Select Language

Selasa, 30 Juli 2013

TNI AL DAN RSN GELAR LATIHAN PEPERANGAN RANJAU

Sebagai negara kepulauan yang banyak berbatasan dengan negara tetangga, Indonesia perlu menjalin kerjasama bilateral maupun multilateral khususnya dalam bidang militer agar keamanan kawasan tetap terjaga.
Latihan peperangan ranjau TNI AL dan RSN

Hal ini disebabkan wilayah perairan Indonesia memiliki potensi kerawanan terhadap berbagai bentuk dan jenis ancaman melalui laut. Salah satu ancaman yang paling berbahaya di laut adalah bahaya ranjau, terutama jika terjadi pada jalur-jalur strategis yang berhubungan dengan Alur Pelayaran Internasional (API).

Salah satu kerja sama bilateral tersebut adalah latihan tentang bahaya ranjau yang digelar antara TNI AL dan Republic of Singapore Navy (RSN) pada tanggal 1 hingga 8 Juli 2013 di Pangkalan Angkatan Laut Changi dan Perairan timur Pulau Bintan dengan sandi Joint Minex 16/2013. Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim yang mempunyai kemampuan dalam menyelenggarakan peperangan ranjau turut serta dan berperan aktif dalam Latihan Bersama (Latma) bilateral Joint Minex 16/2013 ini.

Latihan dibuka oleh Commander Maritime Security Task Force (MSTF) Rear Admiral (RADM) Harris Chan dan dihadiri oleh delegasi angkatan laut Indonesia dan Singapura di Pangkalan Angkatan Laut Changi.

Latihan Joint Minex 16/2013 ini melibatkan 3 KRI penyapu ranjau dari TNI AL yaitu KRI Pulau Rengat-711, KRI Pulau Rupat-712 dari Satran Koarmatim dan KRI Pulau Rangsang-727 dari Koarmabar. Sedangkan dari pihak AL Singapura melibatkan 2 kapal perangnya yaitu RSS Bedok (M-105) dan RSS Punggol (M-108).
Latihan peperangan ranjau TNI AL dan RSN

Latma Joint Minex 16/2013 ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan kerja sama, interoperabilitas serta pemahaman antara TNI AL dan RSN khususnya mengenai peperangan ranjau serta pertukaran informasi tentang kemampuan dan perkembangan teknologi dari masing-masing negara sekaligus sebagai wadah untuk menguji doktrin Taktik Peperangan Ranjau (TPR) dan peranjauan serta kemampuan alat utama (Alut), peralatan dan personel Satran Koarmatim dan Koarmabar secara terintegrasi untuk mendapatkan kemampuan peperangan ranjau yang optimal.

Dalam latihan ini peserta latihan mendapatkan cakrawala baru tentang kemampuan dan peralatan peperangan ranjau yang dimiliki oleh masing-masing negara serta kesempatan praktek melaksanakan kerjasama taktis perlawanan ranjau yang meliputi kegiatan: Exploratory Hunting, Clearance Hunting, Mineshape Recovery (Diving ops), MDC Firing antar dua negara melalui manuver lapangan (Manlap).

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner