Select Language

Rabu, 23 April 2014

MOBIL LISTRIK RI BARU DIPRODUKSI MASSAL 2025

http://images.detik.com/content/2014/04/21/1036/091554_selow.jpg
Kemenperin memperkirakan baru bisa memasuki fase industrialisasi pada tahun 2025

Jakarta ☆ Indonesia sudah bisa mengembangkan purwarupa mobil listrik berbagai varian. Kapan kira-kira mobil listrik nasional ini bisa diproduksi secara massal?

Prosesnya masih cukup panjang. Saat ini mobil listrik ini masih dalam tahap sertifikasi. Untuk menuju produksi mobil listrik secara massal, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan hal ini baru bisa memasuki fase industrialisasi pada tahun 2025.

“Kalau program mobil listrik baru di 2025,” kata Direktur Industri Alat Transportasi Darat, Soerjono kepada detikFinance di Jakarta seperti dikutip Senin (21/4/2014).

Soejono menilai membangun industrialisasi tidak sekedar menyiapkan purwarupa semata. Harus ada persiapan di segala lini seperti regulasi, produksi alat komponen, penyediaan stasiun pengisian hingga pengelolaan limbah mobil listrik yang terencana dengan baik.

“Siapin infrastruktur dulu. Penanganan baterainya bagaimana. Kita pakai listrik, mau green. Ada baterai lithium. Siap tangani limbah baterai?” sebutnya.

Industrialisasi harus disipkan secara matang sehingga mobil listrik karya Indonesia bisa bersaing dengan produk buatan luar negeri.

“Mobil listrik kalau sudah proven baru bisa dipakai. Mobil listrik disarankan siap infrastruktur dulu. Jangan asal ngomong,” jelasnya.

Soejono juga menjelaskan terkait penilaian lambatnya izin atau minimnya dukungan terhadap mobil listrik daripada pengembangan mobil murah. Mobil murah memang dipercepat pengembangannya karena ingin mempersiapkan diri menghadapi pasa bebas ASEAN tahun 2015. Hal tersebut bisa juga diterapkan pada mobil listrik nasional jika telah siap.

“Roadmap LCGC 2015. Tapi karena ada ancaman AEC tahun 2015. Maka kita genjot agar muncul. Kalau mobil listirk siap, kita majuin,” jelasnya.

Seperti diketahui ahli-ahli Indonesia seperti pandawa putra petir hingga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mampu menghasilkan berbagai purwarupa mobil listrik seperti jenis mobil sedan sport, mobil listrik MPV, hingga bus listrik. Namun purwarupa tersebut masih tertahan pada tingkat sertifikasi di Kementerian Perhubungan.(feb/ang)


http://images.detik.com/content/2014/04/21/1036/210509_mobilistrikin.jpg
Kita Bakal Ulangi Sejarah Lama

Pemerintah memiliki rencana atau roadmap produksi mobil listrik nasional. Mobil listrik buatan Indonesia baru bisa diproduksi massal mulai 2025, meskipun putra-putri bangsa saat ini telah mampu memproduksi purwarupa atau prototype.

Apa respons Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan? Dahlan yang mendukung penuh pembiayaan dan pengembangan mobil listrik sejak awal menyebutkan, jika mulai diproduksi 2025 maka justru mobil listrik buatan pabrikan otomotif dunia telah merajai pasar Indonesia.

Indonesia akan mengulangi sejarah mobil berbahan bakar fosil. Akibat terlambat mengembangkan mobil nasional, industri mobil dan jalanan Indonesia dikuasai produk asing.

"Ya sudah, terserah saja. Pada 2025 itu mobil listrik negara-negara lain sudah merajai Indonesia. Berarti kita mengulangi sejarah lama bahwa kita baru memikirkan mobil ketika orang lain sudah menguasai Indonesia," tegas Dahlan kepada detikFinance, Senin (21/4/2014).

Dengan konsep industrialisasi mobil listrik pada 2025, Dahlan mengistilahkan ini seperti membiarkan mobil listrik impor pelan tapi pasti membanjiri pasar Indonesia.

"Roadmap itu sama dengan kita mempersilahkan mobil luar negeri masuk Indonesia lebih dahulu, baru Indonesia memiliki mobil listrik yang kalah bersaing," kata mantan bos PLN ini.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan mobil listrik baru bisa memasuki fase industrialisasi pada 2025. Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kemenperin Soerjono menilai industrialisasi tidak sekedar menyiapkan purwarupa. Harus ada persiapan di segala lini seperti regulasi, produksi alat komponen, penyediaan stasiun pengisian, hingga pengelolaan limbah yang terencana dengan baik.

“Siapkan infrastruktur dulu. Penanganan baterainya bagaimana? Kita pakai listrik, mau green, tapi ada baterai litium. Siap tangani limbah baterai?” sebutnya.

Industrialisasi harus disipkan secara matang sehingga mobil listrik karya Indonesia bisa bersaing dengan produk buatan luar negeri. “Mobil listrik kalau sudah proven baru bisa dipakai. Mobil listrik disarankan siap infrastruktur dulu, jangan asal ngomong,” tukasnya.

Soerjono juga menjelaskan terkait penilaian lambatnya izin atau minimnya dukungan terhadap mobil listrik daripada pengembangan mobil murah. Mobil murah atau low cost green car (LCGC) memang dipercepat pengembangannya karena persiapan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015.

Hal tersebut sebenarnya bisa juga diterapkan pada mobil listrik nasional jika telah siap. “Kalau mobil listrik siap, kita majukan,” ujarnya.

Seperti diketahui ahli-ahli Indonesia seperti Pandawa Putra Petir hingga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mampu menghasilkan berbagai purwarupa mobil listrik. Namun purwarupa tersebut masih tertahan di tingkat sertifikasi di Kementerian Perhubungan.


  ★ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner