Pemerintah Singapura prihatin akan rencana pemberian nama KRI Usman Harun, nama dua orang prajurit anumerta itu pernah meledakkan kompleks kantor di Singapura pada tahun 1960-an silam. TNI AL menegaskan, nama gabungan kedua prajurit itu disematkan karena sudah menjadi pahlawan nasional.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati menjelaskan prosedur pemberian nama kapal yang berlaku di TNI AL.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati menjelaskan prosedur pemberian nama kapal yang berlaku di TNI AL.
"Ini dikerjakan tim. Kapal ini dikasih nama apa itu ada prosesnya, tidak ujug-ujug ketemu. Pemberian nama itu dasar argumentasinya beda-beda sesuai dengan kelas tertentu," kata Laksma Untung ketika dihubungi detikcom, Kamis (6/2/2014).
Untung menambahkan, kapal lokal prosedurnya diberi nama teluk. Untuk kapal selam, nama yang dipakai adalah nama-nama senjata menurut mitologi Hindu, seperti Cakra dan sebagainya. Ada pula penamaan kapal sesuai dengan kota-kota besar di Indonesia. Untuk kapal kombatan atau kapal perang, sesuai prosedurnya diberi nama pahlawan nasional.
"Seperti kapal yang akan datang ini, dari Inggris, ada KRI Bung Tomo nomor lambung 357, Usman Harun dan John Lee. Ada pertimbangannya. Pertama, kebetulan Usman Haru itu prajurit Marinir yang sangat layak dan sudah menjadi pahlawan nasional, dari TNI AL dan diabadikan, disematkan menjadi salah satu nama KRI kombatan kita," tutur dia.
Ketiga kapal kombatan itu, imbuh Untung, posisinya masih di Inggris. Dan akan dikapalkan ke Indonesia pada Juni 2014. Untuk pemberian nama, kemungkinan Maret 2014.
"Yang sudah hampir pasti diberi nama nanti Bung Tomo. Usman Harun masih lebih lama. Ini ibarat bayinya belum lahir sudah diributkan," tuturnya
0 komentar:
Posting Komentar