Select Language

Selasa, 06 Mei 2014

PERINGKAT EKONOMI INDONESIA MASUK 10 BESAR DUNIA

Jalan Indonesia untuk menjadi negara maju masih panjang

http://statik.tempo.co/data/2014/04/09/id_279531/279531_275.jpg


Jakarta  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan telah menerima laporan dari Menteri Keuangan Chatib Basri ihwal Bank Dunia yang telah menetapkan peringkat ekonomi negara-negara di dunia tahun ini.

"Alhamdulillah ekonomi Indonesia, oleh World Bank, ditetapkan sebagai ekonomi nomor 10 di dunia," kata SBY, saat meresmikan Rajawali Televisi, di Jakarta Convention Center, Sabtu 3 Mei 2014.

Menurut SBY, peringkat ekonomi Indonesia tahun ini berada di bawah 9 negara, yakni Amerika Serikat, China, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis, dan Inggris. "Tentu ini awal yang baik," ujar mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ini.

Namun, dia menambahkan, jalan Indonesia untuk menjadi negara maju masih panjang. "Masih banyak yang harus kita benahi, masih banyak permasalahan yang harus kita atasi, di sana-sini masih ada kekurangan kita," ucap SBY.

Menurut dia, segala permasalahan ini bisa diatasi jika semua elemen bangsa memiliki sikap optimistis. "Kalau di antara kita mengatakan, 'Ah, mana bisa Indonesia?' Ubahlah sikap dan pemikiran itu, insya Allah Indonesia bisa," kata SBY.

 Daftar 20 Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia 

Presiden SBY mengatakan Indonesia berada di peringkat ke-10 ekonomi dunia dari Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan World Bank atau Bank Dunia. Peringkat persentase GDP Indonesia terhadap ekonomi dunia memang naik pesat dibandingkan beberapa tahun lalu, peringkat Indonesia naik dari 16 besar menjadi 10 besar.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, capaian ini menunjukkan kebijakan pemerintah dalam ekonomi sudah sangat tepat.

"Artinya ekonomi Indonesia sudah berjalan on track dan kita membuat progres yang sangat signifikan karena beberapa tahun lalu kita di nomor 16," kata Chatib dihubungi detikFinance Minggu (4/5/2014).

Berdasarkan data World Bank dari The 2011 International Comparison Program (ICP), berikut data share (persentase) perekonomian negara terbesar di dunia.

01 United States (AS) 17,1 %
02 China 14,9 %
03 India 6,4 %
04 Japan 4,8 %
05 Germany 3,7 %
06 Russian Federation 3,5 %
07 Brazil 3,1 %
08 France 2,6 %
09 United Kingdom 2,4 %
10 Indonesia 2,3 %
11 Italy 2,3 %
12 Mexico 2,1 %
13 Spain 1,6 %
14 Korea, Rep. 1,6 %
15 Canada 1,6 %
16 Saudi Arabia 1,5 %
17 Turkey 1,5 %
18 Iran, Islamic Rep. 1,4 %
19 Australia 1,1 %
20 Taiwan, China 1 %

Bandingkan dengan posisi 2 tahun lalu di 2012 :

01 United States
02 China
03 India
04 Japan
05 Germany
06 Russian Federation
07 France
08 Brazil
09 United Kingdom
10 Italy
11 Mexico
12 Spain
13 Korea, Rep
14 Canada
15 Turkey
16 Indonesia
17 Australia
18 Iran, Islamic Rep
19 Saudi Arabia
20 Poland

(hen/dnl


IMF Predictions: Indonesia as the 5th largest economy by 2030
IMF Predictions: Indonesia as the 5th largest economy by 2030
Pengertian GDP
GDP suatu negara dapat didefinisikan sebagai total nilai penjualan barang dan jasa suatu negara dalam setahun. Jadi dalam skala yang lebih kecil, misalnya sebuah toko handphone, maka GDP dari toko handphone tersebut adalah omset total nilai penjualan handphone (barang) dan servis handphone (jasa) dalam setahun. Nah kalau dalam skala ‘Negara’ maka produk berarti semua barang yang dijual / dihasilkan di negara tersebut, dari minyak mentah, kelapa sawit, kopra, bahan mentah, bahan setengah jadi, sepatu, alat pancing, pesawat terbang sampai tusuk gigi. Sedangkan untuk jasa, mencakup dari jasa servis mobil, pijat refleksi di salon kecantikan, sampai jasa transaksi keuangan.
Yang perlu diperhatikan adalah produk dan jasa yang dihitung di sini adalah berdasarkan produk dan jasa yang dikenai pajak, jadi kalau jasa naik becak tidak masuk di sini karena tidak kena pajak (PPN). Kalau begitu nilai GDP nya tidak akurat ? Ya dan Tidak, misalnya di Indonesia dimana masih banyak usaha tidak formal (UKM dsb) yang belum bersinggungan dengan pajak, ada yang mengestimasi nilainya bisa 20-30% dari nilai GDP yang dipublikasi. Tapi bagi negara-negara yang tingkat pelaporan pajaknya tinggi, maka nilai GDP bisa dikatakan akurat, seperti US, atau negara-negara Eropa, Jepang juga.
“Gross” atau “kotor” berarti bahwa nilai barang atau jasa diambil tanpa memandang tahapan produksi atau penggunaan dan juga depresiasi dari barang modal (Capital Stock)  tidak dimasukan dalam perhitungan. Jadi entah barang digunakan untuk konsumsi, investasi atau cadangan tetap dihitung.

Selain pendekatan di atas yaitu dari sisi pendekatan produksi total barang dan jasa, dimana dianggap bahwa total barang dan jasa merupakan nilai total yang dihasilkan suatu negara, maka ada juga pendekatan dari sisipengeluaran yang menggunakan rumus berikut: GDP = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor – Impor).

  ★ Tempo | detik  

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner