Select Language

Minggu, 14 November 2010

Makin Macho dengan Suplemen khas Pria

Tampaknya anggapan bahwa pria harus ’kuat’ saat berhubungan intim telah berlaku sejak lama di masyarakat kita. Terlepas dari kebenarannya, anggapan itulah yang kemudian dibidik dengan cermat sebagai peludiitf bisnis bagi produsen suplemen. Mungkin karena itu pula kini bermacam produk suplemen khusus pria membanjiri pasaran.

Dari yang mengandung berbagai vitamin hingga yang berbahan tradisional, mulai dari yang made in negeri sendiri hingga yang diimpor, dan dari yang harganya tidak seberapa hingga ratusan ribu rupiah. Klaimnya pun canggih-canggih. Sebut saja, meningkatkan vitalitas, menambah gairah seks dan keperkasaan, menambah kesuburan hingga memperbaiki gangguan fungsi seksual. Nah, agar pasangan (dan Anda) tidak terjebak, ada baiknya teliti sebelum membeli.

Ada apa dalam suplemen khas pria?
Jika Anda kebetulan sedang mengunjungi apotek atau health store terkemuka, coba ’deh, sesekali iseng meneliti label nutrisi {nutrition facts) pada kardus suplemen khusus pria. Biasanya di situ tertera berbagai bahan yang membuat mata terbelalak. Sebuah produk suplemen khusus pria, misalnya, menuliskan damiana, muria puama, (akar) sarsaparila, saw palmetto, (akar) ginseng dan kola nut powder sebagai bahan yang terkandung di daiamnya. Belum lagi tambahan : ’diperkaya 14 vitamin dan mineral’. Pusing atau takjub? Mungkin Anda juga lantas akan mempertanyakan kehebatan suplemen ini. Betulkah bahan-bahan tersebut bekerja sedasyat klaimnya?

Menurut Dr. Purwantyastuti, MD, MSc, PhD, dari Fakultas Farmakoiogi, Universitas Indonesia, suplemen makanan sebetulnya merupakan produk yang digunakan untuk menambah atau melengkapi zat gizi yang lazimnya masuk melalui makanan sehari-hari. "Bila pola makan kita dalam sehari sudah memenuhi kebutuhan tersebut, maka bisa jadi Anda tidak memerlukan suplemen lagi." Namun, ada kondisi tertentu saat kita tidak cukup mendapat asupan nutrisi sehingga membutuhkan suplemen. "Misalnya pada wanita hamil atau orang yang baru sembuh dari sakit", tambahnya.

Dari definisi tersebut, maka seharusnya fungsi suplemen lebih ditujukan untuk mengganti zat gizi atau nutrisi yang tidak bisa didapatkan dari makanan atau menambah yang masih kurang. Dengan kata lam, bila zat tersebut tidak lazim terdapat dalam makanan maka sebetulnya tidak memenuhi syarat untuk melengkapi makanan atau digolongkan sebagai suplemen.

Tidak memakannya pun tidak apa-apa. Selain nutrisi, malah masih ada zat-zat lain yang disebut faktor non nutrisi, contohnya serat atau flavonoid. "Meski zat-zat tersebut bukan merupakan sumber nutrisi, tapi masih dapat digolongkan dalam suplemen karena memiliki manfaat bagi kesehatan", tambah Purwantyastuti.

Dari beragamnya produk suplemen khusus pria yang terdapat di pasaran, seringkali menyodorkan klaim bahwa produknya sedikit berbeda dari suplemen pada umumnya. Jika suplemen makanan lainnya menyuarakan janji menjaga kesehatan, maka suplemen ini ’mendendangkan’ lagu khusus pria, mulai dari meningkatkan stamina hingga menyembuhkan impotensi.

Tak heran, bila banyak yang tergoda untuk memanfaatkannya. Maklumlah ingin jalan pintas, dengan minum suplemen macam ini, keluhan atau gangguan seksual tertentu bisa diatasi tanpa harus pergi ke dokter, Sebagai contoh, dalam salah satu kemasan sebuah produk disebutkan (akar) sarsaparila mengandung saponin dan genin steroid yang diperlukan dalam pembentukan hormon seks. Ada pula produk lain yang menyebutkan kandungan bahan yang disebut pasak bumi yaitu bahan yang dikatakan dapat membantu mencegah terjadinya ejakulasi dini. Produk-produk lain mencantumkan indikasi yang nyaris senada, dari memperbaiki mutu sperma, menambah kesuburan, meningkatkan daya tahan, sampai menyempurnakan kemampuan seksual. Hebat ya!

Meski terkadang tampak ’masuk akal’, menurut Purwantyastuti, klaim-klaim tersebut belum tentu telah diuji secara ilmiah. Tentu saja hal semacam itu dapat menyesatkan konsumen. "Akibatnya, konsumen yang memiliki keluhan seksual menganggap masalah akan segera selesai setelah mereka mengkonsumsinya. Ini bisa berbahaya," jelas Purwantyastuti. Padahal, suplemen semacam ini (juga food suplement lain) umumnya hanya boleh mencantumkan klaim untuk menjaga atau meningkatkan stamina.

Apabila suplemen tersebut mengandung aphrodisiac (zat pembangkit gairah seks), maka klaim mestinya sebatas merangsang gairah seksual atau libido, bukan mengatasi gangguan yang berhubungan dengan kemampuan seksual," jelas farmakolog yang juga ahli gizi ini. Pasalnya, banyak gangguan seksual yang sebetulnya ’tidak mempan’ diatasi dengan suplemen semata dan seharusnya ditangani oleh dokter. Misalnya, gangguan karena ketidakseimbangan hormon mesti diatasi dengan terapi hormon oleh dokter. Atau, kendala seksual karena masalah psikis, ya, harus dibantu oleh psikiater.

Seputar mitos-mitos.
Ada berbagai mitos atau pendapat yang salah mengenai seks dan kejantanan pria. Yang, kadangkala menjadi pemicu bagi seseorang dalam mencari jalan keluar yang kurang tepat terhadap masalah seksual yang dialaminya. Berikut beberapa di antaranya :
- Makan daging kambing dapat meningkatkan gairah seksual.
- Terlalu banyak mengkonsumsi terong menyebabkan penis sulit ereksi.
- Minum soft drink bisa menimbulkan kemandulan.
- Pria yang divasektomi akan kehilangan libidonya.
- Apabila pria tidak menyalurkan nafsu seksualnya, maka akan timbul gangguan saraf.
- Terlalu banyak masturbasi dan onani " kelak bisa menyebabkan impotensi.
- Masturbasi/ onani pada pria dapat melemahkan otak dan daya pikir.

Mengatasi atau merangsang’ ;
Prof. dr. Arjatmo Tjokronegoro Ph.D.Sp.And. dalam bukunya Rahasia di Balik Keperkasaan Pria mengatakan, seringkali dalam mengatasi gairah seks yang ’menguap’, orang mencari obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian memang telah diteliti oleh para ahli dan terbukti dapat memperbaiki gairah seksual pria. Namun masih banyak pula ramuan lain yang belum terbukti secara ilmiah. la menyarankan untuk tidak cepat-cepat menganggap ramuan itu tidak bermanfaat karena obat-obat tradisional tersebut telah dipakai bertahun-tahun.

Termasuk di daiamnya, bahan-bahan tradisional yang mengandung aphrodisiac. Kini, dengan kemajuan jaman dan kecanggihan teknologi, orang tidak perlu lagi repot-repot menumbuk atau merebus ginseng bila ingin mengkonsumsinya. Maksudnya, sudah diproduksi dalam suplemen. Hanya saja Aryatmo menekankan, kalau bahan baku itu tergolong aphrodisiac ya, bisa merangsang libido. Artinya tidak cespleng mengatasi secara borongan permasalahan gangguan seksual pria.

Nah, bahan apa saja yang dapat dikategorikan sebagai aphrodisiac. Dalam bukunya, Aryatmo mencantumkan delapan macam herbal :
1. Ginseng
Biasanya tersedia dalam bentuk akar, sebagai sari yang berisi zat yang bernama ginsenosides. Jumlah ginsenosides dipengaruhi oleh cara pengolahan ginseng. Ginseng dapat digunakan untuk mengembalikan stamina yang menurun dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu juga merupakan perangsang ringan untuk meningkatkan fungsi seksual dengan cara meningkatkan hormon testosteron dan dehidrotestosteron.

Jika dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu dengan dosis standar, ginseng termasuk aman. Meskipun demikian, ada laporan yang mengatakan zat ini dapat menyebabkan hipertensi. Mengkonsumsi ginseng secara berlebihan bisa menyebabkan sulit tidur, diare, gelisah dan muntah.

2, Tribulus terrestris L.
Bila tumbuhan ini diekstrak maka akan di-hasilkan zat aktif yang disebut protodioscin. Zat ini dilaporkan dapat meningkatkan jumlah spermatozoa, memperbaiki libido dan refleksi seksual pada manusia.

3. Gingko biloba
Herbal ini membantu mengatasi menurunnya fungsi kognitif (daya ingat) otak dengan cara meningkatkan aliran darah. Selain berkhasiat meningkatkan rangsang seksual, zat ini juga bisa melebarkan pembuluh darah pada pria yang mengalami disfungsi ereksi.

4. Avena satina
Zat ini dikenal sebagai perangsang susunan saraf pusat. Fungsinya sebagai aphrodisiac diduga bekerja dengan jalan meningkatkan kadar hormon testosteron (salah satu fungsi hormon testosteron adalah meningkatkan libido). Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa terjadi peningkatan libido dan orgasme ganda pada mayoritas pria yang mengkonsumsi zat ini.

5. Muira puama
Suatu survei yang dilakukan di Amerika memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan libido dan ereksi yang lebih baik pada pria yang mengkonsumsi sari tumbuhan ini.

6. Pasak bumi
Pasal bumi dianggap masyarakat sebagai ramuan yang baik untuk meningkatkan vitalitas pria. Selain itu juga kerap dipakai untuk menghilangkan capai, pegal-pegal dan kekakuan otot.

7. Yohimbine
Ekstrak yohimbine diperoleh dari tumbuhan rubacea. Zat ini bekerja pada sistem saraf otonomi, meningkatkan fungsi sistem saraf parasimpatetik dan merendahkan rangsangan saraf simpatetik, sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke penis, hal yang menyebabkan terjadi ereksi. Jenis impotensi tertentu bisa diobati dengan herbal ini. Kabarnya, yohimbine bereaksi positif pada mereka yang mengalami impotensi karena gangguan pembuluh darah akibat diabetes.

8. Damianae aphrodjsiaca
Selain dapat meningkatkan libido juga bersifat anti depresan.

Bagaimana mengkomsurnsinya :
Bila pasangan Anda pernah mengkonsumsinya atau bahkan rutin hingga saat ini, mungkin perlu ditelaah lagi alasannya melakukannya. Apakah si Dia mengkonsumsinya agar perkasa setiap hari? Tentu tidak bukan? Seperti semua suplemen pada umumnya, yang terpenting dalam memilih adalah mengetahui terlebih dahulu kebutuhan tubuh kita. Purwantyastuti menyarankan untuk beftanya kepada diri sendiri, su-dahkah kebutuhan nutrisi kita, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral tercukupi dari makanan sehari-hari. Setelah itu, bila Anda tetap memutuskan untuk mengkonsumsinya, perhatikan tanggal kadaluwarsa dan bentuknya. Jika sudah terjadi perubahan warna, tekstur tidak licin lagi atau yang berbentuk tablet sudah tidak utuh dan agak mencair, Sebaiknya berhati-hati. Siapa tahu produk tersebut sudah kadaluwarsa.

Terhadap produk yang berbahan dasar herbal atau ekstrak tumbuhan, Purwantyastuti mengingatkan untuk tidak otomatis memversuskannya dengan bahan kimia. Dalam bahan semacam ini juga terkandung zat kimia dan terjadi proses kimia. Jadi belum tentu aman atau bebas efek samping. Bila suplemen tersebut mengatakan tidak memi-liki efek samping padahal klaimnya demikian canggih, maka konsumen harus berhati-hati. "Logikanya, tidak ada efek tanpa efek samping," jelasnya. Jadi bila si dia memutuskan mengkonsumsinya, ikuti dosis dan anjuran pemakaian yang tertera dalam kemasan. Jika setelah mengkonsumsi timbul efek seperti alergi, Sebaiknya hentikan dulu pemakaian dan berkonsultasilah pada dokter Anda.

Menghadapi serbuan suplemen semacam ini, masyarakat dituntut waspada. Lebih bijaksana bila Anda menjaga kesehatan dengan jalan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk menjalani pola makan seimbang, cukup berolahraga, dan mengelola stres dengan tepat. "Kalau semuanya sudah oke, maka kondisi tubuh pun jadi optimum. Melakukan aktivitas apapun, termasuk aktivitas hubungan intim, tidak akan banyak mengalami hambatan," tambah Purwantyastuti. Terbatasnya informasi mengenai kandungan suplemen plus beredarnya banyak mitos yang belum tentu tepat bisa menjerumuskan Anda. Karena itu, teliti dan berhati-hatilah bila ada produk suplemen yang menyanyikan lagu semacam ini.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner