Select Language

Sabtu, 22 Februari 2014

China Akan Bangun Pelabuhan Militer di Hong Kong

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) akan segera memiliki pelabuhan militer sendiri di Hong Kong. Direncanakan sejak tahun 1994, akhirnya pemerintah Hong Kong menyetujui pembangunan pelabuhan PLA di dekat Pelabuhan Victoria.

Diberitakan Telegraph yang mengutip stasiun berita CCTV, Senin 17 Februari 2014, Dewan Perencana Kota Hong Kong Jumat pekan lalu telah menyetujui pembangunan pelabuhan PLA di distrik pusat kota. Pelabuhan militer PLA ini telah direncanakan pembangunannya sejak tahun 1994, tiga tahun sebelum Hong Kong dikembalikan ke China oleh pemerintah kolonial Inggris.

Pembangunan pelabuhan seluas 2.970 meter persegi ini akan dilakukan setelah mendapatkan lampu hijau dari anggota dewan di Hong Kong.

Namun rencana ini memicu penolakan dari rakyat Hong Kong. Alasannya bukan politik, melainkan tata kota yang akan semrawut. Mereka khawatir akses bebas ke Pelabuhan Victoria akan tertutup jika lokasi itu diperuntukkan bagi militer.

Media Hong Kong South China Morning Post memberitakan, lebih dari 19.000 warga telah menyampaikan komentar publiknya pada dewan tata kota sejak Februari lalu. Saat itu, pemerintah Beijing memasukkan proposalnya untuk mengubah zona wilayah tersebut.

Hanya 20 komentar yang mendukung pembangunan pelabuhan militer, sisanya menolak.

Sejak berpisah dengan koloni Inggris, Hong Kong dijanjikan otonomi penuh oleh China daratan, yang dikenal dengan kebijakan "satu negara dua sistem".  Namun belakangan, ketidakpuasan muncul di kalangan warga Hong Kong, terutama masalah penghidupan dan reformasi politik.

Survei yang dilakukan Universitas Hong Kong Juli tahun lalu menunjukkan, hanya 33 persen warga Hong Kong yang bangga menjadi bagian dari China. Jumlah ini terkecil sejak survei tahun 1998.

Kontroversi pembangunan pelabuhan militer di Hong Kong menyeruak ke publik setelah seorang aktivis pro-kemerdekaan menerobos ke barak militer di Hong Kong dan mengibarkan bendera kolonial, menuntut PLA hengkang. Lima orang ditahan karena insiden ini.

Bulan lalu, media corong pemerintah komunis China, Global Times, menuduh Amerika Serikat dan Inggris yang menyulut oposisi di Hong Kong. Tabloid ini juga menegaskan bahwa aktivis Hong Kong harus tahu diri.

"Kelompok pro-demokrasi Hong Kong telah menikmati kebebasan mereka, tapi sekarang mereka harus tahu di mana posisi mereka," tulis Global Times.
Sumber :viva.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner