Hal ini disampaikan oleh Chief Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Prasetyantoko saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (14/4/2014).
Prasetyantoko mengungkapkan, hal ini bisa dilihat dari laba bersih yang dicatatkan perbankan di Indonesia, baik itu BUMN maupun swasta dan ini dinilai menjadi yang tertinggi di ASEAN.
"Perbankan di Indonesia itu paling profitable di kawasan, mungkin juga di dunia, tidak ada yang setinggi ini," paparnya.
Dirinya pun mencontohkan perbankan yang paling menunjukkan taringnya dan dapat dikatakan mampu bersaing oleh bank-bank internasional lainnya diantaranya Bank Mandiri, BRI dan BCA.
"Sekarang BRI saja profit 2013 sebesar Rp21 triliun, itu yang tertinggi. Mandiri Rp18 triliun, BCA Rp14 triliun, tidak ada yang lebih tinggi, itu menggambarkan profitabilitas," cetusnya.
Menurut Prasetyantoko setidaknya ada tiga faktor industri perbankan di Indonesia berhasil mencatatkan laba yang cukup signifikan. Dia menjelaskan, hal yang pertama adalah Net Interes Margin (NIM) perbankan di Indonesia. NIM di Indoneia cukup besar dan tidak ada NIM di negara lain yang besar bila dibandigkan Indonesia.
Dia menambahkan, lalu untuk faktor kedua adalah masih minimnya penetrasi perbankan di Indonesia yang sampai saat ini hanya sekitar 30 persen. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, menjadikan hal itu sebuah peluang bisnis yang patut untuk terus digali.
"Sedangkan untuk faktor terakhir adalah semakin meningkatnya kalangan masyarakat ekonomi menengah. Hal itu akan semakin meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat, termasuk akses investasi ke perbankan," tutupnya. (IRIB Indonesia/Okezone)
0 komentar:
Posting Komentar