Select Language

Jumat, 21 Maret 2014

Kendaraan Militer Eks US Army. Siapa Mau?

salah satu varian MRAP US Army
Sejak tahun 2007 hingga sekarang, Pentagon telah membeli 25.000 unit Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP) senilai lebih dari $50 milyar USD.
MRAP yang mempunyai 25 varian ini merupakan kendaraan andalan US dan sekutu pada perang Afghanistan untuk melindungi para tentara terutama dari bahaya serangan ranjau. Namun seiring dengan rencana penarikan mundur pasukan AS dari Afghanistan maka kendaraan ini dianggap tidak lagi mempunyai nilai strategis.
Harga baru berbagai varian MRAP US Army ini sekitar $1 juta USD per unit. Namun kini setelah selesai kampanye perang di Afganistan biaya untuk me-reset kendaraan tersebut juga tidak murah. Perkiraan akan menghabiskan sekitar $150.000 untuk me-reset tiap unitnya di Depot Red River Army di Texas, dan sekitar $ 87.000 per unit jika perbaikan dilakukan  di Livorno, Italia. Perbaikannya sendiri diperkirakan akan memakan waktu selama tiga..
Perkiraan lainnya biaya untuk membawa MRAP pulang dari Afghanistan dan memperbaikinya akan membutuhkan biaya sekitar $170.000 hingga $ 220.000 USD per unit
MRAP di Afghanistan
Disandingkan dengan Hummer
Pakistan yang letaknya berdekatan dengan Afghanistan tengah berusaha mendapatkan MRAP tersebut untuk keperluan militer mereka. Hanya saja situasi hubungan US-Pakistan yang agak renggang pasca penyerbuan militer dalam operasi pemburuan Osama Bin Laden menyebabkan belum ada kepastian mengenai kepastian nasib ribuan unit MRAP yang masih tersimpan di Afghanistan. Filipina juga sedang berusaha mendapat kendaran lapis baja eks US, tapi menghadapi kendala logistik yang mahal untuk mengeluarkan MRAP tersebut dari land locked country seperti Afghanistan, belum lagi jika mengingat resiko keamanan untuk memgangkutnya ke pelabuhan terdekat. Dari kondisi geografis dan potensi kebutuhan militer sepertinya memang Pakistan adalah satu-satunya kandidat pembeli potensial.
Para pengambil keputusan di militer Angkatan Darat AS sebelumnya telah memutuskan untuk tidak membawa pulang peralatan senilai lebih dari $7 miliar tersebut (sekitar 20 persen dari apa yang dibawa Angkatan Darat AS ke Afghanistan) karena biaya pengiriman terlalu tinggi dan kebutuhan rendah terhadap peralatan tersebut di US. Rencananya, jika tidak ada peminat pembeli luar negeri maka Angkatan Darat AS akan menghancurkan peralatan tersebut dan menjualnya sebagai scrap di pasar loak besi tua di wilayah Afghanistan. (NYD)

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner