Select Language

Selasa, 30 Juli 2013

Alutsista dan Pertahanan Indonesia 2013

F-16C block 25 serial number 84-1281 yang akan dihibahkan ke Indonesia. Photo diambil 9 April 2008 di Eielson AFB, saat misi Red Flag-Alaska  [Photo by Karl Drage]
F-16C block 25 serial number 84-1281 yang akan dihibahkan ke Indonesia. Photo diambil 9 April 2008 di Eielson AFB, saat misi Red Flag-Alaska [Photo by Karl Drage]
Disadur dari wawancara wartawan BBC Indonesia Dewi Safitri dari artikel terbitan 16 Juli 2013 dan 15 Juli 2013:
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono:
Fighter F-16 Block 25/32 eks AS
Alutsista yang  hendak dibeli sekarang banyak berstatus bekas pakai dan rekondisi, ada keluhan soal ini? :
Asal ditingkatkan daya tempurnya, itu cukup memadai. Misalnya begini beli baru (F16) Blok32 seharusnya dapat enam dengan usia pakai sekian tahun. (dibandingkan) Dengan hibah, air frame-nya bagus, peralatannya kita samakan dengan kecanggihan 32, (menjadi) sama. 10 tahun ke depan Blok32 itu juga sudah akan ketinggalan, artinya sama-sama ketinggalan (dengan yang bekas pakai). Karena itu pilihan mengambil retrofit, dengan tingkat kecanggihan yang memadai menjadi tawaran yang menarik, kita pilih itu. Untuk 10 tahun ke depan ini masih sangat memadai dalam konteks kawasan ASEAN. Toh 10 tahun ke depan harus diretrofit lagi, beli baru juga harus diretrofit.
Kasum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo memeriksa jajaran pasukan TNI saat upacara pembukaan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong,  Jabar, dalam misi  Latihan PPRC di Natuna (Edwin Dwi Putranto/Republika)
Kasum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo memeriksa jajaran pasukan TNI saat upacara pembukaan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong, Jabar, dalam misi Latihan PPRC di Natuna (Edwin Dwi Putranto/Republika)
Penjagaan Kepulauan Natuna
Tetangga di ASEAN juga giat membangun arsenal, dikaitkan dengan konflik Laut Cina, bagaimana posisi TNI ?:
Kita mendukung code of conduct penyelesaian konflik dengan damai, negosiasi bilateral. Kepentingan kita menjaga kalau memang ada konflik, imbas tidak sampai ke wilayah kita. Maka kita perkuat sistem (pertahanan) di utara, menjaga jangan sampai konfliknya nanti berpengaruh ke sini. Karena di Laut Natuna ada banyak eksplorasi minyak, kita harus lindungi. Secara rutin sepanjang tahun kita tugaskan patroli rutin di sana, dari sistem patroli udara kita pastikan mampu meng-cover wilayah Laut Cina Selatan khususnya Laut Natuna. Pangkalan kita di Pontianak juga mulai kita arahkan untuk mampu cover Laut Natuna. Kita juga kerjasama dengan negara tetangga untuk latihan bersama, jadi kalau ada situasi kita butuh aksi bersama, kita sudah siap.
Salah satu hibah Hercules C-130 dari Australia (Photo Dispenau)
Salah satu hibah Hercules C-130 dari Australia (Photo Dispenau)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro:
Pengadaan Hercules C-130
Pemerintah telah menerima tawaran Australia untuk empat pesawat Hercules dengan skema hibah ditambah enam lagi dengan tawaran harga murah. “Tadinya kita cukup punya CN295, yang bekerjasama dengan Airbus Military Industry (dan PTDI). Kita mau beli 9-10 (pesawat). Tadinya,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro. Tawaran alternatif dari Australia segera disambar Kemhan karena kekuatan Hercules TNI AU yang sudah sangat memprihatinkan saat ini.
“Tadinya kita cukup punya CN295, yang kita kerjasama dengan Airbus Military Industry (dan PTDI). Kita mau beli 9-10 (pesawat). Tadinya,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro. Tawaran alternatif dari Australia segera disambar Kemhan karena kekuatan Hercules TNI AU yang sangat memprihatinkan saat ini karena minim dan uzur.
Mantan  KASAU Marsekal Purn Imam Syufaat:
Jumlah Hercules dari Australia
Dengan anggaran hanya Rp8 triliun untuk TNI AU tahun ini, pilihan pesawat bekas pakai nampaknya dianggap cukup masuk akal. “Seperti hercules kita hanya punya 13 pesawat. Kalau kita ada uang jadi ada tambahan 10 Hercules nanti dari Australia,” kata Imam kepada media, sesaat setelah TNI merayakan hari jadi Oktober lalu.
Disain Jet Tempur KFX / IFX, Korea Selatan - Indonesia
Disain Jet Tempur KFX / IFX, Korea Selatan – Indonesia
Pengamat Milite Andi Widjajanto:
Proyek fighter KFX Indonesia- Korea Selatan
Pemerintah Indonesia secara resmi mengatakan proyek hanya ditunda namun menurut pengamat militer Andi Widjajanto yang terjadi sesungguhnya lebih serius karena menyangkut kontrak alih teknologi.”Kita sebagai negara bebas-aktif tidak menganut blok pertahanan, karena itu upaya alih transfer teknologi menjadi lebih sulit,” kata pengajar di Jurusan Hubungan Internasional UI ini.
Dalam kasus KFX menurut Andi, Indonesia berharap belajar teknologi jet F16 yang lisensinya sudah dilimpahkan AS kepada Korsel, yang merupakan sekutu dekatnya di Pasifik. Belakangan ternyata Korea Selatan lebih tergiur mengembangkan KFX dengan teknologi pesawat F35, yang lisensinya belum tentu boleh dibagi dengan Indonesia.”Karena tidak ada pelibatan (Indonesia) sama sekali dalam konsorsium (persenjataan) global dengan Amerika.” (bbc.co.uk/indonesia – Dewi Safitri).

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner