Select Language

Minggu, 16 Februari 2014

Kapal Selam Kilo, Kebutuhan Mendesak Indonesia

Kapal Selam Kilo Rusia
Kapal Selam Kilo Rusia
Jakarta. Komisi I DPR menyetujui tawaran penjualan kapal selam kelas kilo dari pemerintah Rusia. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan keinginan Indonesia untuk melirik tawaran kapal selam dari Rusia, bertujuan untuk meningkatkan keamanan Indonesia terutama di wilayah laut. “Saya juga sudah bicara dengan kedutaan Rusia, bahwa Komisi I tertarik dengan tawaran kapal selam mereka untuk kelas kilo. Itu kapal selam kelas kilo. Dalam waktu dekat akan kita kirim beberapa anggota untuk meninjau,” kata Mahfudz Siddiq kepada Gresnews.com di gedung parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Mahfudz menambahkan kapal selam jenis kelas kilo itu rencananya akan diminta untuk ditambahkan rudal jenis sea to air. Atau rudal yang dapat ditembakkan dari laut langsung ke udara. Sehingga dengan demikian kapal selam itu dapat meningkatkan tugas pengawasannya dalam mengamankan perairan nasional.
Kapal ini aslinya didesain memiliki kemampuan bertempur melawan kapal permukaan dan sesama kapal selam di perairan yang relatif dangkal. Rencananya DPR RI akan meninjau tiga kapal selam yang ditawarkan oleh pemerintah Rusia.
Kapal selam itu rencananya akan di tempatkan di beberapa titik sistem keamanan laut di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Rencana pembelian kapal selam Kilo sudah digagas sejak lama. Mengingat maraknya kejahatan yang terjadi di wilayah laut belakangan ini membuat DPR RI, mempercepat pembelian alutsista bagi TNI Angkatan Laut.
Rudal Klub S yang ditembabakn dari Kapal Selam Rusia
Rudal Klub S yang ditembabakn dari Kapal Selam Rusia
Selain kapal selam, pada bulan Juni mendatang armada laut TNI akan diperkuat dengan datangnya tiga kapal perang baru yang dibeli dari Inggris. Kapal itu rencananya juga akan digunakan untuk operasi-operasi laut TNI AL.
Sebagaimana diketahui, Indonesia baru-baru ini banyak menerima imigran gelap yang masuk melalui jalur laut. Peristiwa terbaru adalah masuknya imigran asal Timur Tengah pada 6 Februari 2014 lalu di Pantai Pangandaran Jawa Barat. Mereka masuk dengan menggunakan kapal kapsul warna oranye, yang difasilitasi oleh Australia. Terdamparnya para imigran gelap itu lantaran, pemerintah Australia menolak untuk menerima mereka.
Menyikapi hal ini, Mahfudz Siddiq mengatakan masuknya para imigran itu ke Indonesia dilatar belakangi karena tidak tegasnya sikap pemerintah Indonesia. “Berlanjutnya tindakan-tindakan Australia ini khususnya kaitan dengan imigran ini, itu karena Australia melihat sikap pemerintah Indonesia ini lembek dan tidak tegas. Sehingga mereka terus merangsek ke Indonesia dengan berbagai cara,” imbuhnya.
Mahfudz mengatakan seharusnya pemerintah mampu bersikap tegas terhadap pemerintah Australia. Dikatakan Mahfudz, Indonesia bukanlah negara yang tergabung dalam state party di mana Indonesia dapat memberi suaka pada imigran gelap. Pemerintah Australia seharusnya membicarakan masalah imigran gelap ini bila ingin menyelesaikan masalah.
Pembicaraan bukan hanya dengan negara-negara asal imigran, namun juga negara-negara yang menjadi transit termasuk Indonesia. “Kalau Australia ingin menyelesaikan soal imigran dan tidak ingin bermasalah dengan Indonesia ya declare saja bahwa Australia menjadi negara tertutup bagi para pencari suaka dan imigran. Jadi clear!” pungkas Ketua Komisi I DPR RI.
Mahfudz menambahkan pemerintah Indonesia juga harus tegas terkait dengan masalah imigran gelap. Menurutnya, bila tidak dapat diselesaikan secara bilateral, Pemerintah sebaiknya membawa kasus ini ke forum PBB. Indonesia memang menjadi negara strategis yang mudah dimasuki oleh para imigran gelap lantaran wilayahnya yang merupakan kepulauan dan sangat luas, sehingga menjadi potensi baru untuk dimasuki para imigran gelap. (M Sahid/ M A Riyadi/Gresnews.com).

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner