Washington (www.lasdipo.com)- Bagi Amerika, nyawa warga dunia hanyalah barang mainan. Demi mencapai tujuan, apapun dihalalkan termasuk manipulasi vaksin. Tekanan berat dari dunia medis Amerika sendiri sedikit banyak berpengaruh pada kebijakan Paman Sam untuk akhirnya menghentikan proyek tak manusiawi itu.
CIA menggulirkan program vaksinasi di Pakistan. Tujuannya untuk mengumpulkan database DNA yang berguna untuk melacak keberadaan top leader Al-Qaeda seperti Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah.
Beberapa dokter mata duitan Pakistan pun direkrut untuk melaksanakan operasi ambisius itu. Salah satunya adalah dokter Shakil Afridi. Ia sendiri bertanggung jawab pada pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B massal di Abbottabad; tempat Syaikh Usamah disergap.
Menurut para dekan sekolah medic Amerika, Shakil Afridi bertanggung jawab atas serentetan fakta mengerikan akibat penyalah gunaan vaksinasi untuk kepentingan intelijen militer itu.
”Kematian akibat campak justru meningkat pada tahun 2012. yaitu menjadi 306 dari 64 korban pada tahun sebelumnya,” ungkap para dekan, 23 Mei 2014.
Para dekan itu mensinyalir bahwa ditembaknya para pekerja vaksin adalah efek dari bocornya misi CIA yang mengumpulkan data intelijen lewat program vaksin. Mujahidin dan umat Islam Pakistan bereaksi keras dan menuduh para pekerja vaksin mengumpulkan data intelijen.
Manipulasi vaksin adalah cermin dari moral pengendali kebijakan Amerika yang suka menggunakan medis sebagai alat pemusnah massal. Dulu di masa pendudukan, Amerika juga melakukan pemusnahan etnis Indian sebagai penduduk asli Amerika. Seperti diungkapkan Jerry D. Gray, Amerika pernah membagikan selimut kepada suku Indian. ”Bantuan” itu dibesar-besarkan sebagai bentuk kepedulian sosial Amerika. Hanyasaja, ribuan orang Indian yang tewas tak pernah tahu jika Amerika telah menempelkan virus cacar ke selimut tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar