Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri kembali menegaskan tak
mampu memenuhi anggaran mendadak sebesar Rp 27 triliun untuk
modernisasi alat utama sistem pertahanan negara (alutsista).
mampu memenuhi anggaran mendadak sebesar Rp 27 triliun untuk
modernisasi alat utama sistem pertahanan negara (alutsista).
Dia menyadari jika kontrak pembelian persenjataan tempur ini tak dilakukan,
bisa mengancam ketahanan negara ini. Akan tetapi pilihan menolak
keinginan Kementerian Pertahanan itu bukannya lantaran bendahara negara
tidak nasionalis.
bisa mengancam ketahanan negara ini. Akan tetapi pilihan menolak
keinginan Kementerian Pertahanan itu bukannya lantaran bendahara negara
tidak nasionalis.
"Betul (bisa mengancam kekuatan pertahanan negara), tetapi kalau ruang
fiskal tidak ada mau apa, uangnya tidak ada sebesar Rp 27 triliun. Sudah
disampaikan juga di komisi I DPR" kata Chatib di kantornya, Jakarta,
Kamis (27/2).
fiskal tidak ada mau apa, uangnya tidak ada sebesar Rp 27 triliun. Sudah
disampaikan juga di komisi I DPR" kata Chatib di kantornya, Jakarta,
Kamis (27/2).
Kementerian Pertahanan mengaku terpaksa mengajukan tambahan
anggaran anyar akibat pelemahan kurs. Dari target Minimum Essential
Force (MEF) yang dicanangkan TNI bersama pemerintah sejak 2009,
dilakukan pembelian tahun jamak untuk beberapa alutsista penting.
Misalnya helikopter serbu Apache dan pesawat jet F-16.
anggaran anyar akibat pelemahan kurs. Dari target Minimum Essential
Force (MEF) yang dicanangkan TNI bersama pemerintah sejak 2009,
dilakukan pembelian tahun jamak untuk beberapa alutsista penting.
Misalnya helikopter serbu Apache dan pesawat jet F-16.
Akan tetapi, kontrak yang sudah dibuat sejak 2009 itu sebagian melonjak
nilainya, akibat pelemahan nilai tukar. Hal itu disampaikan Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ketika bertemu dengan Kementerian
Keuangan di DPR awal pekan ini.
nilainya, akibat pelemahan nilai tukar. Hal itu disampaikan Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ketika bertemu dengan Kementerian
Keuangan di DPR awal pekan ini.
"Kontrak kan kita masih pakai kurs Rp 9.700 (per USD), sekarang sudah
Rp 12.000," ujarnya.
Rp 12.000," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin menyesalkan tidak
kompaknya kerja sama antar pemerintah menyelesaikan pembelian
alutsista tersebut. Dia menegaskan, sudah ada keputusan presiden yang
menjamin ada dana Rp 50 triliun bagi TNI memperkuat armadanya.
kompaknya kerja sama antar pemerintah menyelesaikan pembelian
alutsista tersebut. Dia menegaskan, sudah ada keputusan presiden yang
menjamin ada dana Rp 50 triliun bagi TNI memperkuat armadanya.
Bagi Hasanuddin, Kementerian Keuangan kini harus mendukung cicilan
jatuh tempo Rp 1,1 triliun April mendatang. Dana itu dibutuhkan buat
membayar produsen Apache dari Amerika Serikat.
jatuh tempo Rp 1,1 triliun April mendatang. Dana itu dibutuhkan buat
membayar produsen Apache dari Amerika Serikat.
"Yang paling sangat disesalkan, ternyata Rp 1,1 triliun yang seharusnya
diprogramkan tahun ini juga tidak bisa terbayar," cetusnya.
diprogramkan tahun ini juga tidak bisa terbayar," cetusnya.
Dia menilai ada kesalahan manajemen dalam pembelian alutsista
pertahanan tersebut. Sehingga, Indonesia belum bisa mendapatkan
alat perang tersebut.
pertahanan tersebut. Sehingga, Indonesia belum bisa mendapatkan
alat perang tersebut.
"Apache belum kita terima, heli serbu belum kita terima, F16 belum kita
terima. Saya melihat ada mismanajemen pemerintah," kata Hasanuddin.
terima. Saya melihat ada mismanajemen pemerintah," kata Hasanuddin.
Menanggapi desakan itu, Chatib mengaku tak bisa berbuat apa-apa.
Paling memungkinkan, dana tambahan di luar porsi awal APBN ini hanya
dapat diwujudkan di pemerintahan baru. "Nanti tanya menkeu baru,"
tandasnya.
Paling memungkinkan, dana tambahan di luar porsi awal APBN ini hanya
dapat diwujudkan di pemerintahan baru. "Nanti tanya menkeu baru,"
tandasnya.
Sesuai data Kemenhan, percepatan pemenuhan alutsista untuk tahun
anggaran 2013-2014 mencakup seluruh matra, baik mabes, AD, AL,
dan AU.
anggaran 2013-2014 mencakup seluruh matra, baik mabes, AD, AL,
dan AU.
Beberapa alat yang didatangkan pada 2014 misalnya kendaraan taktis
4X4 sebanyak 332 unit. Ada juga enam unit helikopter serbu, 8 unit
pesawat tempur F-16, serta 37 unit Tank Amphibi BMP-3F.
4X4 sebanyak 332 unit. Ada juga enam unit helikopter serbu, 8 unit
pesawat tempur F-16, serta 37 unit Tank Amphibi BMP-3F.
Jika kontrak tahun ini gagal dipenuhi Kemenhan, ada potensi proses
pembelian alutsista lainnya terganggu. Misalnya rencana TNI membeli
radar cuaca untuk heli serbu dari Rusia.
pembelian alutsista lainnya terganggu. Misalnya rencana TNI membeli
radar cuaca untuk heli serbu dari Rusia.
0 komentar:
Posting Komentar