INILAHCOM, Kuala Lumpur — Malaysia menjadi pusat penipuan lewat internet yang dilakukan para tukang tipu dari Ghana atau Nigeria.
TIME menuliskan Rabu (9/72014), dengan menggunakan jaringan internet canggih di Malaysia, para penipu itu membujuk korban, kebanyakan dari AS dan Eropa yang mencari jodoh. ‘’Banyak korban sulit melepaskan diri dari jeratan mereka, walau telah diberitahu bahwa itu semua bohong belaka,’’ tutur Profesor Monika Whitty, ahli psikologi penipuan lewat Internet.
Para korban biasanya jatuh ke pelukan wanita berwajah ayu atau pria berparas tampan yang dipasang para penipu. Awalnya mereka minta uang jasa dalam jumlah sedikit, namun lama ke lamaan bernilai ratusan ribu. ‘’Bahkan banyak di antara korban yang mengorbankan rumah demi pacar virtualnya,’’ tutur Whitty.
Banyak yang mengadu ke Kedubes AS di Kuala Lumpur setelah terlambat. ‘’Bahkan sejumlah kedutaan negara asing juga mengalami hal yang sama,’’ tulis Reuters. Profesor Whitty mengungkapkan sedikitnya 500 ribu warga Inggris jatuh ke pelukan penipuan berkedok cari jodoh itu, sejak kasus penipuan ini menjadi fenomena sekitar 2007.
Tahun lalu, perusahaan keamanan internet AS ‘Sophos’ menempatkan Malaysia sebagai urutan keenam dalam kejahatan cyber global. Kerugian total kejahatan jenis ini mencapai sekitar $ 300 juta. Modus operandi yang digunakan mulai dari minta visa membuat akun bank dan mengatur pengiriman uang.
‘’Para penipu biasanya menggunakan serangan lewat rekayasa sosial karena tingkat keberhasilannya cukup besar,’’ kata Ty Miller ahli pengamanan komputer Australia dan pendiri Threat Inteligence. Karena itu, ‘’Kami imbau agar negara-ngara korban bersinergi saling membantu dan memberitahu kami,’’ kata Amiruddin Abdul Wahab, CEO Cybersecurity Malaysia, yan bernaung di bawah Kementerian Ilmu dan Teknologi serta Inovasi Malaysia.[bah]
0 komentar:
Posting Komentar