Select Language

Senin, 19 Mei 2014

Investor Heran, Proyek Panas Bumi di RI Banyak Diprotes LSM

http://images.detik.com/content/2014/05/19/1034/145843_panasbumi.jpg

Jakarta -Indonesia memiliki potensi dan cadangan panas bumi (geothermal) paling banyak di dunia, namun sayangnya banyak proyek-proyek panas bumi di Indonesia diprotes lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan warga setempat.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Tisnaldi mengungkapkan, seperti proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di NTT, diprotes LSM setempat dianggap merusak lingkungan.

"Kita diprotes keras, di demo LSM di NTT sana, saya datangi kita ketemu juga dengan DPRD-nya, saya bilang kalau anda menolak proyek PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) ini sama saja menolak memberikan listrik ke rumah masyarat sekitar," ujar Tisnaldi ditemui di Workshop Media tentang Panas Bumi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/5/2014).

Tisnaldi mengungkapkan, memang secara kasat mata masyarakat yang melihat PLTP ada cerobong asap putih tebal yang mengeluarkan aroma kurang sedap.

"Sebetulnya itu uap, jatuhnya juga nanti jadi air lagi, masuk ke dalam tanah lagi, karena uapnya berasal dari pemanasan dari magma jadi baunya bagi yang tidak biasa kurang enak," katanya.

Tisnaldi menegaskan, bahwa proyek PLTP merupakan proyek ramah lingkungan, di mana hanya mengandalkan uap panas yang keluar dari proses pemanasan magma gunung berapi dari air yang terperangkap.

"Uap yang panas ini disalurkan ke turbin guna memutarkan turbin sehingga menghasilkan listrik, listriknya mengalir ke rumah masyarakat, uapnya menjadi air dan masuk kembali ke tanah dipanaskan lagi oleh magma keluar uap lagi, begitu seterusnya selama 24 jam, 365 hari selama 30 tahun lebih," jelasnya


Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Poernomo, proyek listrik PLTP di Lampung diprotes sebuah LSM karena dianggap mengambil air tanah masyarakat sekitar.

"Padahal air tanah itu kan dipermukaan, uap panas ini kan kita ambil di bawah permukaan tanah hingga 80 meter dalamnya, ada pula PLTP di Cermai juga diprotes warga," ucapnya.

Abadi menegaskan, proyek panas bumi di mana pun harus melestarikan alam.

"Tanpa melestarikan alam, hutan di babat, tidak dirawat maka tidak akan ada hujan di daerah PLTP itu, tidak ada air tidak ada uap, tidak ada uap tidak ada listrik, jadi tentu siapapun investornya di PLTP pasti tidak perlu disuruh akan merawat hutan sendiri, makanya saya heran kok banyak proyek PLTP diprotes padahal manfaatnya besar," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner