Select Language

Kamis, 21 November 2013

KSAD: Presiden Disadap, TNI Tak Akan Tinggal Diam

TNI akan membuat alat antisadap secara mandiri.


TNI tak tinggal diam menyikapi isu penyadapan yang dilakukan Intelijen Australia kepada Presiden dan sejumlah pejabat penting lainnya. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman menegaskan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi untuk mencegah penyadapan.
       
"Saat ini kami sedang melakukan riset bekerjasama dengan salah satu universitas untuk membuat peralatan antisadap dan mengembangkan IT Teknologi. Kita sudah menandatangani MoU berisi 12 jenis riset," kata Budiman usai memberi pengarahan di hadapan ratusan prajurit TNI yang akan bertolak ke Lebanon,  di Markas Kostrad TNI AD, Cilodong, Depok, Selasa 19 November 2013.
      
Menurut Budiman, TNI telah melakukan persiapan internal dan melengkapi diri sebagai upaya mencegah penyadapan. Ke depannya, dengan riset yang dilakukan tersebut, TNI akan memiliki peralatan yang jauh lebih modern sehingga dapat diperhitungkan.
       
"Kita juga telah mempersiapkan diri untuk bisa mengetahui apa yang mereka lakukan dan kita sudah lakukan itu. Selain melakukan riset, nantinya diharapkan kita dapat membuat alat itu sendiri agar lebih mandiri," ungkap dia.
       
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan di hadapan Parlemen pada Senin kemarin, 18 November 2013, pemerintahannya tidak akan meminta maaf atas aksi spionase yang telah mereka lakukan kepada Indonesia.

Abbott membela diri, bahwa langkah itu dilakukan untuk melindungi Australia saat ini dan di masa lampau, sehingga jauh lebih penting untuk dilakukan ketimbang meminta maaf. 

Presiden SBY secara terang-terangan menyatakan, Australia menjadi penyebab rusaknya hubungan bilateral dengan Indonesia. 

"Tindakan (penyadapan oleh) Amerika Serikat dan Australia jelas telah merusak kemitraan strategis dengan Indonesia sebagai sesama negara penganut sistem demokrasi," kata SBY. 

Dia makin kecewa karena pernyataan Abbott dianggap meremehkan isu penyadapan terhadap Indonesia tanpa sedikit pun menunjukkan sikap penyesalan. Padahal sejak kabar penyadapan oleh AS dan Australia muncul ke permukaan, Indonesia telah memprotes keras. 

Oleh sebab itu, kata SBY, Pemerintah dan Kementerian Luar Negeri RI mengambil langkah diplomatik tegas dengan menarik Duta Besarnya dari Australia.

Karikatur SBY Disadap PM Abbott Muncul di Media Australia

Hubungan Indonesia dengan Australia rupanya semakin memanas paska isu penyadapan yang marak diberitakan beberapa waktu lalu. Masalah penyadapan yang dinilai telah mencederai hubungan bilateral kedua negara ini bahkan dituangkan menjadi sebuah karikatur oleh salah satu editor surat kabar Herald Sun, Mark Knight, Selasa 19 November 2013.

Dalam karikatur tersebut, digambarkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono sedang bertelepon dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott. 

Presiden SBY, dalam kartun yang dibuat Knight itu, mengenakan kemeja batik warna biru lengkap dengan peci hitam dan kacamata. Sementara Ibu Ani digambarkan mengenakan kebaya dan bersanggul dengan riasan lengkap. Wajahnya tampak merah dengan raut wajah marah.

Yang menarik, Knight menggambarkan SBY tengah memegang suratkabar Jakarta Post dengan judul 'Indonesian President's Phone Tapped by Australia'. Tangan kiri SBY memegang telepon genggam seakan tengah menghubungi PM Abbott.

Dalam gambar itu, diilustrasikan SBY mengatakan, "Get me The Australian Prime Minister" atau "Tolong sambungkan dengan Perdana Menteri Australia".

Di sebelah gambar SBY, tampak kartun PM Abbott mengenakan kostum bersepeda warna kuning dengan tulisan 'Liberal' di dadanya. Diketahui, Abbott berasal dari Partai Liberal Australia. 

Sementara, beberapa tulisan lain juga terdapat dalam baju olahraga kegemaran Abbott tersebut, seakan menyindir sejumlah isu yang menjadi tanggung jawabnya sebagi Perdana Menteri. Antara lain mengenai masalah pemotongan pajak bahan bakar, dan juga problem 'manusia perahu' pencari suaka yang kerap menumpang kapal ilegal menuju ke wilayah Australia.

PM Abbot yang juga digambarkan tengah memegang telepon seluler, tampak menjawab panggilan telepon SBY.

"Speaking.. This called may be recorded for quality and training purposes" atau dalam terjemahannya berarti, "Ini saya. Panggilan ini mungkin direkam untuk keperluan kualitas dan pelatihan," ujar Abbott. 

Jawaban Abbott tersebut seakan menyindir laporan penyadapan oleh intelijen Australia terhadap telepon genggam Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono serta delapan pejabat tinggi RI pada tahun 2009 lalu.

Pada sudut kanan bawah gambar karikatur tersebut, Knight menuliskan 'taps leaked',merujuk pada bocornya dokumen rahasia yang menunjukkan adanya upaya penyadapan oleh Intelijen Australia. 

Badan Intelijen Australia (Defence Signals Directorate) bekerja bahu-membahu dengan badan keamanan nasional Amerika Serikat (National Security Agency) untuk memperoleh informasi yang menjadi target mereka. Semua itu diungkapkan Edward Snowden --mantan kontraktor NSA yang kerap membocorkan rahasia intelijen AS-- dalam dokumen yang ia bocorkan dan dilansir harian Inggris The Guardian, 2 November 2013.
 
DSD bahkan disebut memasukkan ahli Bahasa Indonesia ke dalam timnya untuk memonitor dan menyeleksi informasi dari komunikasi yang berhasil mereka dapatkan. “Tujuan dari upaya (spionase) ini adalah untuk mengumpulkan pemahaman yang kuat tentang struktur jaringan yang diperlukan dalam keadaan darurat,” kata dokumen Snowden itu. (umi)

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner