KONFLIK bersenjata di Sabah, antara aparat keamanan Malaysia dan tentara kesultanan Sulu dari Filipina selatan, hingga Senin 11 Maret 2013 menyebabkan 61 orang tewas. Dalam bentrokan terbaru yang terjadi Sabtu malam, menurut Kepala Polisi Sabah Hamza Taib, dua polisi terluka.
Meski sudah digempur selama beberapa hari, pengikut Kesultanan Sulu yang merangsek ke wilayah Sabah Malaysia masih tersisa dan belum juga menyerah. Kini militer Malaysia fokus di dua daerah yang diduga menjadi tempat mereka bersembunyi.
Dua area itu merupakan Kampung Tanduo dan Tanjung Batu. "Kami percaya sisa dari para militansi berada di dua daerah itu," ujar Kepala Militer Malaysia Jenderal Tan Sri Zulkifeli Mohd Zin, dalam konferensi pers seperti diwartakan News Strait Times, Minggu kemarin.
Sampai saat ini, militer Malaysia telah menembak mati 53 pengikut Sultan Sulu. Delapan nyawa polisi Malaysia juga melayang akibat baku tembak dengan pengikut kesultanan Sulu.
Pihak militer dan kepolisian Malaysia juga telah menangkap 106 orang yang diduga memiliki kaitan dengan aksi pengikut kesultanan Sulu ini.
Konflik di wilayah Malaysia ini bermula dari kedatangan 235 orang bersenjata yang dipimpin Raja Muda Agbimuddin Kiram, adik Sultan Sulu Jamalul Kiram III, di Labuh Datu, Sabah, 12 Februari lalu.
Mereka menduduki salah satu wilayah Malaysia yang berada di bagian utara Kalimantan itu dan mengklaimnya sebagai daerah milik Kesultanan Sulu.
Hamza Taib menambahkan, hari ini ada enam orang lagi yang telah ditangkap di negara bagian Sabah dan sedang diselidiki dengan dakwaan "melakukan tindakan teroris". Dengan penangkapan itu, orang Filipina yang ditangkap terkait dengan krisis Sabah ini menjadi 85 orang.
Aparat keamanan Malaysia juga menghentikan tiga kapal yang berada di dekat zona kontak senjata, Sabtu lalu. Sebanyak 27 orang yang mengaku sebagai nelayan, ditahan. Tetapi tidak jelas apakah mereka masuk dalam daftar 85 orang yang sudah ditahan Malaysia.
Untuk mengamankan daerah sekitar konflik, khususnya di sepanjang pantai timur Sabah, Malaysia menempatkan lima batalyon tentara, atau sekitar 3.500 orang, untuk melindungi lebih dari 1,4 juta warga di sana paska kedatangan orang bersenjata dari Filipina bagian selatan itu
0 komentar:
Posting Komentar