Select Language

Minggu, 17 Agustus 2014

SUSAHNYA MENUJU PERBATASAN RI-MALAYSIA DI TANJUNG DATU

Pontianak - Nama Tanjung Datu di Kalimantan Barat sempat terkenal setelah pihak militer Malaysia membangun tiang pancang untuk mendirikan mercusuar. Padahal secara geografis, wilayah laut Tanjung Datu ini masuk ke dalam wilayah Indonesia.

Tanjung Datu berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Letaknya memang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, Jumat (8/8/2014) berkunjung ke Tanjung Datu. Namun, perjalanan yang harus ditempuh tak semudah yang dibayangkan.

Panglima TNI bersama‎ rombongan berangkat dari Jakarta menuju Lanud Supradrio, Pontianak Kamis (7/8) kemarin. Setelah melakukan beberapa kegiatan di Pontianak, pada Jumat pagi, panglima meninjau tiang pancang Mercusuar yang dibangun militer Malaysia di Tanjung Datu.

Tanjung Datu dapat ditempuh lewat jalur darat atau udara. Jika lewat jalur darat, dibutuhkan waktu perjalanan lebih dari 12 jam dari Pontianak.

Untuk mempersingkat waktu, Panglima TNI menggunakan helicopter milik TNI AU. Jika menggunakan helicopter, perjalanan bisa ditempuh selama 2 jam.

Jumat, pukul 5.30 WIB, rombongan Panglima TNI sudah bersiap di Lanud Supradio‎. Tak lama berselang, tiga helicopter yang membawa rombongan terbang. Detikcom berkesempatan langsung ikut dalam rombongan di helicopter itu.

 Satu jam perjalanan, helicopter sudah berada di wilayah udara Kota Singkawang. Sayangnya, cuaca yang semula cerah seketika berubah menjadi mendung.

Helicopter pun turun sejenak di Singkawang. Sesaat setelah helicopter mendarat, hujan sangat deras tiba-tiba mengguyur.

Dalam keadaan cuaca seperti itu, tak mungkin melanjutkan perjalan karena resiko yang sangat tinggi. Namun, Jenderal Moeldoko memerintahkan agar tim menunggu hingga pukul 09.00 WIB.

Pukul 09.00 WIB, hujan tak kunjung reda. Sempat muncul opsi untuk melanjutkan perjalanan lewat jalur darat yang akan menghabiskan waktu sekitar 6-8 jam.

Di saat kendaraan darat sudah mulai disiapkan, Panglima TNI memerintahkan para pilot helicopter untuk bersiap. Para pilot pun sempat kaget.

Meski hujan belum reda sepenuhnya, para pilot tetap menerbangkan helicopter yang membawa rombongan. Sekitar 50 menit, helicopter sudah berada di atas perairan Tanjung Datu.

Dari dalam helicopter, panglima TNI dan beberapa petinggi TNI lain melihat-lihat keadaan Tanjung Datu. Setelah sekitar 15 menit di atas perairan Tanjung Datu, helicopter langsung menuju Pos Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia di Temasuk, sekitar 1 Km dari Tanjung Datu.

Saat helicopter akan mendarat, hambatan kembali muncul. Hujan yang baru saja mengguyur membuat tanah menjadi ambles, sehingga helicopter tidak bisa mendarat.

Helicopter yang sudah sempat menyentuh tanah lalu diterbangkan kembali. Setelah berputar-putar sekitar 10 menit, akhirnya ditemukan tempat pendaratan, yakni di sebuah tanah lapang yang berada di Desa Temajuk.

Ternyata, jaringan telekomunikasi di Tanjung Datu sangat memprihatinkan. Saat memasuki wilayah Tanjung Datu, jaringan komunikasi sudah memasuki wilayah Malaysia, sehingga sudah terkena roaming. Provider telekomunikasi Indonesia ternyata tidak sampai ke Tanjung Datu.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner