Penulis: Indarti & Wisnubroto
Jakarta, JMOL ** Berdasarkan Sensus Penduduk Nasional 2010, jumlah penduduk Indonesia 237,5 juta jiwa. Dengan perhitungan pertumbuhan penduduk tiap tahun sekitar 1,5 persen, sekitar 2043, penduduk Indonesia akan terdiri dari tiga kelompok.
Kelompok pertama berusia 18 tahun ke bawah, dinamakan kelompok remaja. Kelompok kedua berusia 18-64 tahun, dinamakan dewasa. Kelompok ketiga berusia 64 tahun ke atas, dinamakan kelompok lanjut usia (lansia).
“Sebenarnya, negara kita mendapat anugerah dari Allah. Pada tahun 2010-2030, jumlah kelompok kedua lebih besar dari kelompok I dan II. Ini yang dinamakan bonus demografi. Makanya antara 2014-2030 itu kita harus bekerja keras dan menanamkan keyakinan untuk menjadi bangsa besar,” papar Prof Subroto, penulis buku Indonesia di Tanganmu, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, Bangsa Indonesia harus lebih pintar, lebih mantap, lebih berani, serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai Tanah Air. Pasalnya, mulai 2050, jumlah lansia lebih besar dari kelompok I dan II. Periode 2014-2030 menjadi momentum paling tepat bagi bangsa ini untuk bekerja keras, yang diharapkan mencapai puncak pada 2025-2030.
“Ini yang disebut window opportunity, kesempatan yang paling baik, di mana jumlah tenaga kerja produktif lebih banyak. Tapi hati-hati, kalau kita kurang menyadari dan manfaatkan, kesempatan baik ini bisa hilang dan tidak kembali, karena hanya sekali terjadi,” tutur pria yang dikenal dengan dasi kupu-kupunya itu.
Ia heran, bangsa ini masih merasa sebagai bangsa paling pintar, padahal dalam beberapa hal masih tertinggal dari bangsa lain. Seharusnya, ini menjadi tugas kelompok usia produktif sekarang untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kekayaan bahari, baik mineral, ikan, ekosistem laut, juga cara meningkatkan keterampilan memanfaatkannya.
“Dari situ, Indonesia harus membangun industri kelautan, pariwisata bahari, perikanan ekspor dan usahawan-usahawan yang lebih mampu mengambil kekayaan laut tersebut, pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar