Select Language

Kamis, 28 Agustus 2014

Gencatan Senjata Tak Terbatas Diberlakukan di Gaza

Gaza/Jerusalem, (Analisa). Gencatan senjata tak terbatas dalam perang Gaza antara Israel dan Palestina diberlakukan, Rabu (27/8), saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi kritik tajam dalam surat kabar negaranya atas kampanye yang tidak menunjukkan kemenangan.
Israel dan Palestina sepakat dengan usulan Mesir untuk mengakhiri gencatan senjata di Gaza setelah 50 hari peperangan.
Di wilayah kantong Palestina yang dikuasai Hamas, warga mengunjungi toko dan bank, mencoba untuk memulai kembali kehidupan normal setelah tujuh pekan pertempuran.
Di Israel, sirene peringatan atas datangnya roket dari Jalur Gaza tak bersuara, namun sejumlah pengulas di media menyuarakan kekecewaan terhadap kepemimpinan Netanyahu selama penderitaan yang berkepanjangan atas kekerasan Israel-Palestina dalam satu dasawarsa.
“Setelah 50 hari perang dengan organisasi teror yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil, mengganggu rutinitas harian dan membuat negara itu dalam kesulitan ekonomi ... kami dapat memperkirakan banyak lainnya daripada satu pengumuman gencatan senjata,” tulis pengulas Shimon Shiffer dalam Yedioth Ahronoth, surat kabar terlaris di Israel.
“Kami dapat mengharapkan perdana menteri untuk pergi ke Kediaman Presiden dan memberitahunya atas keputusannya untuk mundur dari jabatannya,” lanjut tulisan itu.
Netanyahu, yang terus mendapat kecaman dari anggota kanan jauh terhadap pemerintahan koalisinya yang meminta tindakan militer untuk menjatuhkan Hamas, belum berkomentar terkait gencatan senjata yang diperantarai Mesir yang mulai berlaku pada Selasa malam.
Gencatan senjata itu tercapai setelah kedua pihak yang diperantarai Mesir, menyetujui sejumlah poin kesepakatan. Baik Hamas maupun Israel, keduanya sepakat untuk menghentikan serangannya.
Israel juga mengabulkan tuntutan Palestina untuk membuka jalur perbatasan dengan Gaza guna memperlancar pengiriman barang, bantuan kemanusiaan, dan bahan bangunan. Selain itu, pencapaian tersebut juga mendorong Mesir membuka jalur perbatasannya sepanjang 14 kilometer di Rafah.
Selain mempersempit wilayah terlarang bagi warga Palestina di sepanjang dan dalam perbatasan Gaza, yang semula 300 meter menjadi 100 meter, Israel bersedia memperluas batas penggunaan laut dari tiga mil menjadi dua kali lipatnya.
Namun ada beberapa tuntutan Hamas lainnya yang belum dikabulkan Israel antara lain pembebasan ratusan tahanan, pencairan dana internasional yang akan digunakan untuk membayar ribuan polisi dan pegawai negeri, pembangunan pelabuhan dan bandar udara, yang dikatakannya segera dibahas pada perundingan selanjutnya.
Peperangan di Gaza sendiri telah merenggut 2.139 jiwa, di antaranya adalah warga sipil, termasuk lebih dari 490 anak-anak sejak 8 Juli. Sementara di pihak Israel tercatat sebanyak 64 tentara dan enam warga sipil. (Ant/Rtr/echo) 

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner