Mengapa Laut Cina Timur
Jika titik sengketa di Laut Cina Selatan ialah Kep Spratly dan Paracel, untuk konflik di Laut Cina Timur “titik”-nya berada di Kep Diaoyutai/Diaoyu versi Cina, atau Senkaku versi Jepang, atau Kep Tiaoyutai versi Taiwan. Seperti halnya dua kepulauan di Laut Cina Selatan, kepulauan ini pun layak disebut “Kepulauan (Kep) Sengketa”. Ada tiga negeri saling klaim kepemilikan. Mungkin selain sejarah, faktor jarak juga kuat mempengaruhi. Sekali lagi, istilah “Kep Sengketa” pada paragraf ini maksudnya ialah Diaoyu (Cina), atau Senkaku (Jepang), atau Tiaoyuti (Taiwan) itu sendiri. |
Sepintas “Kepulauan Sengketa”
Kepulauan ini seluas 7 km. Terdiri atas lima pulau besar (Diaoyu Dao atau Uotsuri Jima, Chiwei Yu atau Taisho Jima, Huangwei Yu atau Kuba Jima, Bei Xiaodao atau Kita Kojima dan Nan Xiaodao atau Minami Kojima) dan tiga karang (Bei Yan atau Kitaiwa, Nan Yan atau Minamiiwa dan Fei Jiao Yanatau Tobise). Ia terletak di sebelah timur Cina, atau di sebelah selatannya Jepang, atau di sebelah utara Taiwan. Adapun jarak masing-masing negara dengan obyek sengketa, terlihat bervariasi. Antara Cina – “Kep Sengketa” misalnya, jaraknya 330 km dari Wenzhou; sedang Jepang – “Kep Sengketa” berjarak sekitar 420 km, dekat Kep Ryukyu; sementara jarak Taiwan – “Kep Sengketa” justru lebih dekat lagi, cuma 170 km. Itulah mapping awal dari sisi jarak. Dari aspek histori lain lagi, oleh karena bila merujuk catatan perjalanan para leluhur Cina dan beberapa referensi, baik catatan Liang Zhong Hai Dao Zhen Jing (1403 M); atau catatan Chen Kan, utusan Dinasti Ming (1534 M); atau artikel Diaoyu/Senkaku Islands Dispute: Japan and China, Oceans Apart-nya William B. Heflin, maupun bukuEast Asia Before The West: Five Centuries of Trade and Tribute (New York: Columbia University Press, 2010)-nya David C Kang, sepakat menyebut bahwa “Kep Sengketa” yang kini diklaim tiga negara dengan berbagai nama, sejatinya merupakan bagian teritorial Cina tempo doeloe. Perubahan atas kepemilikan terjadi era 1894-an tatkala Cina kalah perang melawan Jepang. Traktat Shimonoseki yang ditandatangani Cina-Jepang, mencantumkan Taiwan dan Korea menjadi bagian wilayah Jepang. Sudah barang tentu, pengambil-alihan Jepang atas Taiwan termasuk juga legal administrasi dari Kep Senkaku. Roda pun berputar. Ketika Jepang kalah perang pada Perang Dunia (PD) ke-2, namun kendali atas Kep Senkaku tidak seketika dikembalikan ke Cina seperti halnya ia mengambil-alih Taiwan, melainkan diserahkan kepada Amerika Serikat (AS). kemungkinan inilah titik awal kerancuan dalam kepemilikan. Kenapa demikian, oleh karena kontrol administrasi atas Kep Senkaku telah diubah. Artinya sewaktu dalam penguasaan Jepang, kontrol administrasi Kep Senkaku oleh Taiwan, namun tatkala dikuasai AS, kontrol berubah di bawah Okinawa. AS mengendalikan Kep Senkaku/Diaoyu semenjak tahun 1945 hingga 1972-an. Menurut harian Renmin Ribao berjudul “China's Diaoyu Islands Sovereignty is Undeniable”, bahwa Kep Diaoyu atau Senkaku adalah milik Cina di bawah Provinsi Taiwan. Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, maka “Perjanjian Postdam” (1945) resmi diterima oleh Jepang. Isi perjanjian tersebut termaktub perihal kekuasaan Jepang dibatasi pada Kep Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku dan pulau kecil lain yang akan ditentukan oleh negara-negara sekutu. Makanya Cina protes pasca keputusan AS tahun 1971 yang menyatakan bahwa Kep Diaoyu itu wilayah Jepang, sebab ia sendiri negara yang ikut menandatangani “Perjanjian Postdam”. Sumber lain mengatakan, sebenarnya Cina tidak keberatan ketika Paman Sam menyerahkan Senkaku (1971) kepada Jepang sesuai pasal 1 perjanjian antara Jepang - AS yang ditandatangani tanggal 17 Juni 1971. Klaim dan protes keras Cina muncul ketika survey Jepang mengatakan bahwa terdapat potensi sumber daya minyak. Sekali lagi, akankah Cina mengklaim Senkaku bila Kep tersebut hanya gundukan karang belaka? Jawabannya sederhana: “apa yang terkandung di bawah permukaan”, atau istilahnya what lies beneath the surface! (Bersambung Bag-3) |
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2013
(2559)
-
▼
Desember
(206)
- Australia-Indonesia Latihan Militer Bersama
- Pelepasan Unsur Satgas Opersi Arung Hiu-13
- Indonesia Menurunkan Kualitas Hubungan dengan Aust...
- Arkeolog Temukan Kapal Selam Nazi Jerman di Laut Jawa
- KRI dan Pesawat Udara TNI AU Jalin Kerja Sama Taktis
- Indonesia kini Marah Besar Kepada Australia
- Sadap Indonesia, Australia Harus Bayar Mahal
- Sudahkan Pembelian Alutsista TNI Sesuai Kebutuhan?
- Memandang Matahari Kilo 2014
- Mungkinkah Proxy War di Laut Cina Timur? (Bag-3)
- Mungkinkah Proxy War di Laut Cina Timur? (Bag-2)
- Mungkinkah Proxy War di Laut Cina Timur?
- Mungkinkah Proxy War di Laut Cina Timur? (Bag-4)
- Kim Jong-un: Perang Bisa Pecah tanpa Pemberitahuan
- Ada Leopard di Hari Juang Kartika
- Menggeser Leopard 2 ke Jawa Timur
- Pantsir S-1, Sang Pagar Udara (bag. 2)
- Pantsir S-1, Sang Pagar Udara (bag. 1)
- Seputar Reaksi Atas Penyadapan
- FLIR SAFIRE III di Pesawat CN-235 Patroli Maritim ...
- Semakin Bertaji di Tahun 2014
- Akhir Tahun, PT.DI Serahkan Beragam Pesawat Pesanan
- Situs Garuda Indonesia Jadi Korban Perang Hacker?
- [Foto] HUT Marinir ke 68
- Kisah perebutan Don Bosco, gudang peluru terbesar ...
- Pangdam VI Tuding Polis Diraja Malaysia Kurang Koo...
- Sharp Knife Airborne 2013
- Langkah Menuju Kemandirian Industri Pertahanan
- Dua Pesawat T-50i GE Pengiriman Batch Ke-5 Mendara...
- Analisis : Alutsista Antara Ruang Dan Waktu
- Pembelian Satelit Militer Akan Gunakan Dana PNBP K...
- AU Rusia Terima 12 Su-35 Pada 2013
- Pesawat T-50i GE Batch Kelima Transit Di Lanud Bal...
- Target Pasar PT. DI Di Tahun Depan
- 116 Prajurit Korps Marinir Ikuti Pelatihan Calon A...
- 3 Kapal Angkut Untuk Kodam Pattimura
- TNI AL Gelar Latma “ Multilateral Komodo 2014”
- Kakap-811 Amankan Perbatasan Indonesia Philipina
- Ironi Popularitas AK-47 Dan Selembar Tiket Pesawat
- Panglima TNI Lepas 1.169 Prajurit Misi Perdamaian ...
- Frigate SIGMA 10514, Seperti Apa Barangnya ?
- 3365 Prajurit TNI Latihan Perang di Hutan Simalungun
- Foto : Panglima TNI Tinjau Latihan Penanggulangan ...
- Tony Abbot Janji KTT G-20 Bebas Sadap
- Pengamat: Australia Tekan RI dengan Isu Papua
- HUT OPM, Situasi Perbatasan RI-PNG Aman
- Prajurit KRI Malahayati-362 Tegar Jaga NKRI
- Indonesia Harus Buat Simulator Tempur Secara Mandiri
- Satgas TNI Di Kongo Perbaiki Dan Buat Jalan Sepanj...
- Satgas TNI Kawal Water Tank Spanyol
- Kedatangan Satgas Garuda XXIIII-G/UNIFIL Di Wilaya...
- Nilai Strategis Selat Malaka Terancam Jalur Sutra ...
- Januari 2014 Tim Teknis Kapal Selam Berangkat Ke R...
- China Menimba Ilmu Pengamanan Tingkat Internasiona...
- SBY : Dunia Tidak Selalu Bersahabat, Indonesia Har...
- 8 Unit F-16 Hibah AS Perkuat TNI AU Tahun Depan
- Koarmabar Diperkuat 3 KRI Hasil Repowering
- Ratusan OPM Kembali Ke Pangkuan NKRI
- KRI Alamang 644, KAL Kumai I-6-58 Dan KAL Bireun I...
- TNI AL Dan US Navy Bahas Latma Carat 2014
- 2014 TNI AD Akan Diperkuat 50 Tank Marder
- Setelah 13 jam, hacker Indonesia lumpuhkan situs I...
- TNI Akan Datangkan Helikopter Serang Apache
- Spesifikasi dan Tantangan ToT Kapal Selam RI-Korea...
- Menhan Berharap Program Korvet dan Kapal Selam Nas...
- Radar Pasif
- Situs Bareskrim Polri tak diretas Australia
- Indonesia Memasuki Era Kebangkitan Industri Pertah...
- Ada Pendapat, Penyadapan Hal Biasa, Tidak ada Raha...
- Menhan Mengukuhkan KRI Banda Aceh
- Hacker Indonesia Menyerang Situs Intelijen Austral...
- “Berlindung” di Dalam Bunker
- Serang asio.gov.au, hacker Indonesia didukung pere...
- Penolakan Penampungan Sementara Pencari Suaka
- Cegah Penyadapan Asing, RI Harus Perkuat Sistem Sandi
- Peringatan Anonymous Australia untuk Hacker Indonesia
- RI Disadap, Tinjau Kerja Sama AS & Australia
- Spionase Kanguru di Tanah Garuda
- Neraka Inggris di Timur Jawa
- Mengintip Konsep Ruang Bawah Tanah Monas
- Cara Elegan RI Desak AS Akui Penyadapan
- Hacker Australia ikut bantu peretas Indonesia sera...
- Hacker Australia Serang Situs Presiden Tapi Salah ...
- Menhan Indonesia - Australia Diskusi Isu Strategis...
- Tugas Terakhir, KRI Diponegoro-365 Menjadi MIO Com...
- Repatriasi Harga Mati
- Aksi Penyadapan Asing dan Reaksi "Kalem" Indonesia
- Ketika tentara Indonesia-China unjuk bela diri mil...
- PT PAL Serahkan Kapal Tunda Pesanan TNI AL
- Skadron Udara I Latihan Dengan Bom Maverick
- Pesawat Latih Anyar TNI AU Alami Masalah
- Kontingen Petembak TNI AD Juara Umum Lomba Se-ASEAN
- KRI Tanjung Nusanive-973 Angkut Yonarmed-9 Kostrad
- Kado Akhir Tahun Untuk Pengawal Republik
- 60 Tahun, Pesawat Hercules C-130 Mengabdi Bangsa
- Len Kembangkan WECDIS dan Integrated Navigation & ...
- Tiga Kapal Nakhoda Ragam Class Tiba 2014
- TNI AD Akan Mendapatkan 1 Batalion Meriam Tarik KH...
- KSAL Sampaikan Rencana Tambahan Alutsista dan Peme...
- TNI AD Inginkan 24 Helikopter Blackhawk
-
▼
Desember
(206)
Senin, 30 Desember 2013
Mungkinkah Proxy War di Laut Cina Timur? (Bag-2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar