Pemerintah Australia menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah Indonesia setelah insiden kapal milik Angkatan Laut Australia secara tidak sengaja melanggar wilayah perairan Indonesia. Hal ini disampaikan Australia di tengah ketegangan soal kebijakan pengusiran para pencari suaka untuk kembali ke perairan Indonesia.
“Kami secara tulus menyesali kejadian tersebut,” ucap Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison dalam konferensi pers kepada media setempat, seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2014).
Menurut Morrison, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyampaikan permohonan maaf pada Kamis 16/1/2012 malam terhadap Indonesia dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa.
“Permohonan maaf tanpa syarat atas nama pemerintah Australia karena tidak sengaja memasuki wilayah perairan Indonesia,” ucap Morrison dalam pernyataannya.
“Memberikan jaminan bahwa pelanggaran wilayah perairan Indonesia seperti itu tidak akan terjadi lagi,” imbuhnya. Morrison menambahkan, Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia akan menyampaikan permohonan maaf secara resmi pada Jumat 17/1/2012.
Insiden tersebut, lanjut Morrison, terjadi pada Rabu (15/1/2012 lalu. Dia menjelaskan pemerintah Australia mendapat laporan bahwa otoritas Australia telah tidak sengaja memasuki wilayah perairan Indonesia beberapa kali, yang juga merupakan pelanggaran kebijakan pemerintah Australia.
“Saya menekankan bahwa hal ini terjadi secara tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan atau adanya sanksi dari pemerintah Australia,” tegasnya
Secara terpisah, Letnan Jenderal Angus Campbell yang memimpin Operation Sovereign Borders menolak untuk menjelaskan insiden tersebut. Operasi tersebut merupakan operasi militer untuk menghentikan para pencari suaka masuk ke wilayah Australia via laut.
Di bawah pemerintahan konservatif yang baru, diberlakukan kebijakan baru bagi para pencari suaka. Para pencari suaka yang tiba dengan kapal akan dikirim ke sebuah kamp yang ada di salah satu pulau di Samudera Pasifik untuk diproses tanpa adanya kemungkinan untuk tinggal di Australia. Sedangkan kapal yang berhasil dicegat di lautan akan diusir dan dikembalikan ke perairan Indonesia.
Bahkan sebagai bagian dari operasi militer tersebut, pemerintah Australia mengakui telah membeli sejumlah sekoci ukuran besar, yang akan digunakan untuk mengangkut para pencari suaka yang perahunya ditangkap oleh patroli AL. Dengan sekoci itu, para pencari suaka akan diarahkan untuk kembali ke wilayah perairan Indonesia.
Hal itulah yang memicu kemarahan Indonesia karena hal itu dianggap mampu melanggar kedaulatan Indonesia. Seperti dilansir ABC Australia, Menlu Marty Natalegawa Australia menyebut hal ini secara potensial bisa dituding memfasilitasi pergerakan pencari suaka dengan kebijakannya menyediakan sekoci.
“Perkembangan yang dilaporkan di media, yaitu pembelian sekoci, inilah yang kita identifikasikan sebagai “rawan” dalam pembicaraan sebelumnya,” kata Menteri Marty.
Ia menyatakan jika Australia secara aktif membantu pencari suaka kembali ke Indonesia, hal itu akan berdampak lebih buruk lagi. “Mengusir perahu pencari suaka adalah satu hal, namun adalah hal yang berbeda jika para pencari suaka itu kemudian dipindahkan ke sekoci dan kemudian ditunjukkan arah kembali yang harus mereka tempuh,” kata Menteri Marty.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Morrison bersikeras tidak akan perubahan pada kebijakan Australia terhadap para pencari suaka yang hendak masuk ke wilayahnya.
Penyataan Kasal
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengaku belum menerima permintaan maaf itu. “Saya belum terima tanggapan itu,” demikian jawab KSAL ketika ditanya mengenai insiden AL Australia masuk perairan Indonesia.
Hal ini dikatakan KSAL usai acara kedatangan kapal perang Inggris, HMS Daring di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (17/1/2014).
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengaku belum menerima permintaan maaf itu. “Saya belum terima tanggapan itu,” demikian jawab KSAL ketika ditanya mengenai insiden AL Australia masuk perairan Indonesia.
Hal ini dikatakan KSAL usai acara kedatangan kapal perang Inggris, HMS Daring di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (17/1/2014).
Kalau pihaknya sudah menerima permintaan maaf dari Australia, TNI AL akan melakukan koordinasi dan memanggil AL Australia.
“Dia (AL Australia) akan datang ke tempat saya. Dia akan menceritakan story-nya bagaimana,” jelas KSAL.
Bagaimana bila insiden AL Australia terjadi lagi, masuk ke perairan Indonesia? “Kita lihat nanti,” jawab dia. (detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar