Select Language

Sabtu, 15 Februari 2014

Presiden Filipina Samakan Pemerintah Tiongkok dengan Rezim Nazi Hitler

Manila - Presiden Filipina, Benigno Aquino membandingkan upaya Tiongkok untuk menguasai wilayah sengketa di Laut China Selatan dengan cara-cara rezim Nazi di Jerman pada masa Perang Dunia II.
Filipina menuding Tiongkok menjadi semakin agresif dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketika negara itu mengklaim hampir keseluruhan wilayah Laut China Selatan.
"Pada titik mana Anda akan mengatakan 'cukup sudah'? Dunia harus mengatakanya - ingat bahwa Sudetenland diserahkan untuk memuaskan Hitler, untuk mencegah Perang Dunia II," kata Aquino
dalam wawancara dengan New York Times di Manila, Selasa (4/2).
Aquino mengingatkan dunia pada kegagalan para pemimpin Eropa untuk membantu Cekoslovakia, ketika Jerman yang ketika itu dipimpin Hitler, merebut wilayah selatan negara itu di 1938.
Komentar Aquino itu disampaikan setelah sekitar dua pekan lalu Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, membandingkan hubungan Tiongkok-Jepang dengan situasi di Eropa jelang Perang Dunia I.
Jepang dan Tiongkok sedang berebut wilayah kepulauan di Laut China Timur. Dalam beberapa kesempatan kapal militer keduanya pernah berhadap-hadapan di wilayah itu.
Tiongkok juga mengklaim wilayah perairan Laut China Selatan, salah satu perairan paling strategis karena merupakan jalur perdagangan dunia dan diyakini kaya akan minyak dan gas.
Klaim Tiongkok di Laut China Selatan itu ditentang oleh Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan yang juga mengklaim menguasai wilayah itu.
Adapun Tiongkok terus meningkatkan keberadaan militernya di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu memicu ketegangan diplomatik dengan negara-negara Asia Tenggara.
Tahun lalu Filipina menggugat Tiongkok di mahkamah Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait konflik wilayah itu. Tetapi Tiongkok menolak terlibat dalam proses hukum tersebut.
Akan tetapi Aquino juga mengakui bahwa Filipina, yang punya kemampuan militer paling lemah di Asia Tenggara, tidak akan menyerahkan satu jengkal pun wilayahnya kepada Tiongkok. Karenanya dia membutuhkan bantuan asing.
"Jika kami mengiyakan sesuatu yang kami yakin salah, apa jaminan bahwa kekeliruan itu tidak akan bertambah besar dan melewati batas?" ujar Aquino.
"Anda mungkin digdaya, tetapi itu tidak serta merta membuat Anda benar," imbuh dia di akhir wawancara.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner