Menhan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri) didampingi Wamenhan Syafrie Syamsudin (tengah), Sekjen Kemhan Letjen TNI Budiman (kedua kanan), Kabaranahan Kemenhan Laksda TNI Rachmad Lubis (kanan) berbincang dengan Kepala Quantas Aviation Services Glen Brown (kiri) seusai menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Australia terkait hibah empat pesawat angkut jenis Hercules di Jakarta, Jumat (19/7). (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir/ed/Spt/13)
23 Juli 2013, Jakarta: Di tengah semangat pemerintah Indonesia melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, rencana mendatangkan senjata bekas pakai dari luar negeri kembali memantik debat.
Dalam rancangan Kementrian Pertahanan hingga 2014, mulanya akan datang enam pesawat jet F16 asal AS. Tetapi saat negosiasi berjalan, rencana berubah.
"(Anggaran) yang tadinya kita pakai untuk membeli enam pesawat F16, sekarang kita pakai meng-upgrade yang 24, ini belum tapi sekarang kita di-offer 10 lagi ," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Pilihan mendatangkan pesawat bekas pakai menurut Menhan tak berisiko sebesar klaim pengkritik kebijakan ini.
"Kalau pesawat itu dia tidak brand new pun kalau dia sudah di-upgrade engine-nya ya bagus, avionic dan airframe bagus, itu sudah cukup," tegas Purnomo.
Bagaimanapun para pengkritik beralasan rekondisi belum tentu mengatrol kemampuan pesawat seperti kualitas baru.
Selain itu usia pesawat bekas pakai yang sudah uzur justru merugikan TNI karena ongkos pemeliharaan yang lebih besar.
"Pemeliharaan dan rekondisinya kan besar juga biayanya. Bukan canggih dipakai, nanti malah membebani," kata TB Hasanuddin, anggota Komisi Pertahanan DPR dari PDI Perjuangan.
Hasanuddin mencontohkan dalam kasus rencana pembelian pesawat F16 itu, anggaran justru melampaui pagu karena tiba-tiba banting setir pada pesawat bekas.
"Anggarannya untuk 6 pesawat kan US$600 juta, sekarang rekondisi untuk 24 pesawat malah jadi $700 juta," kritik Hasanuddin.
Tetapi saat diwawancarai BBC Indonesia, juru bicara Kementrian Pertahanan Klik menyatakan biaya upgrade hanya mencapai US$460 juta.
Pilihan hibah
TNI sendiri juga beberapa kali dikabarkan menolak keputusan membeli alat perang bekas pakai negara lain.
"Mabes TNI dan Dephan sekarang saya kira sudah profesional, kalau tidak cocok ya ditolak," kata Djoko Susilo, mantan anggota Komisi Pertahanan DPR yang kini menjadi Duta Besar untuk Swiss.
Saat duduk di parlemen antara 2004-2009, Djoko mengatakan praktik beli alutsista bekas pakai juga terjadi beberapa kali dengan alasan mengirit anggaran.
Tahun 2008 menurut Djoko ada tawaran menggiurkan dari Jerman Timur: pesawat heli BO-108 hanya dilego dengan harga US$70 ribu.
"Usut punya usut ternyata umurnya sudah 25 tahunan dengan ongkos rekondisinya sampai US$2 juta," kata Djoko sambil tertawa.
Tahun ini tawaran satu skuadron pesawat murah bekas pakai asal Korea Selatan, jenis F5, juga ditolak TNI AU.
Meski juga memiliki F5 sejenis, Kepala Staf TNI AU, Marsekal Putu Dunia, mengatakan variannya tak seragam dengan versi Korea.
"Sebagusnya kita tidak terima, tapi terserah. Karena berbeda dengan pesawat (F5) yang kita miliki, kita sudah modifikasi banyak. Dia masih yang lama," tegas Putu.
Putu mengatakan penolakan bukan karena skema pembeliannya, hibah atau bukan, tetapi perbedaan tipe pesawat dianggap akan memboroskan anggaran.
Meski demikian dengan alasan keterbatasan anggaran, skema hibah nampaknya masih akan jadi pilihan penting TNI.
Tujuannya mengejar kuantitas alat guna memastikan Indonesia benar-benar memenuhi kuota Kekuatan Pertahanan Minimum pada 2024.
Pesawat uzur
Pesawat CN 295 saat tiba di Lanud Wiriadinata, Cibeureum, Tasikmalaya, Jabar, Selasa (11/6). Pesawat CN 295 merupakan pesawat angkut taktis menengah hasil kerjasama Airbus Military Spayol dan PT Dirgantara Indonesia. Kedatangan pesawat pertama di Lanud Wiriadinata tersebut sebagai uji coba ladasan pendek. (Foto: FOTO ANTARA/Adeng Bustomi/ed/mes/13)
Pemerintah misalnya telah menerima tawaran Australia untuk empat pesawat Hercules dengan skema hibah ditambah enam lagi dengan tawaran harga murah.
"Tadinya kita cukup punya CN295, yang bekerjasama dengan Airbus Military Industry (dan PTDI). Kita mau beli 9-10 (pesawat). Tadinya," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Tawaran alternatif dari Australia segera disambar Kemhan karena kekuatan Hercules TNI AU yang sudah sangat memprihatinkan saat ini.
Menurut mantan KASAU Marsekal Imam Syufaat, negara sebesar Indonesia sangat membutuhkan alat angkut udara serbaguna seperti Hercules.
Tetapi dengan anggaran hanya Rp8 triliun untuk TNI AU tahun ini, pilihan pesawat bekas pakai nampaknya dianggap cukup masuk akal.
"Seperti hercules kita hanya punya 13 pesawat. Kalau kita ada uang jadi ada tambahan 10 Hercules nanti dari Australia," kata Imam kepada media, sesaat setelah TNI merayakan hari jadi Oktober lalu.
Seperti juga dalam kasus F16, Hercules eks Australia ini memerlukan rekondisi sebelum bisa dikirim ke Jakarta.
Tujuannya mengejar kuantitas alat guna memastikan Indonesia benar-benar memenuhi kuota Kekuatan Pertahanan Minimum pada 2024.
Pemerintah misalnya telah menerima tawaran Australia untuk empat pesawat Hercules dengan skema hibah ditambah enam lagi dengan tawaran harga murah.
"Tadinya kita cukup punya CN295, yang kita kerjasama dengan Airbus Military Industry (dan PTDI). Kita mau beli 9-10 (pesawat). Tadinya," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Tawaran alternatif dari Australia segera disambar Kemhan karena kekuatan Hercules TNI AU yang sangat memprihatinkan saat ini karena minim dan uzur.
Beberapa kali Klik kecelakaan pesawat milik TNI disebut-sebut akibat peralatan yang sudah terlalu tua.
Menurut mantan KASAU Marsekal Imam Syufaat, negara sebesar Indonesia sangat membutuhkan alat angkut udara serbaguna seperti Hercules.
Tetapi dengan anggaran hanya Rp8 triliun untuk TNI AU tahun ini, pilihan pesawat bekas pakai nampaknya dianggap cukup masuk akal.
"Seperti Hercules kita hanya punya 13 pesawat. Kalau kita ada uang jadi ada tambahan 10 Hercules nanti dari Australia," kata Imam kepada media, sesaat setelah TNI merayakan hari jadi Oktober lalu.
Seperti juga dalam kasus F16, Hercules eks Australia ini memerlukan rekondisi sebelum bisa dikirim ke Jakarta.
Peluang makelar
Yang juga kerap dipersoalkan dalam belanja alutsista bekas pakai menurut Djoko Susilo adalah lebih terbukanya peluang ketidakberesan.
"Transaksi senjata baru yang dalam kontrak disebut brand new saja dulu kita sering diakali, apalagi bekas. Lebih sulit mengeceknya, kelaikan dan kualitasnya," kata mantan pengurus PAN ini.
Senjata-senjata ini ditawarkan agen, atau lebih sering disebut makelar senjata swasta, yang menurut Djoko bukan berasal dari internal TNI maupun Kementrian, tetapi punya hubungan dekat dengan dua lembaga itu.
"Misalnya mungkin saudaranya Menteri atau Dirjen atau kalangan politik gitu lah."
Praktek para makelar ini menurut Djoko beberapa kali terjadi sampai dengan tahun 2008.
DPR juga sempat dituding jadi sarang calo alutsista di tengah pembahasan anggaran pertahanan tahun 2007, karena masuknya beberapa item senjata yang sebelumnya tak direncanakan.
Komisi I DPR waktu itu menuding Menhan Juwono Sudarsono menebar fitnah tanpa bukti.
Adalah Juwono juga yang kemudian menetapkan pakta integritas dan menyusun Buku Putih Pertahanan 2008, sebagai acuan pengadaan alutsista hingga 2024 agar tidak muncul pembelian senjata di luar rencana.
"Saya kira Dephan sudah jauh lebih baik setelah itu," kata Djoko yang sempat menyebut Juwono 'kurang ajar' akibat kontroversi itu.
Tetapi boleh jadi sepak terjang makelar senjata belum benar-benar berakhir.
Saat membuka Sidang Kabinet Terbatas bidang Politik, Hukum dan Keamanan Februari lalu, Presiden Yudhoyono tiba-tiba menyebut soal kebiasaan penggelembungan anggaran dan 'kongkalikong' pengadaan alutsista.
Tiga bulan kemudian -saat menerima KASAD baru pengganti Jendral Pramono Edhie Wibowo, Presiden berpesan agar Jendral Moeldoko membereskan urusan kongkalikong itu.
"Langkah-langkah dalam penertiban pengadaan alutsista dan keuangannya harus dilaksanakan secara transparan, terbuka, sehinggga tidak ada kesan penggunaan anggara yang kurang tepat," kata Pramono menirukan pesan SBY. (Dewi Safitri/Produser BBC Indonesia)
Sumber: BBC Indonesia
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2013
(2560)
-
▼
Agustus
(264)
- Tim Arhanud TNI-AD memanfaatkan sepenuhnya Pelatih...
- IBU KOTA BANGUN PERTAHANAN MILITER
- ENAM PESAWAT TEMPUR F-16 AKAN MERIAHKAN HUT KEMERD...
- SEGERA, 2013 KCR-60 PT. PAL AKAN PERKUAT TNI AL
- PESAWAT TNI AU BUKAN UNTUK DIKOMERSILKAN
- TIGA LANGKAH BESAR MOELDOKO BILA JADI PANGLIMA TNI
- PRODUK PT. DI MAHAL KARENA KENA PAJAK BARANG MEWAH
- CHINA SIAP BANTU INDONESIA KEMBANGKAN PROGRAM ANTA...
- Ada Udang Di Balik Apache...?
- Indonesia Resmi Tandatangani Pembelian 8 Helikopte...
- TAWARAN YANG MENDEBARKAN
- Iran Siap Ekspor Produk Pertahanannya Ke Negara Lain
- Komisi III perjelas kecurigaan hibah Alutsista neg...
- PT DI mampu produksi 65 Helikopter
- Indonesia Teken Pembelian 8 Unit AH-64E Block III ...
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam
- Lion akan Beli 50 Pesawat dari PT DI
- Ini baru TOP ! Bos PT DI Dan Lion Air Bahas Pembel...
- Pesawat Kena Pajak Barang Mewah, Bos PT DI: Orang ...
- Geliat DI dan PT DI
- Bank Pembangunan Islam Bantu Ekspor Pesawat PT DI
- 2 BUMN Ini Bakal Bikin Jet Tempur Sekelas F22 dan ...
- Malaysia Pesan Seragam Militer di Sukoharjo
- Kapal Perang Modern Myanmar Navy
- Mengenal Konsep Jet Tempur Generasi ke Enam
- MASA DEPAN KEKUATAN TEMPUR UDARA AUSTRALIA
- MASA DEPAN KEKUATAN TEMPUR UDARA AUSTRALIA
- MASA DEPAN KEKUATAN TEMPUR UDARA AUSTRALIA
- BIONIX , IFV CANGGIH BUATAN NEGERI JIRAN, SINGAPURA
- MIG-29M2 MULAI "UNJUK GIGI" DI PASAR PESAWAT TEMPU...
- Diam-diam Indonesia Telah Miliki 2 Kapal Selam Bar...
- 2015 Russia Segera Luncurkan Tank Generasi Terbaru
- 2015 Russia Segera Luncurkan Tank Generasi Terbaru
- 5 Daftar Helikopter Tempur Terbaik Dunia
- SBY Disadap Karena Indonesia Dianggap Calon Negara...
- Hacker Bangladesh, Ancam Akan Serang Situs-situs I...
- Fakta Sejarah : Militer Indonesia Pernah Menjadi S...
- 5 BUMN Raih Kontrak Untuk Membuat Senjata Militer ...
- Percepatan Belanja Modernisasi Alutsista RI Dihara...
- Jakarta Dibayangi Pangkalan Militer AS
- Setelah Disahkan DPR, Moeldoko Langsung Benahi Alu...
- Akal Bulus AS Dibalik Penjualan Helikopter Apache ...
- Menteri Pertahanan AS Bertemu Presiden SBY Bahas M...
- TNI AU Masih Kekurangan Prajurit Wanita
- Amerika Fokus Memantau Kawasan Asia
- Indonesia - Kanada Jalin Kerja Sama Bilateral Soal...
- Alutsista Indonesia Tertinggal dari Malaysia
- Cara Menghilangkan "Windows 7 Build 7600 Not Genuine
- Cara Menghilangkan Windows Activation Technologies...
- PT PAL akan Jual Kapal Landing Platform Dock (LPD)...
- Lampu Hijau Pembelian 10 Kapal Selam Rusia
- Diaspora Indonesia Bantu Keluarga Prajurit TNI
- 4 Maskapai Siap Beli 200 Unit Pesawat N219 Buatan ...
- PT PAL Kembangkan Kapal Induk Helikopter
- Mantan Karyawan PTDI Sayangkan Proyek N2130 Pesain...
- PTDI Bangga Bisa Produksi N219 Sampai Jet Tempur
- Wujudkan Visi Habibie Lion Air Beli N219 Buatan Pi...
- Mission Accomplished, Sir... Sukhoi Su-27, Su-30Mk...
- Alokasi Angaran Kementrian Pertahanan dan POLRI ti...
- Penggunaan Bendera GAM Bertentangan Dengan Prinsip...
- Indonesia Mendapat Tawaran Sepuluh Kapal Selam dar...
- Penerbang Pesawat Tempur TNI AU Pecahkan Keheninga...
- KRI Dewaruci Merapat di Geraldton Perbaiki Tiang y...
- Kunjungan Daerah Dahlan Iskan Terbang Dengan Pesaw...
- KASAD Jenderal TNI Moeldoko Resmikan Tiga Batalyon...
- Persiapan Menyambut Kedatangan Tank Leopard dari J...
- Roket Astros II MK 6 Akan ditempatkan di Medan dan...
- Jakarta Akan Bangun Sistem Pertahanan Militer Modern
- Jendral TNI Moeldoko Lulus Uji Kelayakan dan Kepat...
- Komisi I DPR - Moeldoko Tak Layak Jadi Panglima TNI
- Nasionalisme Warga Perbatasan Tetap Kental ditenga...
- 4 Kapal Perang dan Kapal Selam Indonesia Show Forc...
- Pemerintah Anggarkan Rp 83,4 Triliun untuk Moderni...
- Agenda Tahunan Pengibaran Merah-Putih di Cartensz
- SBY: Papua dan Aceh merupakan wilayah RI
- Skuadron Sukhoi Su-27 Akan Upgrade Avionika dan Si...
- Indonesia - Pakistan Berbagi Informasi Untuk Peran...
- Personel Raider-100 siaga di perbatasan Indonesia-...
- Pamtas Kibarkan Sangsaka Merah Putih Delapan Meter...
- (Foto) Latihan Persiapan Fly Pass Pesawat Tempur H...
- Alasan Lion Air Berniat Beli Pesawat N-219 Buatan ...
- Lion Air Akan Beli 50 Pesawat N-219 Buatan PT DI
- 6 Pesawat F-16 Akan Meriahkan HUT RI-68
- Kisah Haru dan Bangga Mengenai Pesawat CN-235 Buat...
- Pesawat N250 Gatotkaca Tonggak Sejarah Peringatan ...
- Belanda secara resmi meminta maaf soal Rawagede
- Bos PTDI Kaget, Dahlan Bantu Carikan Utang Rp 30 T...
- Amerika Minta Indonesia Tangkap Snowden
- Bebas Masa Hukuman Peretas Situs Presiden Bergabun...
- Habibie : Jadikan Idul Fitri Awal Pembangunan Indo...
- Islamic Development Bank Akan Fasilitasi Ekspor Pe...
- Moeldoko Ingin Wujudkan Prajurit Profesional yang ...
- Bandara Polonia Dikembalikan ke TNI AU
- Indonesia dan Rusia Jajaki Kerjasama Renovasi Kapa...
- Legislator Anggap Hibah C-130H Hercules Kamuflase ...
- China bantu Indonesia pergi ke luar angkasa
- Indonesia dan Prancis jalin kerjasama industri per...
- KRI Banjarmasin 592
- Mudik bareng Kapal perang TNI AL
- Alutsista TNI Terbaru dan Tercanggih
-
▼
Agustus
(264)
Rabu, 21 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar