WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berencana untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk meredakan ketegangan hubungan antara kedua negara. Sebelumnya, Arab tidak menyukai kebijakan AS terkait program nuklir Iran.
"Obama mempersiapkan kunjungan dan menemui Raja Abdullah. Ini mengenai masalah hubungan yang memburuk dan rasa percaya yang sudah mulai memudar," ujar seorang pejabat tinggi Arab Saudi, seperti dikutip The Wall Street Journal, Sabtu (1/2/2014).
"Obama mempersiapkan kunjungan dan menemui Raja Abdullah. Ini mengenai masalah hubungan yang memburuk dan rasa percaya yang sudah mulai memudar," ujar seorang pejabat tinggi Arab Saudi, seperti dikutip The Wall Street Journal, Sabtu (1/2/2014).
Namun pihak Gedung Putih belum mengkonfirmasi rencana pertemuan tersebut. Kedua negara adalah sekutu dekat 1931 silam dan AS selalu bertindak sebagai pelindung militer Arab Saudi, sementara Arab Saudi menjadi pemasok utama minyak ke Negeri Paman Sam.
Tetapi hubungan kedua negara tidak selalu berjalan mulus. Dalam ketegangan terbaru terungkap bahwa keluarga Kerajaan Arab Saudi mengancam untuk merusak hubungan bilateral dengan AS.
Ancaman itu ditujukan atas sikap AS yang tetap diam dalam masalah di Suriah. Selain itu, kemungkinan perbaikan hubungan AS dengan Iran, membuat marah Arab Saudi. Selama ini, Arab Saudi dan Iran dikenal sebagai musuh bebuyutan di Timur Tengah.
Arab Saudi yang berhaluan Sunni dan Iran yang Syiah, telah menimbulkan ketegangan sektarian di Timur Tengah. Terlebih lagi dengan posisi Suriah yang juga sekutu terdekat Iran, makin membuat kesal Arab Saudi atas kebijakan luar negeri AS saat ini.
Menurut pejabat yang diwawancarai oleh The Wall Street Journal, Raja Abdullah akan meminta kejelasan dari Obama, mengapa dirinya memutuskan untuk menolak serangan udara terhadap Suriah. Bagi Arab Saudi, sikap Obama ini justru memperkuat kedudukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang dianggap sebagai biang krisis di Suriah.
0 komentar:
Posting Komentar