Washington DC. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan “sangat prihatin” dengan tindakan Tiongkok yang menempatkan sebuah anjungan pengeboran minyak di daerah Laut Tiongkok Selatan yang juga diklaim oleh Vietnam. Menurut John Kerry, langkah itu “provokatif” dan “agresif.”
Pernyataan itu muncul saat panglima militer Beijing memulai perjalanan ke Amerika Serikat, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kerja sama militer Amerika-Tiongkok dan mengurangi ketegangan maritim.
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang langsung membalas ucapan John Kerry dalam kesempatan terpisah. Ia mendesak Kerry untuk “berbicara dan bertindak hati-hati,” dan harus bersikap obyektif ketika berbicara tentang Tiongkok.
Konflik antara Tiongkok dan Vietnam di Laut Tiongkok Selatan pecah, ketika Kapal Tiongkok dan Vietnam saling menabrak satu sama lain dan saling menembakkan meriam air beberapa kali sejak Beijing mendirikan anjungan pengeboran minyak yang dikelola negara Tiongkok bulan lalu.
Ketegangan Tiongkok – Vietnam
Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok Jenderal Fang Fenghui mengatakan akan melindungi tambang minyaknya di perairan Laut Tiongkok Selatan. Dia memastikan tambang itu akan terus beroperasi meskipun ada protes dan kemarahan dari Hanoi.
Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok Jenderal Fang Fenghui mengatakan akan melindungi tambang minyaknya di perairan Laut Tiongkok Selatan. Dia memastikan tambang itu akan terus beroperasi meskipun ada protes dan kemarahan dari Hanoi.
“Yang akan kami lakukan adalah menjamin keamanan tambang minyak dan memastikan operasi terus berlangsung,” kata Jenderal Fang dalam konferensi pers seusai pembicaraan dengan rekannya, Jenderal Martin Dempsey, di Pentagon, AS 15/05/2014.
Vietnam telah mengirim kapal untuk mencoba mengganggu pengeboran. “Dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami terima,” ujarnya.
Pernyataan Jenderal Feng muncul setelah terjadinya protes anti-Tiongkok di Vietnam yang mengakibatkan dua pekerja Tiongkok tewas dan lebih dari 100 orang terluka. Protes itu dilakukan dengan membakar pabrik-pabrik milik Tiongkok di Vietnam.
Tiongkok pun mengirim tim dipimpin Asisten Menteri Luar Negeri Liu Jianchao ke Vietnam untuk menginvestigasi penyerangan tersebut. Wakil Menteri Vietnam bidang keamanan publik Dang Van Hieu pun berjanji akan menjaga keamanan warga Tiongkok di negaranya dan menangkap para perusuh.
Jenderal Fang mengatakan Tiongkok telah berusaha menahan diri dalam konflik di Laut Tiongkok Selatan. “Saya tidak percaya ada masalah dengan kegiatan pengeboran yang dilakukan Tiongkok di dalam perairan teritorial sendiri,” katanya. Namun Vietnam tidak mengakui perairan itu berada di bawah otoritas Tiongkok.
Fang juga mengungkapkan strategi penyeimbangan Amerika untuk Asia telah dimanfaatkan oleh beberapa negara yang ingin menghadapi pertumbuhan kekuatan ekonomi Tiongkok. “Beberapa negara tetangga memang berusaha menggunakan kesempatan ini strategi rebalancing Amerika Serikat untuk membangkitkan masalah di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur,” katanya.
Media milik pemerintah Tiongkok Global Times, dalam editorialnya menuliskan, banyak pihak yang yakin bahwa perang bisa saja terjadi, meski China sebenarnya berniat berdamai.
“Konflik Laut China Selatan memang harus diselesaikan secara damai, tapi tidak berarti Tiongkok tinggal diam begitu saja dalam menghadapi provokasi dari Vietnam dan Filipina,” tulis Global Times.
Pada akhirnya Vietnam dan Filipina harus menghadapi Tiongkok di lapangan, sendiri-sendiri. Sementara ucapan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, tampaknya tidak lebih dari basa-basi politik internasional. Di Laut Tiongkok Selatan, yang tidak siap, akan dilumat yang kuat. (JKGR).
0 komentar:
Posting Komentar