Penulis: Adityo Nugroho
Jakarta, JMOL ** Untuk ke sekian kalinya, Tiongkok memberi pernyataan tentang sengketa Laut Tiongkok Selatan yang menyangkut Pulau Natuna. Menurut Tiongkok, Pulau Natuna tetap milik Indonesia. Penegasan dilakukan Wakil Dubes Tiongkok untuk Republik Indonesia, Liu Hongyang, di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Telah ada kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Ali Alatas dengan Menlu Qian Qichen bahwa Natuna memang milik Indonesia pada tahun 1995. Sementara RI mendukung kedaulatan Tiongkok di Pulau Nansha," kata Liu.
Liu juga menegaskan bahwa pengakuan ini telah dijelaskan berkali-kali, baik oleh Pemerintah RI maupun pemerintah Tiongkok.
Meskipun Liu mengatakan antara Indonesia dengan Tiongkok tidak terjadi apa-apa dan hubungan tetap baik, tetapi bukan berarti Indonesia tidak terlibat dalam konflik Laut Tiongkok Selatan. Pasalnya, sengketa Laut Tiongkok Selatan menyangkut sebagian wilayah perairan timur laut Kepulauan Natuna, Provinsi Riau, dengan tiga blok eksplorasi minyak dan gas bumi milik Indonesia.
Selain itu, wilayah konflik Laut Tiongkok Selatan juga berada di ZEE Indonesia. Sejauh ini, sudah dua kali Indonesia menegaskan pada Tiongkok akan kedaulatan Indonesia di Natuna beserta ZEE-nya. Pertama, tahun 1994 silam dengan mengirim utusan diplomatik resmi, namun tidak ada respons. Upaya kedua, dilakukan tahun 1995, ketika Menlu Ali Alatas berkunjung ke Beijing. Saat itu, pertanyaan Ali dijawab Menlu Qian, bahwa Tiongkok tidak punya masalah dengan Indonesia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pun telah mengajukan keberatan soal Nine Dash Lines ke PBB tahun 2010 silam. Namun, pengajuan itu juga tidak digubris Tiongkok.
Tiongkok mengklaim 90 persen wilayah perbatasan Laut Tiongkok Selatan seluas 3,6 juta kilometer persegi. Klaim Tiongkok itu dikenal dengan Batas Sembilan Garis Putus-putus atau Nine Dash Lines seperti dilansir laman Tiongkok.org.
Menurut Laman tersebut, klaim Tiongkok itu didasari oleh peta kuno armada Laut Tiongkok pada abad kedua sebelum masehi yang isinya mengklaim Tiongkok sebagai penemu Kepulauan Nansha (Spratly).
0 komentar:
Posting Komentar