Select Language

Minggu, 30 Maret 2014

Bahaya ketergantungan impor migas bagi kedaulatan Indonesia

LENSAINDONESIA.COM: Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo (HT), kembali menyoroti soal ketergantungan impor minyak dan gas di Indonesia yang menurutnya bisa mengancam kedaulatan bangsa. HT menegaskan kedaulatan energi bukan lagi sebuah pilihan melainkan keharusan.
“Migas ini sangat penting, mulai dari kebutuhkan untuk industri, transportasi, listrik, rumah tangga. Jika ini diembargo bisa bayangkan aktivitas dalam negeri kita akan berhenti total,” ujarnya saat jadi juru kampanye (Jurkam) Nasional terbuka Partai Hanura,di Bojonegoro, Jumat (29/03/14).
Seperti diketahui, kebutuhan BBM Indonesia sekitar 1,4 juta barel per hari. Sedangkan produksi minyak dalam negeri sekitar 825.000 per hari. Itu pun tidak seluruhnya bisa diolah di kilang minyak di Indonesia karena kapasitas dan spesifikasi yang berbeda. Hanya sekitar 625.000 barel saja yang bisa diolah sisanya didapatkan dari impor.
Selain itu, HT yang juga bos MNC Group ini mengatakan, devisa Indonesia tergerus dengan impor gas yang terjadi terus menerus. Asal tahu saja biaya untuk impor untuk memenuhi kebuthan minyak di Indonesia sebesar U$ 100 juta-US$ 120 juta perhari. “Pemerintah harus berani berinvestasi dalam pembangunan kilang,” desaknya.
Hanura sendiri lanjut HT, telah menyiapkan strategi bagaimana dalam hal kebutuhan Migas Indonesia tidak impor secara terus menerus. Di antaranya, Hanura akan mendorong keberadaan regulasi untuk mendorong eksplorasi lebih banyak lagi.
“Harus ada ladang minyak yang baru. Selama ini eksplorasi dan eksploitasi migas lebih berpusat di darat, karena di lepas pantai mahal. Padahal Indonesia ini mayoritas wilayahnya adalah lautan,” jelasnya.
Selain itu HT mengatakan, untuk ekplorasi daratan harus dipercepat prosesnya, misalnya soal perizinan, birokrasi tidak berbelit-belit.
Di hadapan ribuan simpatisan Partai Hanura yang memenuhi Gedung Serbaguna Bojonegoro, HT menegaskan bahwa Partai Hanura memiliki komitmen dan visi misi yang jelas untuk mengubah Indonesia menjadi negara maju, kemandirian di bidang energi adalah salah satunya.
Kabupaten Bojonegoro, diakui HT, dikenal sebagai daerah penghasil migas yang cukup besar. Bahkan Bojonegoro diperkirakan bisa berkontribusi sekitar 200.000 barel per hari pada tahun 2015.
“Tentunya dengan potensi minyak yang ada di Bojonegoro ini bisa dimaksimalkan untuk kepentingan pembangunan. Selain itu yang perlu diperhatikan daerah bisa menerima porsinya dengan adil.” ujar ketua Bapilu Hanura ini.
HT menegaskan bahwa pemerintah perlu meningkatkan produksi migas supaya status net importir tak lagi melekat.
Dalam kampanye ini, HT didampingi oleh mantan kepala staf angkatan darat (KASAD), Jenderal (Purn) Subagyo HS, Wakil ketua Bapilu Hanura, Arya Sinulingga. Sekretaris Bapilu Hanura, Ahmad Rofiq serta caleg-caleg Hanura untuk DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten Daerah Pemilihan Bojonegoro.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner