Select Language

Kamis, 27 Juni 2013

Tegang ! Sandera Perempuan Dibarter Satu Helikopter

HARI kedua penyanderaan oleh jaringan Abdul Kemprut di Medan belum ada tanda-tanda penyelesiannya, bahkan semakin tegang. Setelah Teroris meminta dikirim makanan, dan disiapkan satu wartawan Internasional untuk meliput, maka ketegangan meredah, setelah permintaanya di penuhi.

Namun dua jam kemudian tepatnya jam 10 30 Wib, teroris kembali menelopon lagi negosiator untuk disiapkan puluhan ton solar untuk kapal yang dibajak yang berada di Belawan Medan dan minta disiapkan Helikopter di Hotel Arya Duta medan.

Teroris berjanji apa bila permintaan tersebut dipenuhi satu sandera perempuan akan di bebaskan. Setelah dipenuhi permintaan teroris maka satu jam kemudian satu sandera perempuan warga Negara Malaysia dibebaskan dalam keadaan sehat.

Sementara negosiator berjalan terus dengan seiring waktu berjalan, namun belum ada teroris untuk menyerah atau membebaskan para sandera.

CJTF-CT(Combine Joint Task Force Counter Terrorism) sudah terbentuk guna mepersiapkan diri apa bila menghadapi hal yang terburuk, sesuai petujuk Panglima TNI hanya diberikan batas waktu 7 hari para sandra dibebaskan.

Dan teroris dapat dibekuk guna ditindak dengan tegas sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, karena pemerintah mengedepankan diplomasi dan dialog agar para sandra yang tidak berdosa bisa diselamatkan dalam keadaan sehat tegas Panglima TNI kepada komandan CJTF-CT (Combine Joint Task Force Counter Terrorism).

Kemungkinan yang terburuk Komandan CJTF-CT (Combine Joint Task Force Counter Terrorism) Sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan peyergapan teroris yang membajak pesawat Malaysia Airliner yang parkir di Bandara Polinia Medan.

Penyergapan ini akan ditangani tim Bravo Paskhas milik TNI AU dan Tentra Udara Diraja Malaysia, persiapan berikutnya Komandan CJTF-CT (Combine Joint Task Force Counter Terrorism) menyiapkan pasukan elit TNI AD Kopassus dan dari ATM (Angkatan Tentera Malaysia GGK (Ghrup Gerak Khas).

Dan berikutnya  juga menyiapkan pasukan untuk pembebasan sandra yang berada di Kapal Niaga yang berbendera Malaysia di Pelabuhan Lanal Medan oleh Denjaka Marinir TNI –AL dan ATM Tentera Laut Malaysia.

Komandan CJTF-CT (Combine Joint Task Force Counter Terrorism) menegaskan, penyergapan teroris di tiga titik akan bersamaan waktunya, sehinga menurut Komanda CJTF-CT teroris bisa terdadak dan tidak ada perlawanan, untuk menghindari korban baik dari sandra maupun dari pihak lainya tegas Komandan CJTF-CT.

Dari hasil informasi inteljen dan sandera yang dibebaskan diketahui bahwa keluarga Dubes ada tiga orang dan 27 orang lagi penghuni Hotel Arya Duta jadi total sandra yang berada di Hotel Arya Duta berjumlah 30 orang disekap diruangan kamar Hotel.

Sedangkan nama pimpinan teroris yang di Hotel Arya Duta atas nama Patur Gondes  dan bersenjatakan 2 dua pucuk pistol kaliber 22 mm, senjata UZI 2 pucuk kaliber 9 mm, AK 47 4 pucuk, PM 4 pucuk dan satu Bom paket yang siap ledak satu buah.

Teroris yang berada di Kapal belum diketahui namun mereka menyandera 28 orang termasuk ABK, dan bersenjatakan AK 84 5 buah pucuk, UZI 4 buah pucuk dan HK 53  buah pucuk.
Sementara teroris yang berada di Pesawat dipimpin oleh Desmon Gondes dengan 3 orang teroris jadi jumlah teroris yang berada di pesawat berjumlah 4 orang dengan menyandera 25 orang diantaranya 12 orang laki-laki dewasa, 9 wanita dewasa dan 4 anak-anak dengan membawa senjata pistol 1 pucuk, UZI 2 pucuk, AK 47 2 pucuk FM 4 pucuk MPS 7 pucuk.

Tim dari negosiator atas nama Nikolas staf Kementerian Luar Negeri mengatakan, bahwa teroris sudah memperlakukan kasar terhadap sandera-sanderanya. Sandera laki-laki dewasa sebagian mukanya lebam dan berdarah-darah akibat perlakukan kasar teroris sehingga stres, terutama sandera perempuan dan anak-anak.

Kemudian teroris mengajukan permintaan uang tunai sebesar lima ratus miliar rupiah kepada pemerintah Indonesia.

"Situasi saat ini para teroris tidak ada untuk menyerah atau membebaskan para sandera, kemungkinan sandera akan diperlakukan kasar dan bahkan akan dibunuh," kata Nikolas.

Situasi demikian, tambahnya, sudah dilaporkan kepihak  TNI dan ATM, namun rencana TNI dan ATM kami tidak mengetahui tegas Nikolas.

Inilah skenario lanjutan dalam  rangka Latgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 yang dibuka oleh Panglima TNI Laksaman Agus Suhartono SE Jumat 7 Juni 2013 di Lapangan Apel Lanud Soewondo Medan dan ditutup Rabu tanggal 12 Juni 2013 mendatang.
Sumber : Pelitaonline

Teroris Malaysia Membunuh Sandera di Medan




KELOMPOK jaringan Abdul Kemprutut dengan wilayah operasi di Malaysia melakukan serangan teror di Medan, Jumat (7/6/2013). Secara berturut-tur jaringan  Abdul Kemprut telah berhasil mem bajak Kapal Laut niaga yang berbendera Malaysia.
Kapal niaga tersebut sedang berlayar di Selat Malaka dari India menuju Sabah dibelokan ke Belawan Medan Sumatra Utara.
Tidak lama kemudian kelompok yang sama telah berhasil membajak pesawat milik maskapai Malaysia Airlines yang sedang terbang dari Colombo menuju Kuala Lumpur dan dibelokan oleh jaringan kelompok Kemprut  Medan dan mendara di Bandara  Polonia.
Kelompok Kemprot yang sudah membajak Peswat Terbang  dan Kapal Niaga  di Hotel JW Marriott Arya Duta Medan telah terjadi penyanderaan staf Kedutaan Malaysia di Medan beserta keluarganya oleh  jaringan Kemprot.
Peristiwa penyandraan oleh jaringan Abdul Kemprot, berusaha menghubungi pemerintah Indonesia melalui  telpon, dan jaringan Kemprot berhasil menghubungi Kementerian Luar Negeri yang diterima salah satu staf Kemlu yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Informasi telah terjadi serangan teroris disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia dan Presiden langsung menghubungi Perdana Menteri Malaysia untuk menyampaikan rasa prihatin terhadap serangan teror yang dilakukan terhadap aset dan rakyat Malaysia.
Sekaligus menyampaikan tawaran untuk membentuk Komando Gabungan Bersama Malaysia-Indonesia dalam menghadapi serangan teror yang sedang berlangsung, Perdana Menteri menyambut baik tawaran bapak Presiden Indonesia.
Jaringan Abdul Kemprut, menuntut dibebaskanya Abdul Kemprut beserta pengikutnya yang di tahan oleh pemerinta Malaysia karena telah melakukan teror sebelunya di Malaysia satu tahun yang lalu di pusat kota Kualalumpur Malaysia.
Apa bila tuntutan tersebut tidak  segera dipenuhi satu persatu sandra akan dibunuh tegas pimpinan teroris, informasi sandra yang berada di Pesawat Malaysia Airlines sebanyak 30 orang 25 orang warga Negara Malaysia dan sisanya berasal dari India dan Fakistan.
Sedangkan teroris sebanyak 5 orang bersenjata api laras panjang dan membawa bahan peledak yang sudah siap meledak. Sementara pembajakan kapal milik Malaysia belum diketahui jumlah yang isandra.
Namun penyandran keluarga kedubes Malaysia di medan satu orang bapak, satu orang ibu dua orang anak dan satu pembatu rumahtangga
Selanjutnya Presiden Indonesia mengadakan rapat terbatas dengan Panglima TNI untuk membicarakan peristiwa teroris di Kota Medan, sehingga peristiwa teror Medan segera ditangani secara militer.
Sementara Perdana Menteri Malaysia melakukan hal yang sama memangil Panglima ATM (Angkatan Perang Malaysia) untuk segera kordinasi dengan Panglima TNI membicarakan penanganan teroris dengan segera membentuk Komando Gabungan bersama yaitu Malindo Darsasa (Darat, Laut dan Angkasa).
Sehingga kedua Panglima bertemu di Jakarta Indonesia guna membicarakan pembentukan Combined Joint Task Force – Counter Terronsm (CJTF-CT) CONPLAN/RENKON anti penanggulangan teroris Malindo.
Panglima TNI setelah dipanggil Presiden ke Istana Jl Merdeka Utara, langsung mengadakan rapat staf beserta para Asisten Panglima dan para Kabalak di jajaran Mabes TNI.
Rapat ini untuk segera pembentukan satuan Gabungan dengan pihak Tentera Malaysia untuk menghadapi dan menyelamatkan sandera yang berada ditangan teroris dari kelompok jaringan Abdul Kemprut yang berasal dari Malaysia.
Panglima TNI mendapatkan masukan dari Asintel Panglima TNI tentang anatomi teroris yang sedang menyandra di Medan dan dari Asops Panglima TNI.
Selanjutnya Panglima TNI memberikan taklimat  agar segera merencanakan pembebasan sandra di Medan bersama pasukan dari Malaysia.
Hitungan waktu dari perencanaan Panglima TNI memberikan batas waktu 7 hari agar sandra-sandra segera di bebaskan dalam keadaan selamat.
Sementara teroris minta disiapkan makanan karena didalam pesawat persediaan makanan sudah habis. Permintaan teroris sementara dipenuhi guna untuk menyelamatkan para sandra yang berada di Pesawat Malaysia Airlinen sambil menyusupkan  seorang agen untuk melakukan observasi.
Proses upaya negosiator dilaksanakan oleh pihak Malindo telah gagal karena pihak teroris mengetahui bahwa negosiasi yang dilaksanakan semata-mata hanya untuk mengulur-ulur waktu, maka teroris mulai membunuh seorang sandera asal Malaysia di pesawat terbang. Setelah ada sandera yang telah dibunuh apa rekasi dari Malindo ?.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner