JAKARTA (MI) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko tak memungkiri bila kondisi perekonomian global yang saat ini kurang menggembirakan telah membawa dampak bagi negara Indonesia.
"Saat ini memang pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,3 persen, melebihi atau di atas sejumlah negara. Namun TNI tetap ingin terus berperan untuk menjaga pertumbuhan ini dengan menjamin rasa aman bagi para investor yang akan berinvestasi di negara Indonesia," ujar dia dalam orasinya yang berjudul 'Penguatan Peran TNI dalam Menjaga Keseimbangan Baru di antara Stabilitas dan Keterbukaan'. Orasi ini ia sampaikan kepada civitas academica Universitas Pertahanan di acara wisuda pascasarjana Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan Tahun Akademik 2012-2013, di Gedung Pierre Tendean Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (10/9).
Moeldoko menuturkan, sejarah, geografi, budaya dan faktor-faktor lain yang dimiliki bangsa Indonesia, selain memberi kekuatan, juga menyimpan kerentanan. Kata dia, untuk mengatasi hal ini secara komprehensif, TNI masih memerlukan penguatan peran dalam menjaga keseimbangan baru diantara stabilitas dan keterbukaan.
"Pelaksanaan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang dirinci dalam 14 butir tugas, semestinya tidak lagi menjadi multitafsir dan masih menjadi wilayah abu-abu. Disamping itu, peran TNI yang harus dijalankan secara optimal dan tanpa keraguan adalah pemberdayaan wilayah pertahanan," urai dia.
"Pelaksanaan OMSP dan perberdayaan wilayah pertahanan tidak berarti TNI akan memasuki peran Dwifungsi ABRI seperti masa lalu, justru kondisi yang kita harapkan adalah bagaimana TNI mau dan mampu memberikan kontribusi positif dalam membangun negara yang kuat dan rakyat berdaulat, itulah titik keseimbangan baru yang hendak kita tuju bersama," pungkas Moeldoko.
"Saat ini memang pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,3 persen, melebihi atau di atas sejumlah negara. Namun TNI tetap ingin terus berperan untuk menjaga pertumbuhan ini dengan menjamin rasa aman bagi para investor yang akan berinvestasi di negara Indonesia," ujar dia dalam orasinya yang berjudul 'Penguatan Peran TNI dalam Menjaga Keseimbangan Baru di antara Stabilitas dan Keterbukaan'. Orasi ini ia sampaikan kepada civitas academica Universitas Pertahanan di acara wisuda pascasarjana Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan Tahun Akademik 2012-2013, di Gedung Pierre Tendean Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (10/9).
Moeldoko menuturkan, sejarah, geografi, budaya dan faktor-faktor lain yang dimiliki bangsa Indonesia, selain memberi kekuatan, juga menyimpan kerentanan. Kata dia, untuk mengatasi hal ini secara komprehensif, TNI masih memerlukan penguatan peran dalam menjaga keseimbangan baru diantara stabilitas dan keterbukaan.
"Pelaksanaan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang dirinci dalam 14 butir tugas, semestinya tidak lagi menjadi multitafsir dan masih menjadi wilayah abu-abu. Disamping itu, peran TNI yang harus dijalankan secara optimal dan tanpa keraguan adalah pemberdayaan wilayah pertahanan," urai dia.
"Pelaksanaan OMSP dan perberdayaan wilayah pertahanan tidak berarti TNI akan memasuki peran Dwifungsi ABRI seperti masa lalu, justru kondisi yang kita harapkan adalah bagaimana TNI mau dan mampu memberikan kontribusi positif dalam membangun negara yang kuat dan rakyat berdaulat, itulah titik keseimbangan baru yang hendak kita tuju bersama," pungkas Moeldoko.
Sumber : Jaringnews
0 komentar:
Posting Komentar