Islam Salafi/Wahabi yang melekat dengan Kerajaan Arab Saudi sejak awal berdirinya, selalu dijadikan garda depan dalam menjalankan Politik Belah Bambu di negara-negara berpenduduk Islam. Negara Adidaya Rusia dengan 20 juta umat Islam atau 20 persen dari seluruh penduduk Rusia yang berjumlah 142 juta, nampaknya juga telah menjadi sasaran politik belah bambu ala Amerika dan Israel.
|
Arab Saudi, Islam Salafi, dan RENCANA ODED YINON
Aspek penting yang mencuat dari aksi teror di Volgograd-Rusia Akhir 2013 lalu, adalah keterlibatan kelompok Islam radikal Chechnya yang mendapat dukungan penuh dari kelompok Wahabi yang berbasis di Arab Saudi. Bagi kita di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, hal ini merupakan perkembangan yang cukup memprihatinkan.
Karena dengan demikian, terkesan Islam bukan merupakan agama yang damai dan penuh toleransi. Melainkan agama yang mendukung tindakan kekerasan, aksi bersenjata dan bahkan aksi teror. Seraya pada saat yang sama, aksi teror Volgograd bertujuan menciptakan suasana yang tidak harmonis antara Pemerintah Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin dan komunitas Islam di Rusia, maupun antara Rusia dengan negara-negara Islam di seluruh dunia.
Kasus aksi teror di Volgograd membuktikan adanya upaya untuk menjatuhkan kredibilitas Islam sebagai agama pembawa perdamaian dan rasa toleransi kepada umat manusia di seluruh dunia. Dan pada saat yang sama, mengupayakan adanya konflik atau benturan antara Pemerintah Federal Rusia dengan para pimpinan elit politik di beberapa wilayah berpenduduk mayoritas Islam di wilayah-wilayah yang berada dalam kedaulatan Rusia. Antara lain, Chechnya. Pertanyaannya adalah, siapa yang memainkan peran aktif untuk menjatuhkan kredibilitas Islam seraya mengadu-domba antara Pemerintah Rusia dan umat Islam di negri Beruang Merah tersebut?
Nampaknya, kita harus kembali merujuk pada RENCANA ODED YINON, strategi yang digunakan Israel dan negara manapun yang memandang perkembangan Islam sebagai sebuah ancaman, untuk menciptakan konflik di dalam tubuh umat Islam atau organisasi-organisasi Islam, dengan menggunakan Islam berhaluan Salafi/Wahabi yang berhaluan keras dan radikal, sebagai pion yang dimainkan untuk menerapkan skema dan skenario permainan Israel tersebut.
Mengapa Amerika dan Israel kemudian ikut terlibat dan bahkan berperang sebagai dalang utama skema ODED YINON tersebut? Untuk menerapkan taktik menciptakan konflik internal di dalam tubuh umat Islam untuk berkelahi satu sama lain, maka Israel tidak mungkin bermain sendiri. Perlu dukungan strategis dari Amerika. Karena Amerika kemudian terlibat dalam Skema Oded Yinon, maka kemudian negara Paman Sam ini melibatkan Arab Saudi, negara satelit buatan Amerika dan Inggris sejak 1922, sebagai benteng sekaligus basis kekuatan Amerika dan Inggris di kawasan Timur Tengah.
Di sinilah, kemudian Islam berhaluan Salafi/Wahabi kemudian menjadi instrument ideologis/teologis yang dimainkan AS dan Israel, untuk memecah-belah soliditas umat Islam di kawasan Timur Tengah dan bahkan dunia internasional. Sebab Islam Salafi atau Wahabi sudah melekat dengan haluan keislaman Kerajaan Arab Saudi. Karena sejak awal berdirinya Arab Saudi yang direstui Amerika dan Inggris, Dinasti Saud kemudian berkolaborasi dengan Abdul Wahab, yang menganut garis Islam radikal sehingga kemudian Arab Saudi hingga sekarang menganut paham Islam Wahabi.
Alhasil, dalam setiap fenomena adanya Islamisasi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika atau yang di Indoensia kerap disebut Arabisasi Islam atau Ekspor Islam Arab, sejatinya merupakan manuver kelompok atau jaringan Islam berhaluan Wahabi atau pada konteks yang lebih luas disebut Islam Salafi.
Alhasil, oleh Amerika dan Israel, Arab Saudi kemudian ditetapkan sebagai garda terdepan/Frontline state dalam memuluskan rencana ODED YINON. Dan gerakan salafi yang "tak sadar telah dimainkan oleh Israel" menjadi boneka-boneka oded yinon dengan dalih pemurnian akidah islam menghantam gerakan Islam baik dari kalangan Mahzab ahlu sunnah wal jamaah (di Indonesia, Nahdlatul Ulama/NU) maupun madzhab Syiah.
Dalam kasus Indonesia, gerakan Islam Salafi/Wahabi ini selalu berbenturan dengan komunitas Islam tradisional Nahdlatul Ulama yang menganut Mahzab ahlu sunnah wal jamaah yang notabene merupakan mahzab yang dianut mayoritas umat Islam di Indonesia. NU sebagai representasi dari umat Islam Indonesia yang bersenyawa dengan budaya nusantara dan lebih mengutamakan aspek spiritualitas atau kedalaman batin dari agama daripada Islam sebagai ideologi, sangat menentang keras proses Arabisasi Islam di Indonesia yang berdalih untuk memunrnikan ajaran Islam sesuai ajaran Nabi Mohammad.
Meskipun penganut mahzab Wahabi/Salafi di Indonesia masih relatif kecil, namun watak agresif dan militan kelompok ini dipandang sebagai ancaman nyata karena berpotensi bisa menghancurkan kredibilitas Islam ala Indonesia yang bersifat damai dan penuh tolerasi baik kepada agama-agama lain maupun terhadap aneka ragama mahzab dan tradisi di dalam tubuh umat Islam Indonesia itu sendiri.
Karenanya, adanya fenomena keterlibatan kelompok-kelompok Islam radikal yang terkait dengan gerakan separatisme Chechnya di Rusia, sudah barang tentu amat memprihatinkan bagi berbagai elemen masyarakat di Indonesia, termasuk Global Future Institute.
Apalagi dalam beberapa tulisan kami terdahulu, terungkap bahwa kebijakan strategis pemerintahan Presiden Putin terhadap umat Islam di Rusia pada dasarnya sangat kooperatif dengan merangkul semua elemen-elemen strategis Islam dalam rangka bersatunya Rusia sebagai negara berdaulat.
Kebijakan Pro Islam Putin di Rusia
Merangkul dan mendukung Islam di Rusia, berarti perdamian. nampaknya itulah yang menjadi pedoman politik Presiden Putin dalam memberi arah kebijakan strategis dalam merangkul Islam di Rusia.
Terlepas fakta bahwa kelompok gerakan separatisme Islam Chechnya yang bermaksud memisahkan diri dari Republik Federasi Rusia ternyata didukung secara diam-diam oleh Inter Service Intelligence (ISI), badan Intelijen Pakistan yang sudah bersekutu cukup lama dengan badan intelijen Amerika CIA sejak perang dingin hingga kini, Putin nampaknya tidak kehilangan akal sehatnya untuk menyadari bahwa warga muslim Rusia saat ini berjumlah 20 juta orang atau 15% dari sekitar 142 juta orang Rusia. Suatu jumlah yang cukup besar, bahkan untuk keberadaan sebuah negara bangsa sekalipun.
Maklum, sejak bubarnya Uni Soviet, Islam menjadi agama kedua terbesar di Rusia, dan menjadi agama yang terpesat pertumbuhannya di Rusia, bahkan lebih pesat dibandingkan di Eropa. Sekadar informasi, Islam di Rusia telah ada sejak kurun waktu yang cukup lama. Pengaruhnya tidak saja terlihat dalam perkembangan keagamaan, melainkan juga dalam bidang sosial budaya dan perpolitikan.
Islam di Rusia sejak abad ke 7 menyebar di jazirah Rusia. Komunitas Muslim terkonsentrasi di daerah antara Laut Hitam dan Laut Kaspia dan di beberapa negara federasi, serta sejumlah kota seperti Samara, Nyzny Novgorod, Tyumen, dan St Petersburg. Sedangkan sebagian besar penduduk tersebar di daerah sekitar Sungai Volga (Tartastan), pegunungan Ural, beberapa wilayah Siberia dan Kaukasus Utara.
Dan satu lagi catatan penting, di Rusia hingga kini ada lebih dari 4000 masjid.
Bisa dimengerti jika Putin dan para penentu kebijakan Rusia, kemudian menempuh sebuah langkah yang cukup strategis, yaitu melakukan kebijakan pro-Islam seperti mendukung pengembangan tempat ibadah dan pendidikan Islam di Rusia.
Bukan itu saja. Di tingkat dunia internasional, Putin mencetuskan gagasan bahwa Rusia harus ikut serta dalam kegiatan Organisasi Konferensi Negara-negara Islam (OKI), sekalipun hanya sebagai peninjau. Dan perjuangan tersebut akhirnya berhasil terwujud dengan diterimanya Rusia sebagai peninjau tetap pada pertemuan Organisasi Konferensi Islam di Kuala Lumpur Malaysia pada 2003 lalu. Dan yang cukup membanggakan, Putin sendiri hadir pada momen bersejarah tersebut.
Melihat kenyataan tersebut, bisa dimengerti jika ada beberapa kalangan di dalam negeri Rusia dan bahkan di Chechnya itu sendiri, yang justru memandang positif keberhasilan Putin menumpas gerakan separatis Islam ala Al-Qaeda dan Taliban. Karena itu berarti momentum bagi warga muslim Rusia untuk diperhitungkan Putin sebagai salah satu kekuatan pemersatu yang cukup penting bagi Republik Rusia Bersatu. Bahkan di Chechnya, Putin telah mengondisikan agar warga muslim menjadi kekuatan utama yang menyatukan masyarakat Chechnya.
Kenyataan ini nampaknya bukan sekadar angan-angan. Karena disamping Chechnya, Putin sebagai pemimpin tertinggi Republi Federasi Rusia agaknya sadar betul bahwa Hingga kini terdapat sembilan republik Islam dalam naungan negara Federasi Rusia, yaitu Adegia, Bashkortastan, Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkariya, Karachaevo-Cherkhesia, Osetia Utara (sekalipun di daerah ini juga bermukim umat Kristiani), Tatarstan, dan Chechnya. Baik di Rusia maupun di negara-negara yang mengitarinya (eks Uni Soviet) kini tercatat lebih dari 6.000 perkumpulan Islam yang aktif.
Menyadari kenyataan ini, wajar jika Putin membuat kebijakan pro Islam dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan nasional Rusia sehingga kaum muslim Rusia merasa memiliki peran penting seperti saudaranya, etnis Rusa, dalam pembangunan negeri warisan Tsar tersebut.
Pertimbangan Putin ya itu tadi, mendukung dan mengakomodasi aspirasi dan kepentingan warga Muslim Rusia berarti menciptakan perdamaian.
Bisa kita simpulkan, kesan adanya keterlibatan Islam dalam gerakan separatism Chechnya hakekatnya merupakan aksi sekelompok orang yang tergabung dalam “Kelompok-Kelompok Islam jadi-jadian” yang tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya kondisi umat Islam di Rusia yang pada kenyataannya tetap harmonis dengan mayoritas penduduk Rusia yang menganut agama Kristen Ortodoks.
|
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2014
(1507)
-
▼
Februari
(183)
- Kapal Perang Iran Hadang Kapal AL AS di Teluk Persia
- Belanja Seret, Hegemoni Barat Dikhawatirkan Runtuh
- Militer Kompak, Hubungan RI-Malaysia Stabil
- Panglima TNI Tarik Tim Jupiter dari Singapore Airshow
- TNI Pertimbangkan Kerja Sama dengan Militer Singapura
- Sukhoi 35 Pilihan Utama TNI AU Gantikan F-5 Tiger
- Tidak Mungkin Mengandalakan Mesin Tempur Itu Itu Saja
- Indonesia Darurat Kapal Selam
- TNI AL Tinjau Armada Utara Rusia
- Singapura Larang KRI Usman Harun Melintas
- Rahasia Alutsista Indonesia 2014
- Australia Harus Putuskan, Indonesia Teman atau Mus...
- Bangun kapal selam Rp 2,9 T, pemerintah yakin lebi...
- Kucurkan USD 250 juta, RI tak perlu tergantung alu...
- Kemenkeu suntik modal PT PAL USD 250 juta buat bik...
- Buat kapal selam lokal, pemerintah habiskan dana R...
- Bantu distribusi logistik Pemilu, TNI AD pakai kap...
- Makna Strategis Kunjungan Presiden Putin Ke Indonesia
- Mengawasi Asia Tenggara Lewat Indonesia
- Islam Salafi/Wahabi Alat Pecah Belah Rusia dan Islam
- LAPORAN UTAMA: Georgia, Basis Operasi Militer-Inte...
- Konflik Ukraina, Uni Eropa Siapkan Sanksi
- Rawan Ancaman, Indonesia Perkuat Batas Laut
- DPR Setujui Gelontorkan Dana untuk Produksi Kapal ...
- Latihan Perang China di Dekat Pulau Jawa Tak Diumu...
- Latihan Perang China Lewati Selat Sunda, di Balik ...
- China Akan Bangun Pelabuhan Militer di Hong Kong
- TNI Yakin KRI Usman Harun Tetap Bisa Lintasi Singa...
- Pak Harto Kabari Usman-Harun Jadi Pahlawan, Kepres...
- Panglima TNI: Nama KRI Usman-Harun Tak Akan Diubah
- Ini Foto Saat Lee Kuan Yew Nyekar ke Makam Usman-H...
- Tank Tempur Leopard dan Marder akan Ditempatkan di...
- TNI Angkatan Udara Pilih Sukhoi Gantikan F-5 Tiger
- 37 Tank Ampibi dari Pemerintah Rusia Diserahterima...
- Penamaan Kapal Perang Usman Harun Sudah Tepat
- Di Laut Kita Dihina
- Pesawat Buatan Indonesia-Korsel Lebih Canggih dari...
- Prajurit TNI Bersihkan Kanal di Haiti
- Xanana Gusmao: Timor Leste Terbuka Bagi Armada Per...
- Pesawat Tempur KFX/IFX Mulai Pemilihan Desain
- Korut Segera Rampungkan Lapangan Peluncuran Roket
- Inggris Sukses Ujicoba Pesawat Tanpa Awak Taranis ...
- Australia Pertimbangkan Drone Militer
- Kapal Perang China Lintasi Indonesia
- Saab Swedia: 100 Persen ToT Pesawat Tempur Indonesia
- Berteman dengan Negeri jauh, Menyerang Tetangga Dekat
- Masuki Perbatasan, Jet Turki Usir 4 Jet Suriah
- KRI Banjarmasin 592 Angkut Tujuh Alutsista Buatan ...
- Kebijakan sekoci 'keruhkan hubungan' Indonesia-Aus...
- Menhan Tinjau Kapal Pengganti KRI Dewaruci di Spanyol
- Klaim China di Laut China Selatan Layaknya Agresi
- Pesawat Tempur IFX Menggantikan F-16 Indonesia
- Alutsista Baru Denarhanud Rudal 001, Kodam IM
- Radar Pertahanan Indonesia Ditambah
- Kapal Selam Kilo, Kebutuhan Mendesak Indonesia
- Tank Medium Pindad
- Kekuatan TNI Terus Meningkat
- Tanggapi Keprihatinan Singapura, TNI AL: Usman Har...
- Inggris Posisi Kelima Dalam Anggaran Persenjataan
- Kisah Lukminto bangun Sritex & pasok seragam milit...
- Jerman Janji Perluas Misi Militer di Afrika
- Belanja Militer Asia Membengkak
- Rudal Hellfire II Indonesia Diproduksi
- Helicopter Fennec Segera Perkuat TNI AD
- Timor Leste Terbuka untuk Armada China
- Perkiraan Kekuatan Kapal Selam TNI AL 10 Tahun ke ...
- Rusia Tidak Akan Biarkan Indonesia di keroyok Sing...
- Sistem Pertahanan Udara Oerlikon Skyshield Indonesia
- Tanda Batas Perairan RI-Malaysia Hilang
- Presiden Filipina Samakan Pemerintah Tiongkok deng...
- Genjot Alutsista TNI, Menhan ke Airbus Military
- Iran Perbaharui Sistem Rudal Hawk
- Pesawat Baru TNI Pamer Aksi di Lanud Halim
- TNI Punya Jet Tempur Baru: SBY: Luar Negeri Tidak ...
- John Kerry Kembali Kunjungi Indonesia
- Pasukan Elite AS, Puji Taktik Paspampres
- Tank Oplot Thailand Lakukan Ujicoba Lanjutan
- Kapal Nelayan Indonesia Dibakar Papua New Guinea
- Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Ai...
- Kapal Perang LHD Canberra Class
- Singapura, Biarkan Dia Dengan Kegelisahannya
- Ocean Master 400: Radar Intai Canggih Untuk CN-235...
- MBDA Mica Naval: Generasi SAM VLS Pertama Untuk TN...
- Wulung UAV: Tantangan Dibalik Sistem Kendali dan K...
- Hikmahanto: Aneh, Singapura permasalahkan nama KRI
- Ini KRI Usman-Harun yang membuat Singapura meradang
- Singapura diharapkan meminta maaf kepada Indonesia
- Satu skuadron pesawat T-50i perkuat TNI AU
- PKS bela nama KRI Usman Harun
- Selamat bergabung T-50i Golden Eagle ke TNI AU
- Kapal Usman Harun, Kehormatan Indonesia
- Perwira Militer Israel Tewas Ditembak Sesama Tenta...
- Korut Sebut PM Jepang Sebagai "Hilter Asia"
- 9 Pesawat Tempur China dalam Satu Gambar
- Rumania Kirim Black Scorpions untuk Misi Terakhir ...
- Lapan Surveillance Aircraft (PK-LSA01)
- Keluarga Dukung TNI Beri Nama KRI Usman Harun
- Protes Singapura Sebagai Tanda Intervensi ke Indon...
- Marzuki Alie: Penamaan KRI Bukan Urusan Singapura
- Angkatan Laut Ukraina Hentikan Pelatihan Lumba-lum...
-
▼
Februari
(183)
Sabtu, 22 Februari 2014
Islam Salafi/Wahabi Alat Pecah Belah Rusia dan Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar