Select Language

Rabu, 19 Maret 2014

Presiden SBY: Kita siap perang demi mempertahankan kedaulatan

Presiden SBY: Kita siap perang demi mempertahankan kedaulatan
Presiden SBY saksikan Latgab TNI. ©Rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Pasukan TNI AL unjuk kekuatan alat utama sistem 
persenjataan (Alutsista) di hadapan Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono (SBY). Gelar kekuatan terlengkap dan terbesar, serta 
moderen itu dilaksanakan di Dermaga Madura Komando 
Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung Surabaya, Jawa 
Timur.


Presiden SBY mengatakan penambahan kekuatan TNI Angkatan
Laut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan, bukan
karena Indonesia ingin berperang. Namun demikian, Indonesia
siap berperang jika diharuskan untuk mempertahankan kedaulatan
negara.

"Kita tidak ingin perang. Namun jika harus bertempur dan
mempertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita
bertambah lagi," kata Presiden SBY di sela-sela melakukan
peninjauan gelar alat utama sistem persenjataan (Alutsista)
dan demo kekuatan persenjataan TNI Angkatan Laut di Dermaga
Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3), seperti
dilansir Antara.

Pelanggaran kedaulatan dapat terjadi dalam beragam bentuk,
terutama di wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari
perairan. Didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,
Presiden SBY meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada
program pembangunan kekuatan matra laut periode Rencana
Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Menurut Purnomo, alutsista yang digelar antara lain empat kapal
perang korvet kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (Landing Platform
Dock), empat Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua kapal
Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.

Untuk Korps Marinir TNI AL telah datang 54 tank amphibi jenis
BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1
(Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA
(Maritime Patrol Aircraft), empat pesawat latih Bonanza G-36, dan
tiga helikopter Bell-412 EP.

Pada kesempatan itu juga digelar model atau miniatur alutsista
yang pengadaannya melampaui masa bakti Kabinet Indonesia
Bersatu II.

"Penyelesaian alutsista laut membutuhkan waktu yang lama," kata
Menhan menjelaskan alasan pengadaan yang melampaui masa
bakti kabinet.

Alutsista yang disajikan dalam bentuk miniatur antara lain tiga
kapal selam, dua kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis frigate,
kapal layar latih (Tall Ship) pengganti kapal Dewa Ruci yang sudah
berusia 62 tahun, tiga kapal angkut tank yang satu di antaranya
untuk mengangkut tank Leopard, dua kapal Bantu Hidro Oseanografi
(BH0), dan dua kapal Bantu Cair Minyak (BCM).

TNI AL, tambah Menhan, juga akan diperkuat oleh tiga pesawat
CN-235 MPA, 11 unit helikopter Anti Kapal Selam (AKS) yang
dilengkapi 'dipping sonar' dan torpedo, lima unit panser BTR-4
dan satu baterai Multiple Launch Rocket System (MLRS).

Selain melakukan peninjauan dan menyapa para prajurit, Presiden
juga menyaksikan demo kekuatan alutsista TNI Angkatan
Laut antara lain demo penyebaran ranjau dari pesawat udara patroli
maritim Umar 623 TNI Angkatan Laut, demo penembakan roket RBU
dari Kapal Republik Indonesia (KRI) dengan nomor lambung 385
dan 381, demo peperangan anti kapal selam oleh KRI dengan
menggunakan helikopter Anti Kapal Selam, demo pembebasan
pembajakan kapal oleh Komando Pasukan Katak dan Intai Amphibi
dengan metode Visit Board Search and Seizure (VBSS),
'Sailing Pass' Kapal TNI Angkatan Laut, dan 'Flying Pass' pesawat
udara dan helikopter TNI Angkatan Laut.

Turut mendampingi Presiden Yudhoyono antara lain Panglima TNI
Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman,
Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI
AU Marsekal TNI IB Putu Dunia, serta Gubernur Jawa Timur
Soekarwo.

Hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh,
Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menteri Pekerjaan Umum
Djoko Kirmanto.
[dan]

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner