Pemerintah Jerman menawarkan bantuan kekonsuleran bagi warga Israel.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, secara tegas mengatakan RI tidak akan pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Bangsa Palestina meraih kemerdekaan secara penuh.
Ungkapan ini menanggapi pemberitaan yang disampaikan kantor berita Reuters, bahwa Pemerintah Jerman akan menawarkan gedung Kedutaannya di RI dan Malaysia untuk membantu urusan konsuler warga Israel.
Hal tersebut disampaikan mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri itu usai menerima kunjungan Menlu Filipina, Albert F. Del Rosario, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, pada Senin 24 Februari 2014.
Marty mengaku hingga saat ini belum menerima konfirmasi dari Kedutaan Jerman di Jakarta terkait rencana Kanselir Angela Merkel itu.
Namun, Marty menjelaskan apabila bantuan yang dimaksud terkait urusan konsuler, maka hal tersebut bukan sesuatu yang di luar kebiasaan dari praktek diplomasi.
"Kadang kala suatu negara yang tidak memiliki misi diplomatik di negara lain, mereka menitipkan masalah-masalah kekonsuleran di suatu kedutaan di negara tertentu," kata Marty.
Indonesia, lanjut Marty, apabila memiliki permasalahan yang menyangkut masalah WNI di negara tertentu di mana Pemerintah tidak memiliki hubungan diplomatik langsung, kadang kala dibantu Kedutaan negara lain juga.
"Jadi, bukan masalah politik. Melainkan lebih ke masalah kekonsuleran," ujar dia.
Marty menekankan hal tersebut lazim dilakukan, sepanjang tidak ada atribut kenegaraan yang disematkan.
"Jadi, bukan berarti Kedubes Jerman di Jakarta akan mengibarkan bendera Israel. Saya tegaskan sekali lagi, selama rakyat Palestina belum mencapai kemerdekaan, maka tidak akan pernah ada Kedutaan Besar Israel di Jakarta," kata dia.
Sementara Pejabat Atase Pers Kedubes Jerman di Jakarta, Michael Hoffmann, mengaku belum mengetahui rencana pemerintahnya itu. Dihubungi VIVAnews melalui sambungan telepon, dia pun meragukan rencana tersebut akan terealisasi.
Pasalnya, Kedubes Jerman di Jakarta hanya diizinkan untuk melayani masalah konsuler warga negera lain yang tergabung dalam keanggotaan Uni Eropa.
"Secara hukum, kami hanya diizinkan untuk melayani urusan konsuler warga negara anggota UE. Apabila kami melayani warga Israel, maka hal tersebut bertentangan dengan hukum," kata dia.
Dia pun menyebut kunjungan Kanselir Merkel ke Yerusalem hari Senin ini tidak ada kaitannya dengan pihak Kedutaan di Jakarta. Hoffmann mengatakan sudah menjadi hal biasa bagi pejabat tinggi Jerman untuk berkunjung ke Israel.
"Bahkan kunjungan semacam itu bisa terjadi enam kali dalam setahun," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan Reuters, 21 Februari kemarin, Pemerintah Jerman menawarkan bantuan kekonsuleran bagi warga Israel di negara-negara yang tidak ada hubungan diplomatik langsung dengan Israel. Dua di antaranya yang ditawarkan oleh Merkel yakni Kedutaan Jerman di RI dan Malaysia.
Rencananya kesepakatan itu akan ditanda tangani saat Merkel berkunjung ke Israel pekan ini.
♞ Vivanews
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2014
(1507)
-
▼
Maret
(128)
- Bahaya ketergantungan impor migas bagi kedaulatan ...
- RI Tidak Akan Pernah Jalin Hubungan dengan Israel
- Raja Yordania dijadwalkan kunjungi Indonesia
- Indonesia-Filipina bahas perkembangan masalah LCS
- Menang Tender, Sritex Garap Pesanan Baju Militer J...
- Potret : Krisis Crimea
- TNI Segera Bangun Shelter Sukhoi Di Natuna
- Pesanan Pesawat Tempur F-35 Australia Ditunda
- Usai Operasi SAR MH370, KRI Oswald Langsung Ikuti ...
- MNEK 2014 : Susun Protokol Penanggulangan Bencana
- Batalyon 413 Akan Menjadi Batalyon Mekanis
- Rusia Duduki Pangkalan Angkatan Laut Ukraina
- Marsekal Al Sisi menabuh genderang perang
- Investor Polandia akan bangun smelter
- Rusia perluas sanksi terhadap Barat
- Rusia "Akuisisi" Crimera, IMF Bantu Ukraina USD14,...
- Hawk 100/200 TNI AU Hancurkan Markas Separatis
- Kapal Peserta Latma Komodo Mulai Berdatangan Di Batam
- Pesawat Kargo Militer India Jatuh Saat Latihan
- Peresmian Landing Craft Utility (LCU) Pesanan TNI AL
- Penutupan Latihan Gaper 2014 Oleh Danlanud Abd Saleh
- Pramono Bantah Pembelian Leopard Tidak Sesuai Geog...
- KRI Usman Harun Sudah Rampung Dibuat di Inggris
- BUMN Produksi Alat Radar Untuk Militer
- TNI AU Terima Empat Pesawat Latih
- Kekuatan Alutsista TNI Bertambah
- TNI AU Bentuk Skadron Baru
- Menyaksikan "Top Gun" TNI AU beraksi di Jalak Sakt...
- Saat Ukraina berpaling ke Barat, Rusia melirik Timur
- Prancis: Qatar akan beli 22 helikopter militer NH90
- PBB nyatakan pemisahan Krimea dari Ukraina tidak sah
- Inalum-Antam investasi Rp20 triliun bangun smelter...
- Tabah Sampai Akhir
- Mengantisipasi Cuaca Ekstrim Konflik kawasan
- Arah Kebijakan NKRI
- [Gallery] APSDEX 2014, Untuk ke-4 Kalinya
- Merebut (Kembali) Hegemony Militer Dari Singapura
- Harap-harap Cemas Kehadiran Si Badai, Sang Ksatria...
- Potensi “Hedging Nuklir” Indonesia
- KSAU: Pesawat F-16 Hibah Amerika Serikat Tiba Oktober
- 800 PRAJURIT TNI SIAP BERANGKAT KE DARFUR
- SBY Mau Lengser, Paspampres Bikin Grup Pengaman Ma...
- Rusia tempatkan armada perang di Krimea
- Inilah Perbandingan Militer Ukraina dan Rusia
- Indonesia beri ijin lewat kapal perang pencari MH370
- Kendaraan Militer Eks US Army. Siapa Mau?
- Menerawang Road Map Kapal Selam Produksi PT PAL
- TNI AL Bangun Kembali KRI Klewang
- (Photo) Canberra-class LHD Tiba di Sidney
- China Klaim Wilayah Natuna
- Teknologi F-35 Yang Dicuri Muncul Pada Pesawat Sil...
- Dugaan Sabotase Malaysia Airlines MH370
- RKX-200 EDF, Kemajuan Teknologi Rudal Nasional
- Militer Amerika Kembali Ke Filipina
- Corvette ‘Penghancur Kapal Induk’ Taiwan
- Indonesia Kembangkan Roket R-Han Berdaya Jelajah 1...
- Kapal Mata-mata Rusia Muncul Mendadak di Kuba
- Referendum Krimea bisa benturkan Amerika Serikat-R...
- Putin tandatangani perjanjian jadikan Krimea bagia...
- Putin sulut kemarahan Barat dengan "pencaplokan" K...
- TNI Jajaki Kapal Selam Kilo yang Baru
- Negeri “Demam Panggung”
- Pilot Australia Memulai Pelatihan F-35A
- Presiden SBY: Kita siap perang demi mempertahankan...
- Presiden: Setiap Negara Perlu Pertahanan Cukup
- Di Surabaya, pasukan TNI AL pamer Alutsista modern...
- TNI AL Batal Beli 2 KS Kilo Hibah Rusia
- BPS salah masukkan data impor senjata Timor Leste
- Gelar Alutsista di Mako Armatim
- Tahun ini, Indonesia impor senjata dari Timor Leste
- Berita Foto : Penampakan CN-235 MPA Kedua TNI AL
- Skadron Udara 12 Lanud RSN Laksanakan Terbang Malam
- China Ingin Indonesia Miliki Peran Di Laut China S...
- Satgas Komplek Persiapkan Sarana Komunikasi Di Batam
- Sepulang Dari China Panglima TNI Perkuat Natuna
- Gudang Amunisi Satuan Komando Pasukan Katak Meledak
- Lapan Telah Miliki Roket Daya Jelajah 300 Km
- China Serahkan Teknologi Rudal C 705 kepada Indonesia
- Rusia Bakal Bentuk Komando Militer Strategis di Ku...
- Dubes: RI-Spanyol saling percaya untuk kerjasama i...
- Tan: Prajurit Jepang sambil ngopi rebut Singapura ...
- Hong Kong Setuju Ada Pelabuhan Militer Cina
- Juni, Militer Amerika Serikat Punya Jubah "Iron Man"
- Israel sita roket buatan Suriah
- China Minta Uang Tambahan untuk ToT Rudal C 705
- Menjaga Langit Barat dengan Elang “Hibah”
- Rusia dan Ukraina di Ambang Perang
- Segitiga Indonesia, Malaysia dan China
- Laut China Selatan : Asia Tenggara vs China
- Masyarakat Ekonomi Asean 2015
- Sukhoi Su-35 Pesawat Tempur Tercanggih Rusia
- Pembelian Apache dan F-16 Tetap Berlanjut
- Pesawat Generasi 5 Blok Barat
- LCS Memanas, TNI Perkuat Natuna
- Roket Pertahanan Indonesia RX-320
- Skadron F-16 Block 25 Pekanbaru Riau, Operasi Juni...
- Rusia ingin bekukan asset AS dan Uni Eropa
- Rusia tak jadi serbu Krimea
- Rusia balik ancam Amerika, akan stop gunakan dolar AS
- Gudang amunisi yang penuh persyaratan
-
▼
Maret
(128)
Minggu, 30 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar