Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2013
(2559)
-
▼
Februari
(44)
- Cara Mempercepat Komputer Yang Lambat
- Email para Jenderal Indonesia Bocor ke Tangan Hacker.
- Pasukan VII/Wirabuana dikirim ke perbatasan Papua
- Wamenhan Uji Unimog Dan Kunjungi Pembangunan UNHAN...
- TNI AL gelar latihan bersama Brunei
- Radar INDRA untuk kapal selam RI
- PTDI produksi simulator pesawat CN-235 dan Super Puma
- Pengganti KRI Dewaruci Segera Ditentukan
- Indonesia Dapat Tambahan 6 Jet Tempur Sukhoi
- Komisi I Minta TNI Perhatikan Kelengkapan Dalam Pe...
- Anggaran TNI AU 2013 Naik 8,3 Persen
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-...
- Serapan Anggaran TNI Tahun 2012 Capai 98,75 Persen
- Apa Kabar Leopard 2 RI...?
- Cara mempercepat komputer/laptop agar tidak lamban
- MALAYSIA AKAN BINA LAGI NGPV BARU
- TNI AU-TUDM Rancang Latihan Bersama
- Kemhan & TNI AU Bantah Pembelian Eurofighter Typhoon
- Penerbal Jajaki Heli Anti Kapal Selam
- Heli NBell-412EP PTDI Sudah Dilengkapi Autopilot
- Airbus A400 Kunjungi Indonesia Untuk yang Pertama
- PTDI - Airbus Tandatangani Kontrak Kerjasama Upgra...
- Komisi 1 DPR Tertarik Pada Produk Industri Persenj...
- BAE System Tawarkan Peremajaan Pesawat Hawk TNI AU
- Pakistan Tawarkan Kerjasama Industri Pertahanan
- PT. Kaltim Nitrate Indonesia Resmi Berproduksi
- Northrop Grumman Fasilitasi Kerjasama Pembuatan Si...
- Komisi 1 DPR Pertanyakan Kualitas Rudal Grom ke Po...
- Amerika Tidak Bisa Akses Data Radar di ALKI II
- Kapal Perang Perancis Sandar di Makassar
- TNI Gelar Puskodal Berbasis Jaringan WAN
- Meneropong Kekuatan Rudal Malaysia
- KD Perak TLDM insight!
- Anggaran Pertahanan 2013 Dinaikkan Menjadi RP 77 T...
- Majukan Industri Alutsista Negeri Ini, Pak Jenderal
- 2013, TNI Siapkan Satu Batalion Infanteri di Perba...
- Menakar Kekuatan Alutsista TNI Hingga Tahun 2014
- Menyambut Senyum 2013
- TNI OPTIMISTIS "MEF" CAPAI 38 PERSEN
- Menhan RI Menerima Kunjungan Delegasi Komisi Luar ...
- Sekjen Kemhan RI Menerima Dubes Azerbaijan
- Sjafrie Pastikan Order Alutsista TNI ke PT Pindad
- KSAU : delapan pesawat tempur akan lengkapi alutsista
- Cara Uninstal Aplikasi Yang Tidak Bisa DiHapus di ...
-
▼
Februari
(44)
Kamis, 07 Februari 2013
PTDI produksi simulator pesawat CN-235 dan Super Puma
Banyak orang tidak tahu, PT Dirgantara Indonesia (Persero) selain memproduksi pesawat terbang, juga memproduksi beberapa alat peraga untuk menerbangkan pesawat terbang, atau biasa disebut dengan Flight Simulator (FS).
Ide datangnya usaha pembuatan flight simulator datang dari permintaan pihak Malaysia untuk pesawat CN-235 yang dimilikinya. Mereka mendorong PTDI membuat FS agar para pilot negara itu dapat melatih diri sehingga mereka dapat mengawaki dengan baik pesawat-pesawat CN235 TUDM (Tentara Udara Diraja Malaysia) produksi PTDI yang dimiliki.
Permintaan Malaysia ini disambut baik PTDI. Itu guna menangkap peluang bisnis serta mengingat bahwa sistem avionik yang terpasang pada FS CN235 tidaklah jauh berbeda dengan sistem yang ada pada pesawat sesungguhnya. Pengembangan bisnisnya juga tidak jauh beda dengan bisnis utama PTDI dalam merancang dan memproduksi pesawat CN235.
Oleh karena itu, sejak tahun 2000, PTDI melakukan ekspansi usaha dengan merancang bangun dan memproduksi FS CN235. Dan pada tahun 2004, PTDI telah memenuhi pesanan Sapura Technology Malaysia dengan mengirimkan FS CN235, dan pada saat ini Sapura Technology telah memiliki dua unit FS CN235 buatan PTDI.
Dalam membuat sebuah flight simulator pesawat dibutuhkan data base pesawat yang akan dibuatnya, agar FS yang dibuat dapat mencerminkan kondisi pesawat yang sebenarnya. Namun untuk mendapatkan data base tersebut tidaklah mudah dan kalaupun ada, harganyapun sangat mahal.
Selain FS CN235, PTDI juga telah memproduksi beberapa macam simulator, di antaranya FS untuk helikopter Superpuma untuk kebutuhan TNI-AU, flight simulator untuk kapal laut, Nav Trans, Olah Yudha dan untuk kebutuhan Suralaya pembangkit listrik serta simulator untuk menangkap ikan.
Untuk dunia penerbangan, biasa disebut dengan FS, yang dipergunakan untuk melatih para awak pilotnya dengan biaya yang jauh lebih murah dan efisien bila dibandingkan dengan melakukan praktek uji terbang menggunakan pesawat seseungguhnya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, flight simulator adalah sebuah alat bantu untuk melatih para pilot dalam menerbangkan sebuah pesawat terbang. Alat ini, mensimulasikan kondisi pesawat terbang yang sebenarnya.
Kemajuan teknologi memiliki andil besar dalam pelatihan menggunakan simulator terbang, Kecanggihan simulator terbang saat ini sudah dapat mensimulasikan reaksi terhadap faktor-faktor lingkungan eksternal, seperti kerapatan udara, turbulensi, awan, curah hujan, bahkan mampu membawa karakteristik pesawat tersebut secara lebih nyata lewat simulasi.
Keuntungan Gunakan Flight Simulator
Pada saat ini, baru ada beberapa perusahan di belahan dunia yang mampu membuat flight simulator. Umumnya adalah perusahaan yang telah mengembangkan teknologi tinggi, seperti Amerika dan Perancis. Di negara-negara kawasan Asean, barangkali hanya Indonesia dengan PTDI-nya saja yang mampu membuat FS.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan penerbangan jika perusahaannya menggunakan FS ialah menghemat biaya pelatihan sangat mahal pilot yang akan mengawaki sebuah pesawat terbang tertentu. Dengan menggunakan flight simulator yang dimilikinya, biaya bisa ditekan semurah mungkin.
Para pilot dapat memelihara atau menjaga kemampuan terbangnya, juga perusahaan akan dapat memanfaatkan secara maksimal pesawat-pesawatnya dari pada selama puluhan jam digunakan hanya untuk latihan terbang sesungguhnya. Dengan demikian, biaya operasional lainnya akan dapat ditekan.
Bagi pilot yang tidak terbang dengan menggunakan pesawat sebenarnya, namun menggunakan flight simulator, mereka tetap akan mendapatkan lisensi jam terbang. Dengan demikian kemampuan terbang pilot yang bersangkutan tetap tercatat dengan baik.
Sumber : Antara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar