Select Language

Rabu, 02 Juli 2014

Debat Calon Presiden Indonesia : Politik Internasional dan Ketahanan Nasional

Debat episode ke-3 Calon Presiden Indonesia yang mengambil thema “Politik Internasional dan Ketahanan Nasional” yang berlangsung pada tanggal 22 Juni 2014 malam yang lalu menyedot banyak sekali perhatian masyarakat Indonesia, termasuk saya pribadi. Saya sebagai masyarakat awam dan yang beberapa tahun belakangan cukup aktif memperhatikan perkembangan yang berkaitan dengan thema debat kali ini pun merasa debat kali ini sangat sayang sekali untuk di lewatkan.

Sebelum saya menuliskan opini saya mengenai hasil debat tadi malam, perlu saya perjelas posisi saya dalam menanggapi debat itu. Pertama sekali adalah apapun yang saya tuliskan dalam artikel ini adalah murni opini saya pribadi yang jauh dari kepentingan apapun. Kedua adalah saya adalah Swing Voter alias calon pemilih yang belum menentukan pilihan pasti dalam PilPres nanti. Ketiga, terkait point kedua, saya sejatinya sangat mengharapkan Debat ke-3 tadi malam adalah ajang untuk menentukan pilihan Presiden bagi saya di pemilu nanti. Keempat, tulisan saya ini tidaklah mengandung kebenaran absolute karena hanyalah pandangan saya pribadi, yang bisa saja sangat terpengaruh dari cara saya berpikir dan berpandangan terhadap suatu masalah. Untuk itu, jika tulisan saya ini berbeda dengan pandangan pembaca sekalian, mohon di mengerti bahwa setiap orang pasti memiliki pandangan yang relative berbeda seorang dengan yang lainnya.

Acara Debat ke-3 ini sebenarnya sangat saya tunggu-tunggu dari jauh hari karena saya sangat berharap debat inilah yang menjadi penentu bagi saya apakah memilih Nomor 1 atau Nomor 2. Apalagi topic yang dibahas cukup berkaitan dengan minat saya mengenai Ketahanan Nasional (terutama masalah Pertahanan Nasional) dan Politik Internasional. Sebelum Debat dimulai, saya sangat berharapan masing-masing calon presiden akan memaparkan arah kebijakannya dengan jelas terkait Politik Internasional Indonesia dan Ketahanan Nasional (terkhususnya Pertahanan Indonesia) untuk 5 tahun kedepan. Saya sangat berharap penjelasan penjelasan mereka akan membuat saya yakin dan mantap untuk memilih calon presiden yang paling meyakinkan saya dalam menjelaskan arah kebijakannya 5 tahun kedepan. Itulah motivasi awal saya dalam menonton jalannya debat dan ini juga lah yang menjadi motivasi saya dalam menulis artikel ini.

Jalannya Debat ke-3 : Politik Internasional dan Ketahanan Nasional

Debat ketiga ini memiliki format yang sangat mirip dengan debat ke-2 minggu lalu, dimana debat ketiga ini di pimpin oleh Moderator Prof Hikmahanto Juwana, Gurubesar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Debat ini dibagi kedalam 6 sesi, dimana masing masing sesinya berkaitan dengan hal berikut :
a. Sesi Pertama : Pemaparan Visi dan Misi Calon Presiden tentang Politik Internasional dan Ketahanan Nasional
b. Sesi Kedua : Penajaman Visi dan Misi Calon Presiden
c. Sesi Ketiga : Pertanyaan dari Moderator Terkait Visi dan Misi Calon Presiden
d. Sesi Keempat : Calon Presiden Saling Lempar Pertanyaan Satu dengan yang lain.
e. Sesi Kelima : Calon Presiden Saling Bertanya dan Langsung Ditanggapi
f. Sesi Keenam : Pernyataan Penutup dari Masing masing Calon Presiden.

Nah, sekarang saya mencoba menilai pernyataan dan komentar dari masing-masing calon Presiden untuk setiap sesinya. Mengingat komentar-komentar dari masing-masing Calon Presiden dalam setiap sesinya cukup banyak, sehingga sulit untuk mengingat detail kata demi kata yang mereka sampaikan. Untuk itu, saya menggunakan bantuan berupa Transkrip Lengkap debat ke-3 tadi malam yang saya ambil dari blog ini. Transkrip lengkapnya tidak akan saya tulis disini, saya hanya akan mengambil inti dari komentar Calon Presiden. Jika pembaca ingin mengetahui detail transkripnya, silahkan buka link yang sudah saya tuliskan di sini. Selain itu tentunya, saya mengandalkan ingatan saya ketika menonton acara debat tadi malam.

Sesi Pertama : Pemaparan Visi dan Misi Masing-masing Calon Presiden

Pada sesi ini, masing masing Calon Presiden diberikan waktu untuk menyampaikan visi dan misinya dalam kaitannya dengan Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. Dan kedua calon memaparkan visi dan misinya dengan waktu yang sama yang diberikan moderator.

Calon Presiden Nomor Urut 1, memaparkan visi dan misinya yang intinya adalah sebagai berikut :
a. Indonesia harus mengamankan kekuatan dan kekayaan nasionalnya.
b. Politik Luar Negeri tidak berarti jika kekuatan dalam negeri lemah.
c. Letak Geografis Indonesia yang strategis membuat banyak Negara bergantung kepada keamananan Indonesia.
d. Kekayaan Nasional Indonesia banyak diambil oleh Luar negeri.
e. Ketahanan dan keamanan nasional kita terletak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
f. Thousand Friends, Zero Enemy.

Calon Presiden Nomor Urut 2, memaparkan visi dan misinya yang intinya adalah sebagai berikut :
a. Prinsip dasar Politik Internasional adalah Bebas Aktif untuk Ketahanan Nasional Indonesia
b. 4 prioritas utama dalam konteks Politik Internasional dan Ketahanan Nasional adalah Perlindungan WNI, Perlindungan Sumberdaya maritime dan Perdagangan, Peningkatan Produktivitas dan daya saing, serta Menjaga keamanan Regional Kawasan.
c. Mendukung Penuh Palestina sebagai Negara Merdeka dan anggota penuh PBB
d. Tiga Strategi diplomasi dalam Politik Internasional adalah Diplomasi antar pemerintah (G to G), antar pelaku bisnis (B to B), dan antar masayarakat masing-masing Negara (P to P)
e. Pergeseran Geopolitik dari Barat ke Asia adalah peluang Indonesia menjadi Negara besar, sehingga Indonesia harus memenangkan pertarungan di Samudra dan Maritim dan Indonesia jadi poros maritime Dunia.
f. Ketahanan Nasional yang kuat adalah lewat kesejahteraan Prajurit, modenisasi alutsista termasuk cyber and hybrid warfare, serta modernisasi Industri pertahanan Indonesia
Bpk. Prabowo, Calon Presiden Nomor Urut 1
Bpk Prabowo, Calon Presiden Nomor Urut 1. Credit to Imam Buhori/Merdeka.com


Dalam isi pemaparan visi dan misi ini, Calon Presiden Nomor 1 lebih menekankan pentingnya kemakmuran rakyat untuk mewujudkan Ketahanan Nasional yang kuat, pentingnya menjaga kekayaan nasional Indonesia dari pihak luar serta pentingnya persahabatan dengan Negara lain dan menghidari permusuhan. Calon Presiden ini juga melihat posisi geografis Indonesia yang sangat strategis membuat keamanan Indonesia sangat penting bagi Negara sekitarnya. Namun apa yang disampaikan masih sebatas garis besar tanpa adanya gambaran nyata arah kebijakan luar negeri dan ketahanan Nasional dalam visi dan misinya.

Sedangkan Calon Presiden Nomor 2, dalam memaparkan visi dan misinya sedikit lebih jelas dan dapat dilihat arah kebijakannya, walaupun juga masih perlu dipertanyakan di sesi berikutnya. Tercatatat Calon presiden Nomor 2, memaparkan mengenai Prinsip Bebas aktif, perlindungan Sumber saya maritime dan perdagangan, daya saing dan keamanan Regional. Selain itu, ada strategi diplomasi yang mengedepankan dialog G to G, B to B dan P to P. Selain itu, Calon Presiden ini juga melihat adanya peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi Negara besar dalam konteks pergeseran Geopolitik dari Barat ke Asia. Terkait hal ini, Calon Presiden ini menginginkan Indonesia menjadi poros maritime dunia. Terkait Ketahanan Nasional, Calon Presiden ini juga menyinggung masalah modenisasi militer terkait Cyber dan Hibryd Warefare serta modernisasi Industri Pertahanan.

Dari komparasi kedua visi dan misi ini, terlihat Calon Presiden Nomor 1 cenderung memandang secara garis besar tanpa menunjukkan arah kebijakan yang jelas kedepannya. Namun beliau cukup focus dan terarah dalam masalah Politik Internasional dan Ketahanan Nasional secara keseluruhan. Calon Presiden nomor 2, memaparkan visi dan misi yang lebih jelas dan kongkrit, serta mulai terlihat arah kebijakannya, terutama terkait kebijakan Maritime melalui Poros maritime nya (walaupun ini masih menjadi pertanyaan yang harus dijelaskan di kemudian hari). Sedangkan dalam masalah Ketahanan Nasional, memandangnya secara dari sudut Pertahanan Nasional (Cyber dan Hibryd Warfare dan Kejehateraan Prajurit), dan dari sudut lain berupa daya saing dan produktivitas nasional, perlindungan sumber daya maritime dan perdagangan, dan perlindungan WNI dimanapun.

Sesi Kedua : Penajaman Visi dan Misi Calon Presiden

Dalam sesi kedua ini, masing masing Calon Presiden diberikan kesempatan untuk menajamkan visi dan misi yang sudah mereka sampaikan. Untuk mempertajam visi dan misi ini, Moderator melemparkan sebuah pertanyaan yang berbeda untuk masing masing Calon Presiden.

Pertanyaan Moderator untuk Calon Presiden Nomor 2 adalah sebagai berikut : “ Bagaimana melindungi kekayaan laut kita dan bagaimana memodernkan alutsista tanpa mengundang kekhawatiran negara tetangga kita?”. Sejatinya satu pertanyaan ini adalah dua buah pertanyaan yang digabung menjadi satu pertanyaan, namun masing masing pertanyaan punya substansi sendiri sendiri.
Bpk. Joko Widodo (Jokowi), Calon Presiden Nomor Urut 2
Bpk Joko Widodo (Jokowi), Calon Presiden Nomor Urut 2. Credit to Dani Permana/Tribunnews.com

Inti jawaban Calon Presiden Nomor 2 adalah perlunya pengadaan pesawat tanpa awak (drone) yang digunakan untuk memantau perairan Indonesia dari potensi pencurian kekayaan laut, dimana Drone ini akan terhubung dengan komando sehingga ada pendeteksian dini serta penindakan terhadap semua potensi kerugian atas pencurian kekayaan laut Indonesia. Hal ini akan membantu untuk melindungi kekayaan laut Indonesia yang berpotensi hilang dimana jumlahnya mencapai Rp 300 Triliun. Namun untuk sub pertanyaan kedua terkait modernisasi militer tanpa menimbulkan kehawatiran Negara tetangga, tidak ada jawaban yang disampaikan Calon Presiden nomor 2.

Pertanyaan Moderator untuk Calon Presiden Nomor 1 adalah sebagai berikut : “ Apa yang menjadi kepentingan nasional kita saat ini dengan negara-negara dalam hubungan bilateral atau dalam kawasan?”. Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 1 atas pertanyaan ini adalah pentingnya menjaga kekayaan nasional Indonesia untuk meningkatkan kekuatan nasional secara riil yang akan membuat Indonesia berwibawa dan disegani Negara di kawasan.


Untuk sesi kedua ini, jawaban Presiden Nomor 2 untuk masalah pencurian kekayaan laut Indonesia cukup detail, namun masalah efektifitas dan pengapikasiannya dilapangan nanti masih menjadi pertanyaan besar. Ini bisa jadi nilai plus namun dikemudian hari ini bisa menjadi boomerang jika tidak dilaksanakan. Sedangkan untuk pertanyaan modernisasi militer Indonesia tidak ada jawaban dari Calon Presiden ini sehingga menjadi nilai minus. Sedangkan untuk jawaban Calon Presiden nomor 1, memberikan jawaban yang cukup tepat dan mengena kepada pokok permasalahan pertanyaan Moderator, namun tidak ada gambaran seperti apa gambaran arah kebijakannya.

Sesi Ketiga : Pertanyaan dari Moderator untuk kedua Calon Presiden

Pada sesi ini, Moderator memberikan sebuah pertanyaan yang sama untuk dijawab kedua Calon Presiden, dimana selanjutnya masing masing Calon Presiden akan menjawab pertanyaan tersebut secara bergantian. Adapaun pertanyaan dari moderator adalah : “ Indonesia merupakan negara yang kepentingannya sering berbenturan dengan negara lain dari segi politik internasional dan ketahanan nasional, dari konflik perbatasan, klaim tumpang tindih, dan penanganan pencari suaka. Bagaimana mengatasinya tanpa merusak hubungan baik antarnegara. Apakah ada ruang untuk diplomasi militer?”. Inti pertanyaan moderator adalah bagaiman cara calon Presiden memanagement konflik dengan tetangga tanpa merusak hubungan baik antarnegara, dan apakah ada kemungkinan ruang untuk diplomasi militer dalam penyelesaiannya.

Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 1 adalah pentingnya good neighbor policy untuk menjaga hubungan baik dengan semua Negara, namun tetap mempertahankan kepentingan nasional Indonesia. Terlebih lagi adalah mempertahankan setiap jengkal wilayah kedaulatan Indonesia. Seiring dengan kebijakan ini, tentunya tetap diperlukan kekuatan nasional Indonesia agar di hormati seluruh Negara.

Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 2 untuk pertanyaan yang sama adalah mengedepankan dialog diplomasi untuk meredam konflik dengan tetangga tanpa memikirkan perlunya opsi perang dalam menyelesaikan masalah konflik. Jika masalah mentok, perlunya membawa masalah ini kepada Mahkamah Internasional untuk diputuskan melalui hukum internasional.

Untuk pertanyaan ini, kedua Calon Presiden terlihat memberikan jawaban yang relative sama, namun ada penekanan yang lebih pada masalah kepentingan nasional yang disampaikan oleh calon Presdien nomor 1.

Kemudian Moderator melemparkan pertanyaan kedua dalam sesi ini untuk dijawab oleh kedua Calon Presiden, dimana pertanyaannya adalah “ Bagaimana upaya Bapak memberi perlindungan buat pekerja kita di luar negeri, terutama pekerja perempuan? Bagaimana bapak mengambil kebijakan agar Indonesia bisa mengambil peran penting di luar kawasan atau pemimpin di ASEAN?”. Saya menangkap ada dua inti pertanyaan ini yaitu Perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri dan bagaimana kebijakan agar Indonesia semakin berperan penting di kawasan dan ASEAN.

Inti jawaban Calon Presiden Nomor 2 adalah untuk masalah TKI di luar negeri, perlunya seleksi dan pelatihan sebelum penempatan TKI di luar negeri. Dan pentingnya management pengawasan kondisi TKI diluar negeri dengan memanfaatkan peran KBRI di Negara terkait. Selain itu perlunya moratorium pengiriman TKI bagi Negara yang tidak punya kebijakan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia. Terkait bagaimana meningkatkan peranan Indonesia dikawasan, Calon Presiden Nomor 2 memberikan jawaban pentingnya Indonesia menjadi poros maritime dunia yang akan membuat Negara Negara lain semakin memerlukan peranan Indonesia. Peranan seperti ini akan membuat Indonesia semakin dihormati dan dihargai Negara di kawasan.

Inti jawaban Calon Presiden nomor 1 untuk pertanyaan yang sama adalah terkait masalah TKI di luar negeri relative sama dengan pendapat Calon Presiden nomor 2. Namun terkait masalah bagaimana kebijakan agar Indonesia semakin berperang di kawasan dan ASEAN sama sekali tidak ada jawaban dari Calon Presiden nomor 1 ini. Tentu ini menjadi nilai minus bagi Calon Presiden Nomor 1 ini.

Namun yang menjadi kekecewaan saya adalah terkait bagaimana meningkatkan perananan Indonesia di kawasan, hanya Calon Presiden nomor 2 yang memberikan jawaban yaitu membuat Indonesia menjadi poros maritime dunia (jawaban yang harus diperjelas lagi kedepannya), sedangkan Calon Presiden nomor 1 sama sekali tidak ada jawaban. Terkait bagaimana kebijakan agar Indonesia menjadi Pemimpin yang berpengaruh di ASEAN, sama sekali tidak ada jawaban yang pasti dari kedua calon Presiden. Padahal keduanya bisa menyinggung apa yang harus Indonesia lakukan dalam mengatasi konflik Regional terutama di Konflik Laut China Selatan, Konflik di sesama Negara ASEAN seperti Thiland – Kamboja, dan lainnya.

Untuk pertanyaan kedua dari Moderator ini, jawaban Calon Presiden Nomor 2 lebih baik dari calon Presiden nomor 1, namun pada garis besarnya jawaban keduanya masih jauh dari yang saya harapkan.

Sesi Keempat : Calon Presiden Saling Bertanya

Sesi keempat ini adalah sesi yang paling di tunggu tunggu pemirsa dimana, masing masing Calon Presiden akan memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh lawannya. Calon Presiden Nomor 2 diberikan kesempatan pertama sekali untuk memberikan pertanyaan kepada Calon Presiden Nomor 1. 

Pertanyaan Calon Presiden Nomor 2 ke calon Presiden nomor 1 adalah “ Bapak sering mengatakan mengenai pentingnya perubahan dan soal perubahan. Bagian mana dari kebijakan politik luar negeri kita saat ini yang perlu diubah?”.

Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 1 adalah bahwa arah kebijakan politik luar negeri Indonesia selama ini sudah benar dan tidak perlu di rubah. Dan Calon Presiden Nomor 1 juga mengapresiasi capaian pemerintah sekarang dalam hal Politik Luar Negeri. Jawaban dari Calon Presiden nomor 1 ini cukup singkat dan padat, dan sepertinya kedepan tidak ada perubahan yang berarti dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

Pertanyaan Calon Presiden Nomor 1 kepada Calon Presiden Nomor 2 adalah “ Bagaimana pendapat Bapak tentang peran Indonesia dalam WTO? Apakah kita merasa manfaat atau menurut bapak, jalan ke depan, bagaimana?”.

Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 2 adalah Indonesia ikut WTO ada plus dan minusnya. Kalau Indonesia tidak ikut WTO, komoditi eksport Indonesia akan sulit masuk kenegara lain. Disini diperlukannya peningkatan Produktivitas dan Daya Saing agar komoditi Indonesia bisa bersaing dengan Negara lain. Namun sayangnya daya saing komodity Indonesia masih kurang, sehingga inilah yang harus di tingkatkan kedepannya.

Kedua pertanyaan diatas dan kedua jawaban tersebut terlihat sudah terjawab dengan baik, namun pertanyaannya saya nilai cenderung datar dan tidak ada tantangannya untuk menunjukkan kualitas masing-masing Calon Presiden.

Pertanyaan kedua dari Calon Presiden Nomor 2 kepada Calon Presiden Nomor 1 “ Ancaman terbesar apa yang sedang dan mungkin dihadapi Indonesia? Untuk Ancaman dalam dan luar negeri.”. Inti jawaban Calon Presiden Nomor 1 adalah adanya ancaman klaim wilayah Indonesia oleh Negara lain dan adanya kemiskinan di dalam negeri serta kekayaan alam Indonesia yang tidak dikuasai sepenuhnya oleh Indonesia.

Pertanyaan kedua dari Calon Presiden Nomor 1 kepada Calon presiden Nomor 2 adalah “ Saya balik bertanya, bagaimana strategi Bapak bagaimana jika ada wilayah nasional kita yang diduduki oleh bangsa lain?”. Ini saya tangkap sebagai balasan pertanyaan yang sebelumnya menyangkut ancaman dari luar negeri. Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 2 adalah pentingnya meyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi damai jika itu menyangkut sengketa wilayah yang masih belum jelas kepemilikannya. Namun jika itu terkait wilayah yang jelas-jelas milik Indonesia, maka Indonesia harus tegas dan apapun harus dilakukan untuk mempertahankannya.

Pertanyaan kedua ini dalam sesi ini saya rasa sudah dijawab dengan baik oleh masing masing Calon Presiden, namun lagi lagi saya merasa sama sekali tidak ada tantangan dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena tidak adanya tantangan dalam pertanyaan itu, maka saya sama sekali tidak melihat adanya kualitas yang menonjol dari kedua Calon Presiden. Saya merasakan pertanyaan dan jawaban kedua Calon Presiden hanyalah pertanyaan dan jawaban normative yang sama sekali tidak ada nilai plusnya untuk menentukan Calon Presiden pilihan saya. Praktis tanya jawab di sesi keempat ini yang semula saya harapkan akan berjalan seru dan menunjukkan kualitas masing-masing calon, kenyataannya jauh berbeda malah terasa sangat dangkal dan hambar.

Sesi Kelima : Masing-masing Calon Presiden Saling Bertanya dan langsung Ditanggapi

Ini mirip dengan Sesi keempat, namu bedanya setaip pertanyaan yang dijawab, bisa langsung ditanggapi kembali jawabannya sehingga harusnya lebih seru dibandingkan dengan sesi ke empat.

Calo Presiden Nomor 1 Bertanya kepada calon Presiden Nomor 2 dengan pertanyaan “Bapak sering berbicara tentang Drone dan Pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Indonesia menjual perusahaan yang sangat strategis, seperti Indosat saat perusahaan ini punya dua satelit di atas wilayah kita? Apakah akan membeli kembali Indosat?”. Saya menilai pertanyaan ini cukup bagus dan cukup dalam maknanya. Pertanyaan ini terkait dengan statement Calon Presiden Nomor 2 yang sering berbicara rencana menggunakan drone untuk pengawasan maritime Indonesia.

Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 2 adalah tetap mengatakan bahwa drone sangat penting artinya kedepan untuk menjaga wilayah Indonesia. Pengadaan Drone ini akan bertahap walau pada awalnya satelitnya masih bergantung kepada Negara lain. Pengadaan satelit akan dilakukan dengan target tertentu. Lalu terkait penjualan Indosat itu terjadi di masa krisis yang cukup parah dan ketika Ibu Megawati menjadi Presiden keadaannya juga belum membaik. Sehingga pilihan menjual Indosat saat itu dipandang dari kondisi real saat itu cukup masuk akal. Namun Indonesia punya opsi untuk membelinya kembali, nemun belum dilakukan sampai saat ini.

Jawaban Calon Presiden Nomor 2 ini cukup menarik dimana tetap menekankan pentingnya penggunakan Drone dimasa datang sebagai salah satu penjaga kedaulatan Indonesia. Dan satu point lagi adalah adanya rencana pengadaan satelit untuk mendukung Drone ini. Namun sayang sekali tidak disebutkan apakah satelit yang dimaksud adalah satelit militer yang terpisah dari kepentingan sipil ataukah hanya menggunakan satelit sipil. Rencana pengadaan satelit juga tidak detail apakah pengadaan satelit militer, atau satelit comersial yang digunakan untuk kepentingan Drone tersebut. 

Sedangkan untuk topic Penjualan Indosat, sepertinya Calon Presiden Nomor 2 cenderung menanggapi bahwa itu bukan tindakan yang terlalu salah mengingat kondisi saat itu. Namun kita tau sendiri Indosat dengan satelitnya bagaimana pun kondisi Negara ketika itu adalah asset strategis nasional. Menjadi pertanyaan adalah jika kedepan Indonesia menghadapi kondisi nasional yang mirip, apakah asset steategis lainnya akan dijual?

Jawaban Calon Presiden Nomor 2 ini lalu kembali ditanggapi Calon Presiden Nomor 1 dengan pertanyaan “ Jadi Bapak setuju bahwa Indosat adalah aset strategis yang dijual?”. Lalu disambung dengan pertanyaan”Apakah Indosat akan dibeli kembali?”. Inti jawaban dari Calon Presiden Nomor 2 adalah mirip dengan jawaban sebelumnya bahwa kondisi saat itulah yang menyebabkan itu terjadi. Dan Tugas pemerintah selanjutnya adalah memperbaikinya terutama dengan opsi membeli kembali saham Indosat dengan tentunya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Disini terlihat Calon Presiden Nomor 1 cukup bijak memberikan pertanyaan yang sangat dalam. Jawaban Calon Presiden Nomor 2 juga cukup lumayan bagus, hanya saja jawabannya terutama yang terkait dengan penjualan Indosat bisa menjadi boomerang dikemudian hari.

Pertanyaan dari Calon Presiden Nomor 2 kepada Calon Presiden Nomor 1 adalah “ Soal panser Anoa itu adalah gagasannya Jusuf Kala dan terlaksana. Di saat yang sama, pemerintah beli tank Leopard. Bagaimana pendapat Bapak soal ini?”. Dan dilanjurkan dengan pernyataan ”Kalau MBT Leopard itu tidak cocok dengan Wilayah Indonesia.”. 

Disini saya merasa pertanyaan yang disampaikan oleh Calon Presiden Nomor 2 adalah sebuah pertanyaan blunder. Kenapa saya katakana Blunder ya karena isu Leopard tidak cocok dengan wilayah Indonesia ini sudah lama berkembang dan sudah banyak bantahan dari pihak yang berkopeten tentang itu. Disini terlihat bahwa seolah-olah Calon Presiden nomor 2 tidak mengetahui secara pasti apakah pertanyaannya itu sudah benar secara studi ilmiah atau tidak. Hal ini bisa kita maklumi karena beliau bukan dari Militer sehingga mungkin tidak terlalu paham. Namun sebagai calon Presiden seharusnya beliau melakukan riset yang lebih dalam terhadap apa yang akan di tanyakannya. Saya menduga bahwa pertanyaan tentang Leopard secara teknis ini adalah hasil diskusi beliau dengan tim sukses beliau yang tanpa saya sebut namanya, saya kira para pemerhati dunia militer akan tau siapa dibalik pertanyaan tersebut.

Inti jawaban Calon Presiden Nomor 1 cukup baik dengan menjelaskan bahwa pemilihan Loepard sudah melalui kajian lembaga berwenang dan menyampaikan bahwa MBT Leopard bisa digunakan di Wilayah Indonesia. Dan juga dijelaskan bahwa MBT juga digunakan oleh Negara tetangga Indonesia, bahkan Vietnam menggunakan MBT dalam perang Vietnam. Namun disalah satu bagian jawabannya, calon Presiden nomor 1 mengatakan bahwa Leopard bisa dikirimkan keluar negeri sebagai bagian pasukan perdamaian dari Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan Peace Making Force. Namun menjadi pertanyaan didalam benak saya, apakah MBT sekelas Leopard benar benar di butuhkan oleh pasukan perdamaian Indonesia di luar negeri? Bukankan mengirimkan senjata mematikan sekelas MBT Leopard ke luar negeri sebagai bagian pasukan perdamaian Indonesia, bisa menimbulkan persepsi seolah olah Indonesia akan menyerang Negara lain? Hal ini tentunya akan menjadi rancu mengingat Indonesia adalah Negara yang mengedepankan perdamaian.

Disini saya lihat jawaban Calon Presiden nomor 1 cukup baik, namun yang paling saya soroti adalah pertanyaan dari Calon Presiden Nomor 2 yang saya rasa terlalu teknis untuk dibahas didalam event sekelas Debat Presiden dan kurang didukung kajian ilmiah sehingga pertanyaan tersebut menjadi blunder yang cukup fatal.

Pertanyaan kedua dari Calon Presiden Nomor 1 kepada Calon Presiden Nomor 2 adalah “Bagaimana Calon Presiden Nomor 2 melihat peran Indonesia dalam Laut Cina Selatan? Dan bagaimana Indonesia harus bertindak karena ada sebagian Wilayah Indonesia yang diklaim China, selain 4 negara ASEAN lainnya.” 

Inti Jawaban calon Presiden Nomor 2 adalah konflik Laut China Selatan adalah masalah Negara yang terlibat, dan Indonesia akan berperan didalamnya jika Indonesia punya solusi dan jalan keluar yang baik. Selain itu, keterlibatan Indonesia harus memberikan keuntungan bagi kepentingan Nasional Indonesia. Calon Presiden ini juga mengatakan bahwa Indonesia tidak terlibat konflik Laut China Selatan secara langsung. 

Jawaban ini menurut kurang tepat karena terlepas apakah benar atau tidak ada wilayah Indonesia yang di klaim China, Indonesia sebagai pemimpin ASEAN tidak bisa berdiam diri saja dalam Konflik Laut China Selatan. Indonesia adalah Negara ASEAN yang paling berpengaruh, jika Indonesia diam saja dalam konflik LCS maka Indonesia sejatinya sudah kehilangan martabatnya sebagai pemimpin ASEAN. Disisi lain, terlepas dari kontroversi benar tidaknya sebagian wilayah Indonesia diklaim China, namun faktanya adalah Konflik LCS tepat berada di depan pekarangan rumah kita yang mau tak mau akan berdampak besar bagi Indonesia. Dan melihat bagaimana agresifitas China mengklaim Wilayah Paracell dan Spratly yang berjarak ribuan kimometer dari wilayahnya hanya karena factor sejarah, maka tidak ada jaminan Wilayah Indonesia (terutama Natuna) tidak akan diklaim China suatu saat nanti. Dari sini saya melihat jawaban calon Presiden nomor 2 kurang tepat, karena terlihat seolah-olah mengganggap masalah LCS bukan masalah yang besar. Menurut saya, Konflik Laut China Selatan adalah konflik paling besar yang akan dihadapi Indonesia beberapa tahun kedepan.

Pertanyaan Kedua dari Calon Presiden Nomor 2 kepada Calon Presiden Nomor 1 adalah “ Apa yang salah dalam hubungan Indonesia dan Australia, sehingga seringkali naik dan turun, panas dan dingin?”. Pertanyaan ini saya kira juga sebuah pertanyaan yang bagus mengingat hubungan Indonesia – Australia selalu pasang surut.

Inti jawaban dari Calon Presiden nomor 1 adalah Indonesia tidak mempunyai permasalahan dengan Australia, namun yang masalah justru Australia yang mungkin menganggap Indonesia adalah ancaman bagi mereka. Dan Indonesia akan berusaha meyakinkan Australia bahwa Indonesia ingin menjadi tetangga yang baik bagi Australia. Namun Indonesia tidak boleh lemah sehingga Australia tidak akan memandang remeh Indonesia.

Jawaban Calon Presiden Nomor 1 ini saya rasa cukup jelas namun ada satu yang saya soroti yaitu pernyataan bahwaAustralia lah yang mengganggap Indonesia sebagai ancaman. Saya sendiri merasa apa yang disampaikan Calon Presiden Nomor 1 ini benar adanya, namun dari segi percaturan politik Internasional pernyataan ini seolah-olah menyalahkan Australia sebagai pihak yang memulai dan memberikan pesan agar Australia lah yang harus berubah. Satu sisi pesan ini baik bagi Indonesia karena itu pesan yang jelas dan tegas, namun disisi lain pernyataan ini bisa memicu konflik baru dengan Australia. Untunglah di akhir jawaban, Calon Presiden Nomor 1 menyampaikan bahwa Indonesia akan meyakinkan Australia bahwa Indonesia ingin bertetangga secara baik dengan Australia.

Sesi Keenam : Pernyataan Terakhir dari Masing Masing Calon Presiden

Pernyataan Calon Presiden Nomor 2 adalah bahwa pergeseran Geopolitik dari Barat menuju Asia adalah tantangan Indonesia dimasa datang, dan kalau Indonesia menjadi poros maritime dunia, Indonesia akan semakin berwibawa.
Pernyataan Penutup Calon Presiden Nomor 1 adalah ketahanan Nasional Indonesia adalah kemakmuran rakyat dan Indonesia harus menutupi kebocoran kekayaan alam Indonesia agar hanya digunakan untuk kemakmuran Indonesia. Itu akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang disegani.


Cukup Berhasilkah Calon Presiden dalam menyakinkan calon pemilih?

Saya seperti yang sudah saya jelaskan tadi mewakili Swing Voters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya, merasakan bahwa Debat ke-III tersebut masih berkutat kepada jawaban normative. Jawaban-jawaban mereka masih mengambang untuk meyakinkan calon pemilih paling tidak itulah yang saya rasakan. Dari 6 sesi Debat yang berjalan, hanya sesi 5 yang saya rasa cukup berbobot, sedangkan sesi lainnya terlihat hanya seperti debat formalitas yang kurang gerget. Debat sesi kelima saya rasa juga belum cukup untuk menyakinkan bagaimana kualitas mereka yang sebenarnya.

Saya yang sebelumnya berharap debat kali ini akan membaut saya mantap menentukan pilihan, tampaknya harus kecewa karena saya tidak melihat adanya calon yang menonjol dari yang lain. Saya melihat kualitas keduanya relative masih sebelas duabelas. Dan dari cara berdebat dan berpendapat, saya masih belum bisa melihat apakah kedua calon itu memenuhi kualitas Calon Presiden yang saya harapkan.

Mau tak mau, saya sebagai Swing Voters sepertinya harus menunggu debat Calon wakin Presiden Minggu depan untuk menentukan pilihan saya. Karena wakil presiden sedikit banyak akan membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan kedepannya.

Hanya ini saja yang bisa saya tuliskan, kurang lebihnya, harus dimaklumi kekurangan saya. Dan harus dimaklumi juga bahwa ini adalah pandangan pribadi saya yang bisa saja berbeda dengan pandangan orang lain. Silahkan pembaca sekalian yang menilai menurut pandangan masing-masing. Silahkan jika pembaca ingin mendiskusikan topic ini, tapiSTOP KAMPANYE HITAM kepada calon manapun. Mari tunjukkan martabat dan kelas anda dengan komentar anda yang kritis namun bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Jika ada kata kata saya yang kurang berkenan, saya mohon maaf.

Salam dari saya, AnalisisMiliter.com

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner