Select Language

Sabtu, 05 Juli 2014

Lipat Gandakan Pengamanan Jalur Gaza

JERUSALEM - Bentrokan aparat dan warga Palestina kembali pecah di Kota Jerusalem kemarin (4/7). Ratusan pemuda Palestina yang berunjuk rasa menjelang pemakaman Mohammed Abu Khdeir terlibat baku hantam dengan polisi yang menjaga kota kuno tersebut. Sementara itu, Hamas mengaku siap melakukan gencatan senjata dengan Israel.
 
Israel sengaja melipatgandakan pengamanan di Jerusalem dan sekitarnya kemarin. Sebab, ada dua agenda yang berpotensi memantik konflik. Agenda pertama adalah pemakaman Khdeir, remaja Palestina yang menjadi korban balas dendam Israel pasca kematian tiga siswa seminari Yahudi di Tepi Barat. Agenda kedua adalah salat Jumat pertama di bulan Ramadan yang biasanya diikuti banyak umat.
 
"Petugas kami bentrok dengan ratusan warga Palestina di Ras Al Amud dan Wadi Joz, sebelah timur Jerusalem," terang Jubir Kepolisian Israel Micky Rosenfeld. Sejak jasad Khdeir ditemukan di hutan pinggiran Jerusalem Rabu petang (2/7), ketegangan langsung menguasai kota yang sama-sama diklaim Israel dan Palestina tersebut.
Penduduk Shuafat, kawasan Arab di Jerusalem, yakin remaja 16 tahun itu adalah korban balas dendam Israel terhadap Palestina. Mirip tiga remaja Israel yang diculik di Tepi Barat sebelum akhirnya ditemukan tanpa nyawa, Khdeir pun mengalami penculikan lebih dulu. Tetapi, tidak seperti tiga remaja Israel tersebut, Khdeir hanya disekap beberapa jam.
 
Sejumlah saksi mata melihat Khdeir dipaksa masuk ke sebuah sedan hitam. Tidak lama kemudian, dia ditemukan tergeletak tanpa nyawa dengan luka bakar di sekujur tubuh.
 
"Dokter sudah menuntaskan otopsi Kamis sore (3/7). Selepas salat Jumat (kemarin), jenazahnya akan tiba di rumah," terang Hussein, ayah Khdeir. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji memburu para pelaku sampai berhasil dan menyeret mereka ke meja hijau.
 
Jalur Gaza yang awalnya sedikit mereda memang kembali tegang setelah tiga remaja Israel yang diculik pertengahan Juni ditemukan menjadi mayat Senin (30/6). Pada hari yang sama IDF langsung melepaskan tembakan ke perbatasan. Berondongan peluru IDF membuat militan Gaza menghujani Israel dengan roket.
 
Kendati demikian, Hamas yang disebut-sebut dalang penculikan tiga remaja Israel pada Juni mengaku siap berdamai. Kemarin organisasi radikal itu bersedia melakukan gencatan senjata. Tetapi, gencatan senjata tersebut hanya terwujud jika IDF berhenti menyerang Jalur Gaza dari udara. Kabarnya, intelijen Mesir terlibat dalam skenario gencatan senjata itu.
 
"Pertemuan intensif Hamas dan para pejabat Mesir telah sukses melahirkan konsep baru gencatan senjata Hamas dan Israel. Gencatan senjata itu kami umumkan beberapa jam yang akan datang," papar salah seorang sumber Hamas. Kemarin militan-militan Jalur Gaza yang berkiblat kepada Hamas pun langsung menghentikan tembakan roket ke Israel.
 
Sementara itu, akun Twitter resmi Angkatan Darat (AD) Israel menjadi korban peretasan. Melalui akun tersebut, si pencuri identitas menyebarluaskan berita meresahkan. Yakni, peringatan bahwa salah satu fasilitas nuklir Israel telah hancur berantakan karena serangan roket.
"Peringatan: kebocoran nuklir mungkin sedang terjadi setelah tembakan dua roket militan di Dimona," terang situs Ynet.
 
Berita yang telanjur tersebar luas melalui internet itu membuat panik masyarakat. Untungnya, militer Israel segera menyadari hal tersebut. Mereka lantas mengunggah tweet yang menyebutkan bahwa akun mereka dibajak.
Dalam hitungan jam, militer Israel bisa mengatasi pembajakan itu. Mereka kemudian memublikasikan permintaan maaf secara online dan menghapus tweet-tweet palsu.(AP/AFP/BBC/hep/c19/tia)

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner