Select Language

Rabu, 19 Maret 2014

BPS salah masukkan data impor senjata Timor Leste

BPS salah masukkan data impor senjata Timor Leste
pameran senjata. ©Istimewa
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui ada kesalahan input 
data dalam impor senjata dari Timor Leste. Impor senjata yang seharusnya 
datang dari Rusia, dalam data ditulis dari Timor Leste.

Direktur Statistik Distribusi BPS Titi Kanti Lestari mengakui ada kesalahan 

teknis dan tidak teliti dalam memasukkan data dalam program microsoft excel.
"Ada yang meleset. Jadi itu yang benar Rusia. Timor Lestenya enggak ada," 
ucap Titi kepada merdeka.com di Jakarta, Senin (10/3).

Dalam data resmi sebelumnya, BPS menyebut Indonesia mengimpor senjata 

dari Timor Leste. Impor senjata Indonesia pada Januari 2014 mencakup jenis 
artileri seperti pistol, howitzer, dan mortar dengan total nilai USD 44,2 juta. 
Impor senjata ini masuk dari Prancis dengan nilai impor USD 37,4 juta. 
Selanjutnya  senjata ini juga masuk dari Timor Timur (setelah koreksi adalah 
Rusia) dengan 
nilai USD 6,8 juta.

"Timor Leste itu sebenarnya adalah Rusia," tegas Titi.

Dari data itu disebutkan juga Indonesia juga mengimpor peluru senilai 

USD 173.000 dari kawasan yang dulu disebut Timor Leste.

Indonesia juga mengimpor peluru dan perlengkapan amunisi seharga 

USD 56.900. Impor ini datang dari Jerman dengan total nilai USD 39.200 dan 
juga dari Timor Leste dengan nilai USD 17.600.

Pada Januari 2014 ini, Indonesia juga mengimpor senjata kebutuhan militer 

non-pistol. Total nilai impor senjata jenis ini mencapai USD 2,1 juta. Senjata ini didatangkan dari Prancis dengan total nilai USD 1,7 juta dan selanjutnya dari 
Inggris dengan nilai USD 404.700.

Jenis senjata selanjutnya yang diimpor adalah revolvers dan pistol, dengan nilai 

mencapai USD 27.000. Impor senjata jenis ini datang dari Singapura dengan 
nilai USD 4.900 serta Finlandia dengan nilai USD 22.000.

Senjata selanjutnya adalah aksesoris magazine, senapan, dan amunisi dengan 

nilai impor mencapai USD 125 yang datang dari China. Terakhir, jenis senjata 
yang diimpor adalah perlengkapan revolver atau pistol dengan total impor 
mencapai USD 70.000.

Impor peralatan senjata jenis ini datang dari Korea Selatan dengan nilai 

USD 18.000, Jerman dengan nilai USD 43.200 serta Norwegia dengan nilai 
USD 809.

Wakil Ketua Komisi I DPRTB Hasanuddin juga kaget mendengar data 

Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut Indonesia mengimpor 
senjata dari Timor  Leste. Impor senjata jenis pistol, peluru dan 
perlengkapan amunisi dari Timor  Leste tidak pernah dibahas dalam rapat 
kerja Komisi I DPR dan pemerintah. Sebab, selama ini Indonesia selalu 
mengekspor senjata ke berbagai negara maju.

"Ah enggak mungkin lah kita impor, mereka (Timor Leste) saja buat senjata 

enggak bisa kok kita malah beli senjata dari sana. Itu enggak pernah 
dibahas, jadi ya tidak masuk dalam rencana kerja Kemenhan tahun 2014," 
ujar Hasanudin kepada merdeka.com.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner