertimbangan penting bagi Indonesia.
Airbus merupakan perusahaan yang berinisiatif melakukan kampanye penjualan Eurofighter di Indonesia, mewakili unsur Jerman dan Spanyol dari konsorsium empat negara pembuat Eurofighter. Airbus memiliki sejarah kerjasama industri selama 40 tahun bersama dengan PT DI, dimulai dengan produksi helikopter Jerman Bo 105 dan terus tumbuh dengan memproduksi helikopter baru jenis Eurocopter. Puncaknya adalah kerjasama dalam membangun pesawat angkut C212 dan C295 dan pengembangan bersama pesawat CN235.
Kolaborasi ini telah menghasilkan 600 pekerjaan teknologi tinggi yang diciptakan di Indonesia, dan Airbus melihat proses operasi industrial bersama terhadap pesawat Typhoon merupakan langkah logis berikutnya. Perusahaan telah mengusulkan pembentukan jalur perakitan akhir, mungkin bergerak dari line Spanyol di Getafe ke PT DI di Bandung, yang juga akan memproduksi komponen.
Lebih penting adalah transfer teknologi untuk kedua sistem dan teknik produksi ke Indonesia, kata Airbus. Ini tidak hanya akan membantu membawa lebih banyak perusahaan lokal ke dalam rantai pasokan untuk produk Airbus, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan teknologi tinggi, tetapi juga membantu industri Indonesia dalam memenuhi komitmen pembangunan program pesawat tempur IF-X yang dilakukan dengan Korea Selatan. Typhoon sendiri adalah program pengembangan, dimana industri Indonesia bisa memberikan kontribusi, dengan roadmap pengembangan yang direncanakan setidaknya sampai 2040.
Sumber : Janes.com
0 komentar:
Posting Komentar