Select Language

Senin, 25 Mei 2015

HUT ke-63, Kopassus Harus Menyesuaikan Diri dengan Ancaman Global

Danjen Kopassus Mayjen Doni Monardo bersama Pasukan (foto: Antara)
Danjen Kopassus Mayjen Doni Monardo bersama Pasukan (foto: Antara)

JAKARTA – Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan lima pasukan khusus terbaik di dunia yang memiliki ciri khas kemampuan seperti gerak cepat di setiap medan, menembak tepat, pengintaian, perang hutan, buru senyap, survival, para dasar, dan anti teror.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati (Nuning), mengatakan misi dan tugas Kopassus bersifat rahasia, jadi mayoritas kegiatan tugasnya tak pernah diketahui masyarakat secara menyeluruh.
Dia menjelaskan, tugas pokok Kopassus adalah membantu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) membina fungsi dan kesiapan operasional pasukan khusus, serta menyelenggarakan operasi komando, operasi sandi yudha, operasi penanggulangan teror, dan operasi khusus lainnya terhadap sasaran strategis terpilih baik di dalam maupun di luar wilayah yurisdiksi nasional Indonesia sesuai perintah Panglima TNI.
“Seiring dengan pergeseran ancaman yang dihadapi pasukan khusus secara global, Kopassus kini di bawah kepemimpinan Mayjen Doni Monardo. Perlahan tapi pasti bermetamorfosa menjadi pasukan khusus yang meski pun tetap memiliki ketangkasan dan kehebatan militer khusus, tetapi lebih humanis dan strategis,” jelas Nuning kepada Okezone, Selasa (28/4/2015).
Dia menambahkan, bagi Kopassus musuhnya adalah musuh negara. Dalam peringatan HUT ke-63 pada 29 April 2015, Kopassus mengundang beberapa tokoh penting yang pernah ‘berhadapan’ dengan Kopassus.
“Rencananya, tokoh-tokoh mantan OPM Papua, dari Timor Leste ada ex Falintil, Pasukan Klandestein, Mahasiswa Timtim yang ada di Indonesia,” terangnya.
Jadi bagi Kopassus bilapun ada gangguan nyata dan ancaman faktual yang diberantas adalah kemauan atau hasrat perangnya dan ideologinya yang berbahaya bagi kedaulatan NKRI. Suatu keniscayaan bila Kopassus melibatkan masyarakat sebagai agen informal dalam early warning system atau early detection. Ini penting utamanya dalam penanganan terorisme.
“Hal itu menurut saya memang harus demikian karena terorisme atau hal sejenis tak mungkin berhenti bila ideologinya tak kita rubah dengan ideologi yang benar,” tegasnya.
Dia pun mendukung ide cemerlang Mayjen Doni Monardo, yakni 3S (Senyum, Sapa, Salam) untuk menghilangkan gesekan di antarmatra di lapangan.
“Hal ini sangat bermanfaat bagi soliditas pasukan serta baik bagi hubungan silaturahmi dengan pihak lain utamanya dari matra TNI lain dan Polri, serta komponen masyarakat, sehingga tak perlu lagi ada peristiwa semacam tragedi Cebongan di masa lalu,” paparnya.
Mungkin banyak masyarakat yang lupa atau bahkan tidak paham, bahwa Kopassus adalah alat negara paling ampuh untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan penyelesaian dengan cara militer yang terukur dan memiliki tuntutan keberhasilan pelaksanaan tugas yang tinggi.
“Jadi Kopassus itu ‘hanya alat’, bukan yang memiliki alat, dan bukan pula yang menggunakan ala. Sehingga menurut saya seperti halnya dengan alat atau senjata apapun, Kopassus sama sekali tidak bisa bergerak sendiri melakukan tugasnya,” urainya.
Kopassus, lanjut Nuning, juga tidak bisa bertempur atas inisiatif dan kehendaknya sendiri. Bahkan, mereka tidak bisa menentukan sendiri siapa musuhnya. Semuanya itu atas putusan resmi negara.
“Saya melihat Kopassus memang didesign sebagai pasukan khusus bukan satuan khusus, dilatih secara khusus untuk laksanakan operasi khusus pada satuan strategis yang terpilih, karena itu Kopassus harus selalu eling lan waspada tidak boleh digunakan semaunya apalagi oleh orang atau pihak tertentu,” tuturnya.
“Terakhir, saya rasa pasukan khusus di seluruh dunia penting menyesuaikan diri dalam perubahan ancaman global yang tentu berbeda lima atau 10 tahun lalu. Masalahnya, kita yang anggarannya pas-pasan ini bagaimana menyiasati ancaman yang mensyaratkan kebutuhan teknologi modern yang pastinya mahal itu,” tuntasnya. (Okezone.com)

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner