Kita harus bangga dengan kemampuan anak anak bangsa dalam mewujudkan kemandirian bangsa di bidang maritim terutama pembuatan kapal untuk TNI AL.
FPB-57 atau Fast Patrol Boat 57 m adalah sebuah rancangan kapal patroli yang dibuat oleh Jerman. Pada perjanjiannya PT. PAL yang awalnya hanya merakit kapal ini di Surabaya, dan kemudian akhirnya PT PAL dpt memperoleh hak untuk memproduksi rancangan kapal ini
Kapal Patroli Cepat FPB 57 Nav I
Yg termasuk kapal kelas ini : KRI KAKAP 811, KRI KERAPU 812, KRI TONGKOL 813, KRI BARAKUDA
(dok photo :www.tni.mil.id)
Kapal Patroli Cepat kelas Torpedo FPB 57 Nav II
KRI Andau 650, KRI Singa 651, KRI Tongkak 652 dan KRI Ajak 653
dok photo www.lensaindonesia.com
Kapal Patroli Cepat FPB 57 Nav IV
KRI Pandrong 801 dan KRI Sura 802
(dok photo : http://www.tni.mil.id)
Kapal Patroli Cepat FPB 57 Nav V
KRI Todak 803, KRI Hiu 804, KRI Layang 805 dan KRI Lemadang 806
(dok photo KRI Layang-805 saat meluncurkan rudal C-802 : http://upload.wikimedia.org)
Armada Patroli
Seluruh kapal dibuat oleh Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) TNI AL, mempunyai panjang 39-40 meter
Patroli cepat 36-40 meter Fiberglass yg terdiri
dari kelas Boa 9 bh, kelas Viper 5 bh, kelas Kobra 5 bh , kelas Tarihu 4 bh .
Persenjataan rata rata menggunakan
- 1 kanon Oerlikon 20/70 kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 250-320 rpm, jangkauan 4,3 Km dan senapan mesin kaliber 12,7mm
(dok photo :http://store.tempo.co)
Kapal Patroli Cepat 43 Meter (5 September 2013)
Menteri Pertahanan RI dan Panglima TNI beserta rombongan adalah untuk me-launching 2 (dua) buah kapal patroli Jenis PC 43 yakni KRI Pari – 849 dan KRI Sembilang – 850 kedua kapal tersebut adalah karya tangan putra bangsa, produksi dalam Negeri yang diproduksi oleh PT. Palindo Marine, Tanjung Uncang, Batam.
Kedua kapal patroli jenis PC 43 ini memiliki panjang 43 Meter, Lebar 7,4 Meter memiliki mesin 3×1800 HP (Marine Diesel) dengan kecepatan Max 28 Knot serta memiliki ketahanan dalam kemampuan layar selama 4 (empat) hari. KRI Pari – 849 akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Timur (KOARMATIM), sedangkan KRI Sembilang – 850 akan memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (KOARMABAR) di wilayah pangkalan utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatra Barat.
Kapal patroli Jenis PC 43 KRI Pari 849 dan KRI Sembilang 850 dilengkapi dengan Senjata Kanon Kaliber 30 mm sebagai senjata utama di haluan kapal dan Senjata Mesin Berat Kaliber 12.7 mm pada buritan kapal tersebut. (www.tni.mil.id)
(batampos.co.id)
Kapal Patroli Cepat 40 meter bahan alumuniun (Desember 2008)
KRI Krait (827) adalah jenis kapal perang patroli kelas PC-40 yang merupakan hasil desain dari Fasharkan TNI AL Mentigi dan dibangun bekerja sama dengan PT BES Batam. Kapal perang ini memiliki panjang badan 40 meter dan dirancang untuk sanggup melaju hingga kecepatan 20 knot didorong oleh 2 unit mesin diesel berkekuatan 1250 HP. Badan kapal terbuat dari aluminium alloy.
Kapal cepat rudal/kapal patroli ( 40 m)
KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau dan KRI Alamang (644), Kapal jenis KCR-40 ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu dan lambung kapal. Sementara untuk bangunan atas kapal menggunakan Aluminium Alloy, produksi PT Citra dan Palindo Marine Shipyard Batam.
Baru baru ini Sabtu 27 september 2014,
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menerima dan meresmikan lima unit Kapal Perang Indonesia (KRI) buatan dua perusahaan galangan kapal Batam, Sabtu (27/9) siang. KRI yang diresmikan itu di antaranya KRI Surik-645, KRI Siwar-646, KRI Parang-647 dan KRI Terapang-648 dan KRI Sidat-851.
Lima unit KRI perang itu semuanya asli buatan Batam. KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 dibuat oleh PT Palindo Marine di Tanjunguncang. Sedangkan KRI Sidat dan KRI Teripang dibuat PT Citra Shipyard.
Purnomo mengatakan, lima KRI yang diterima dan diluncurkan itu merupakan jenis kapal cepat cepat rudal (KCR). Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan modern yang dikenal dengan sensor weapon control (sewaco). Di antaranya meriam kaliber 30 MM, 6 laras panjang sebagai sistem pertempuran jarak dekat dan 2 set rudal C-705.
Bagian lambung KCR ini terbuat dari baja khusus high tensile steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senjata kaliber 20 MM di anjungan kapal. ”Empat KRI yang diluncurkan sudah resmi masuk jajaran armada TNI,” kata Purnomo di Pelabuan Batuampar. (www.jpnn.com)
(www.jpnn.com)
Kapal cepat rudal yang mempunyai panjang 60 meter, terdiri KRI Sampari 628, KRI Tombak 629, KRI Halasan 630
“KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya,” ujarnya.
Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yang dibaptis dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
Selanjutnya KCR 60/KRI Halasan-630 itu dibaptis dan diresmikan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro.
Sumber : www.antaranews.com
photo.sindonews.com
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro (kiri), bersama Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), dan Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), M Firmansyah Arifin (tengah), usai berkunjung geladak KRI Halasan-630 jenis Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 Meter, di Surabaya, Rabu (17/9). KRI Hasalan-630 yang merupakan kapal perang jenis KCR-60 Meter terakhir pesanan TNI AL itu, menambah jajaran armada laut dalam mengamankan wilayah Indonesia. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Armada Pendukung :
Landing Platform Dock
LPD (Landing Platform Dock) seperti KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593, Keduanya dibangun di PT PAL Indonesia
KRI Banjarmasin-592 merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI Angkatan Laut. Dua unit kapal dikerjakan di Korea Selatan yaitu KRI Makasar-590 dan KRI Surabaya-591, sedangkan dua unit lainnya yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dikerjakan di galangan kapal PT PAL Surabaya dengan menerapkan prinsip transfer of technology (ToT) dengan pengawasan tenaga ahli dari galangan kapal Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.
Seperti halnya kapal jenis LPD lainnya, KRI Banjarmasin-592 mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar. Kapal ini juga dirancang mampu mengangkut 22 tank, juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank, 560 pasukan, dan 126 awak. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam, operasi kemanusiaan, dan lainnya. KRI Banjarmasin-592 memiliki berat 7.300 ton, dan dapat melaju maksimal hingga kecepatan 15,4 knot. Sebagai kapal perang TNI AL, KRI Banjarmasin-592 dipersenjatai dengan satu unit meriam kaliber 57 mm, dan dua unit meriam kaliber 40 mm. (www.tnial.mil.id)
Landing Ship Tank
Kelas LST 117 meter (LST)
buatan PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari (kemenhan pesan 2 bh), Jakarta dan ke PT. Daya Radar Utama (KRI Teluk Bintuni)
Lampung – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis “landing ship tank” (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.
KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16.000 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.
Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan. (BeritaSatu.com).
KRI Teluk Bintuni | http://www.saibumi.com
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan KRI Bintuni 520 di Lampung (photo: Antara)
Kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM)
KRI Tarakan-905 merupakan kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM), produksi PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), Jakarta Utara.
KRI Tarakan-905 memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller. (Jurnas.com).
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi KSAL Laksamana Marsetio
meresmikan KRI Tarakan-905,di Jakarta. (Photo: Dispenal)
Yang masih dalam proses produksi :
SIGMA 10514 Guided Missile Frigate, PKR – Perusak Kawal Rudal,
PT PAL akan membuat tiga unit kapal perusak kawal rudal 105
(PKR-105)/Frigate nomor 1. Kepala Staf TNI Angkatan Laut
Laksamana Marsetio mengatakan proyek ini menggandeng
Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda. “Kami
produksi bersama DSNS, Belanda, dalam kerangka transfer of
techonolgy,” kata Marsetio di sela-sela Keel Laying modul 2 seksi 231
PKR-105 di PT PAL (Persero), Rabu, 16 April 2014 (www.tempo.co)
Kapal Selam Kelas Changbogo,
Kementerian Pertahanan menunjuk PT PAL Indonesia memproduksi satu
unit kapal selam guna memperkuat keamanan Indonesia, terutama
dalam menjaga alur dan kedaulatan negeri ini.
“Upaya ini sesuai penunjukan PT PAL Indonesia sebagai lead
integrator pembangunan alutsista kapal perang,” kata Menteri
Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, ditemui pada serah terima
kapal cepat berpeluru kendali KRI Halasan-630, di dermaga
PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.
Untuk merealisasi kapal selam itu, ungkap dia, PT PAL Indonesia
akan mendapatkan kucuran penyertaan modal negara sebesar
Rp1,5 triliun untuk membangun tiga unit kapal selam, alias Rp500 miliar
perunit.
“Sebanyak dua unit kapal selam akan dibangun di Daewoo
Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Lalu,
satu unit dibangun di PT PAL Indonesia,” katanya. (www.antaranews.com)
Kapal Selam Changbogo Korea Selatan (Photo: MC2 Benjamin Stevens/United
States Navy)
Demikian sekilas hasil karya anak Bangsa , dan marilah kita dukung
mewujudkan kemandirian bangsa di bidang maritim terutama pembuatan kapal
untuk TNI AL.
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa,
tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT
Proklamasi 1963 Bung Karno).
(Dirangkum dgn berbagai sumber berita)