Select Language

Rabu, 23 April 2014

JURAGAN SERAGAM MILITER


Bermodalkan ratusan ribu hingga mencapai omzet ratusan juta

Jakarta ★ Pernah membayangkan uang ratusan ribu bisa dibiakkan hingga mencapai angka ratusan juta? Rasanya mustahil dan hanya ada dalam khayalan.

Kenyataannya memang ada orang yang bisa mewujudkan hal tersebut. Ari Setiayudha (24) adalah anak muda yang berhasil mengembangkan bisnis menjadi skala besar meskipun modal awalnya terhitung pas-pasan.

Pria asal Yogya ini mendapatkan ide bisnis dari hobinya bermain game perang seperti Counter Strike dan Point Blank. Game-game tersebut menginspirasi Ari untuk membuat seragam tentara untuk para pecintanya, baik dari kalangan militer maupun warga sipil pehobi. Pada 2009, mahasiswa Ilmu Komunikasi, UGM ini memulai usaha kecilnya dengan modal Rp 280 ribu.

“Waktu itu modal saya hanya Rp 280 ribu saya membeli 4 meter kain lalu dijahit dan menghasilkan 1 seragam militer. Itu pun ongkos jahitnya ngutang dulu,” Ucap Ari sumringah, Kamis (17/4/2014).

Dengan modal serba terbatas ketika memulai bisnis, Ari tak mungkin menyewa toko sendiri. Ia pun hanya memanfaatkan akun Facebook untuk berjualan dengan sistem pre-order dan semua dilakukan di rumahnya di daerah Yogya Utara.

Nama Molay Military Uniform Division ia gunakan, sebagai brand miliknya. Nama Molay hanyalah nickname Ari di beberapa game perang online dan menurutnya tak ada makna khusus. Namun ternyata baju rancangannya langsung mendapat respon positif.

Berawal dari seorang kolektor yang memesan sebuah seragam, kemudian pesanan-pesanan lain datang hingga mencapai puluhan orang.

Dari seorang pemesan, seragam desain Ari yang dibanderol Rp 560.000- 2,3 juta itu sekarang sudah memiliki banyak penggemar.

Harga yang dipatok Ari memang cukup tinggi, karena bahan baku seragam militer buatannya memang berkualitas bagus. Ia menggunakan bahan Pencott yang berasal dari Inggris.

Ari mendapatkan jalur pembelian kain Pencott ini juga dari konsumennya yang ada di Inggris "Visi Molay memang ingin melindungi pengguna. Jadi produk kami harus aman dan nyaman saat dipakai,” kata Ari.

Soal penjualan, Molay memang layak diacungi jempol. Pelanggannya bukan hanya orang Indonesia, tapi juga dari berbagai penjuru dunia seperti Amerika, Inggris, Kanada, Jerman, Arab dan banyak negara lagi. Ketika ia memulai usaha, ia tak pernah menyangka produk buatannya bisa menarik perhatian banyak kalangan termasuk dari luar negeri.

Sekarang ini rata-rata Molay memproduksi ratusan unit seragam per bulan. Ari mengatakan bahwa pelanggan utamanya masih anggota/ lembaga kepolisian dan militer di Indonesia. Tapi pelanggan individu di dalam dan luar negeri jumlahnya juga lumayan banyak.

Bagaimana dengan omzetnya?

Ari tak menjawab pasti berapa omzet per bulannya. Dia hanya mengatakan bahwa omzet penjualan Molay sekarang ini sudah ada di atas Rp 100 juta per bulan. Pencapaiannya yang luar biasa ini membuat Ari mendapatkan penghargaan Juara I Youth Entrepreneur Festival, Yogyakarta dan Finalis Wirausaha Muda Mandiri 2011.

Yang menarik dari usaha Ari adalah dia tidak pernah berutang kepada pihak lain dalam mengembangkan bisnisnya. Ia menggunakan cara konvensional yaitu menggunakan keuntungannya untuk memperbesar kapasitas produksinya. Meskipun perkembangan bisnisnya tidak melesat cepat, perlahan tapi pasti usahanya membesar seperti sekarang dan dia tidak punya beban membayar utang kepada pihak lain.

Yang layak mendapat acungan jempol bukan sekedar omzetnya yang menjulang. Ari mengaku sekarang ini sedang mempersiapkan tempat untuk memperbesar usahanya. Dia juga bersiap melebarkan sayap dengan membuka usaha baru yaitu divisi sablon. Tempat baru ini akan menjadi pusat produksi Molay.


   ★ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner