Merdeka.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini kerja sama pembuatan kapal selam dengan Korea Selatan bakal menghemat anggaran. Meski, pemerintah harus menggelontorkan dana sekitar Rp 2,9 triliun namun ini masih lebih murah dibandingkan harus terus membeli kapal baru di masa mendatang.
Kerja sama ini sendiri menggunakan skema transfer of technology (TOT) dengan PT PAL. Nantinya ke depan, PT PAL akan mampu membuat sendiri kapal selam made in Indonesia.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan rencana ini merupakan kajian dan usulan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Pendanaan akan diberikan melalui pos Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"PPA bisa meyakinkan kami nantinya akan menghasilkan outcome yaitu infrastruktur kapal selam yang bisa menghemat dengan transfer teknologi," ujarnya saat rapat dengar pendapat dengan komisi I DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/2).
Pemerintah yakin uang negara yang dikeluarkan sekitar Rp 2 triliun tidak akan sia-sia. Selain itu, menurutnya, PMN biasanya diberikan untuk menyelamatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan maupun bisnis, namun kali ini untuk pengembangan industri pertahanan.
"Saat ini tidak terkait menyelamatkan PT PAL. Pada 2011 PAL memang dapat PMN Rp 2,5 triliun untuk menyelamatkan perusahaan, memang update PAL baik performancenya," jelasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengakui, bahwa selama ini PMN selalu identik dengan perusahaan BUMN penyakitan yang sedang mengalami krisis.
"Saya kira kata khusus dalam kesimpulan tadi penting karena PMN belakangan ini 'negatif' pengertiannya," ujar Dahlan.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan setuju menyuntik modal PT PAL sebesar USD 250 juta atau setara Rp 2,9 triliun dalam tiga tahun. Dana sebesar itu bakal digunakan BUMN perkapalan tersebut untuk membuat kapal selam.
"Kementerian keuangan menyetujui Penyertaan Modal Negara (PMN). Sebenarnya anggaran yang dibutuhkan sebesar USD 250 juta tapi ini multiyears maka akan dianggarkan sebesar USD 180 juta tahun ini," ujar Bambang Brodjonegoro.
Dia menegaskan, suntikan modal tersebut bukan untuk penyehatan perusahaan, tetapi untuk mengembangkan industri pertahanan. Makanya, pemerintah menyebut itu sebagai PMN khusus.
Secara rinci, anggaran USD 250 juta bakal dipergunakan untuk biaya konsultan sebesar USD 30 juta, penyiapan sumber daya manusia USD 70 juta, dan peralatan USD 150 juta. Dalam RAPBN Perubahan 2014, pemerintah baru akan menyiapkan anggaran untuk peralatan dan konsultan dengan total nilai USD 180 juta.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT PAL Firmansyah mengatakan kapal selam pertama akan selesai dibuat pada 2017. Kemudian, kapal selam kedua penyelesaiannya dipercepat pada 2019-2020.
"Kapal selam ini berbeda dengan tahun 2009, ini lebih panjang dan lebar," katanya.
[bim]
0 komentar:
Posting Komentar