JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang melakukan modernisasi besar-besaran. Semua matra, baik TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU menerima berbagai peralatan tempur modern. Sebagian sudah diterima. Kementerian Pertahanan menyebut, ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan minimum alat utama sistem senjata (alutsista).
Yang sudah mulai datang adalah pesawat tempur taktis/latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan yang tiba 10 September 2013 lalu. Pesawat ini dibeli untuk menggantikan Hawk Mk 53 yang telah memperkuat TNI AU sejak awal 1980-an. Sesuai rencana, T-50 Golden Eagle akan masuk jajaran Skuadron Udara 15 yang bermarkas di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, Madiun. Berdampingan dengan Skuadron Udara 3 yang diawaki F-16 Fighting Falcon dan Skuadron Udara 14 yang diawaki F-5E Tiger II.
T-50 Golden Eagle sendiri adalah pesawat yang dapat digunakan untuk misi serang ringan maupun sebagai pesawat latih. Untuk misi pertempuran, pesawat ini bisa dipasangi berbagai persenjataan seperti kanon 20 mm M61 Vulcan dengan loading capacity sekitar 200 peluru, peluru kendali (rudal) udara ke udara jarak pendek AIM-9P Sidewinder yang ditempatkan di kedua ujung sayap , rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, bom Mk 84, dan peluncur roket LAU-68. Untuk menambah jangkauan terbang, T-50 Golden Eagle bisa dipasangi tigaexternal fuel tank.
Pemerintah Indonesia memesan satu skuadron penuh T-50 Golden Eagle yang akan berisi 16 pesawat. Dan, dua pesawat pertama sudah datang dan diterbangkan langsung dari Sacheon Airbase, Korea Selatan. Empat belas pesawat lainnya akan datang secara bertahap sampai akhir 2013.
Seperti sudah disebutkan di atas, TNI sedang melakukan modernisasi besar-besaran di jajaran alat utama sistem senjata (alutsista) nya. Selain Golden Eagle, TNI AU mendatangkan alutsista lain, di antaranya :
- Tambahan 6 pesawat tempur strategis Sukhoi Su-27/30 (saat ini sudah lengkap 16 pesawat).
- 24 pesawat tempur F-16 C/D Fighting Falcon (saat ini sudah punya 10 pesawat).
- 16 pesawat tempur antigerilya EMB314 Super Tucano, (sudah datang 4 pesawat).
- 3 radar militer Thales Master T (sudah dipasang di Merauke, Saumlaki dan Timika. Masih akan ada rencana penambahan).
- 9 pesawat angkut medium C-295 (sudah datang 2 pesawat).
- 10 pesawat angkut berat Hercules (akan datang tahun 2014).
- 8 pesawat intai tanpa awak (akan datang tahun 2013 atau 2014).
- 6 baterai sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield (akan datang tahun 2014).
TNI AL sendiri direncanakan akan mendapatkan alutsista baru di antaranya:
- 3 korvet Nakhoda Ragam Class (direncanakan datang tahun 2014).
- 3 kapal selam Changbogo Class dari Korea Selatan (akan datang mulai 2014).
- 11 helikopter antikapal selam.
- 16 kapal cepat rudal 40 meter (sudah operasional 3 kapal).
- 16 kapal cepat rudal 60 meter (kapal pertama akan jadi pada akhir 2013).
- Rudal permukaan ke permukaan strategis Yakhont.
- Rudal antikapal C-705 (kerjasama transfer teknologi dengan China).
- Tambahan 37 tank amfibi BMP3F untuk Korps Marinir (sudah ada 17 unit).
Sedangkan TNI AD direncanakan diperkuat alutsista baru di antaranya :
- 114 tank berat Leopard (mulai datang akhir 2013).
- 50 tank medium Marder (mulai datang akhir 2013).
- 37 unit Multi Launch Rocket System (MLRS) Astros II.
- 37 unit roket artileri Self Propelled CAESAR.
- 600 unit rudal panggul antitank NLAW.
- 8 helikopter tempur AH-64 Apache Longbow.
- 8 helikopter tempur AS 550 Fennec.
- 16 helikopter serbu NBell 412 (sudah jadi 6 unit).
Dengan berbagai peralatan baru tersebut, TNI belum menjadi besar sepenuhnya. Tapi, sudah sangat mampu untuk melakukan upaya pertahanan jika terjadi serangan terhadap Republik Indonesia. (berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar