Select Language

Minggu, 02 Maret 2014

Kapal selam buatan Indonesia ditarget melaut 2018

Kapal selam buatan Indonesia ditarget melaut 2018
ilustrasi. shutterstock
Merdeka.com - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia bergegas 
membenahi dan memperbarui berbagai alat utama sistem persenjataan 
yang kurang dan sudah dimakan usia. Penambahan unit kapal selam 
adalah salah satu target dibidik oleh Komite Kebijakan Industri 
Pertahanan (KKIP).

Menurut Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan 

hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, 
saat ini Kementerian Pertahanan dengan PT PAL sedang menyiapkan 
galangan buat pembangunan kapal selam itu. Menurut dia, jika modal dari 
pemerintah sudah cair, maka pembangunan kapal selam akan dimulai tahun 
depan.

"Kapal selam PT PAL direncanakan masuk tahap produksi pada 2015, dan 

diperkirakan selesai November 2018," kata Zilmi dalam jumpa pers di 
Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/2).

Zilmi mengatakan, produksi kapal selam itu dilakukan dengan cara kerjasama 

operasi dengan sebuah perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding 
and Marine Engineering (DSME). Kontrak antara pemerintah dengan Daewoo 
sudah diteken sejak 2011 dengan nilai USD 1,07 juta. Indonesia memesan tiga 
kapal selam dari Daewoo, di mana dua dibangun di Korea Selatan, dan satu 
akan dibuat di galangan milik PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.

Maksud pembangunan satu kapal selam di tanah air itu supaya terjadi alih 

teknologi. Menurut dia, hal itu sudah tercantum dalam undang-undang dan 
peraturan presiden yang mewajibkan tiga syarat dalam pengadaan mesin 
tempur. Yakni alih teknologi, penggunaan kandungan dan komponen lokal, 
serta imbal dagang.

Zilmi melanjutkan, melalui rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, 

pemerintah sepakat membenamkan tambahan modal sebesar USD 250 juta 
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Pengubahan buat membantu 
pembangunan galangan kapal itu. Jika tidak meleset, April mendatang dana 
itu bakal cair.

Meski begitu, banyak pihak meragukan kemampuan PT PAL membangun 

kapal  selam itu. Tetapi Zilmi pasang badan. Menurut dia, yang mesti 
dikhawatirkan  bukan kemampuan PT PAL, tapi justru ketepatan pencairan 
dana pembangunan fasilitas.

"Pembangunan fasilitas itu sudah dimulai sejak 2011. Sumber daya manusia 

sudah  ditatar dan peralatan sudah disamakan. Dalam pembangunan 
galangan kita juga menggandeng konsultan dari Korea Selatan biar sama. 
Yang membangun fasilitas  juga kontraktor. Jadi jangan menyalahkan PT PAL," 
ujar Zilmi.

Zilmi menyatakan, supaya proses alih teknologi berjalan lancar pemerintah 

mengirim  206 tenaga ahli Indonesia buat belajar langsung teknik pembuatan 
kapal selam ke  Korea Selatan. Menurut dia, dalam rombongan itu juga terselip 
perwakilan akademisi  dari Institut Teknologi Surabaya.

Dia berharap para insinyur itu bakal menyerap semua ilmu dan bisa 

menerapkannya  di Indonesia. Sebab, lanjut dia, terakhir kali Indonesia mengirim 
orang buat belajar soal mesin perang adalah 15 tahun lalu di masa pemerintahan 
Presiden Baharudin Jusuf Habibie.
[did]

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner