Petugas TNI AL tengah mengoperasikan perangkat radar IMSS bantuan dari AS (Foto: U.S. Embassy Jakarta, Indonesia)
JAKARTA - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin memastikan bahwa kecurigaan akan bocornya informasi pantauan radar ke tangan Amerika Serikat tak akan terjadi. "Amerika Serikat tidak bisa memantau radar itu karena pusat kendalinya ada di sini (Indonesia)," kata dia saat dihubungi Jurnal Nasional, Selasa (24/4).
Ia mengatakan, radar tersebut bukan difungsikan untuk memantau informasi-informasi penting terkait rahasia negara. Melainkan, hanya untuk memantau lalu lintas kapal pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) pada titik radar itu ditempatkan. "Radar itu hanya untuk mengecek kapal yang lewat jadi tidak ada info pentingnya," tuturnya.
Saat ditanya alasan pemerintah memilih radar buatan AS ketimbang negara lain, Hartind menjawab, karena pertimbangan ketiadaan biaya untuk membeli radar. Sebab radar Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) ini merupakan hibah dari pemerintah Amerika sehingga pemerintah RI tak mengeluarkan kocek. "Pilih dari AS ini karena kita dikasih. Dan kalau beli dari negara lain duitnya tidak ada," ucap dia.
Hartind pun menampik saat ditanyakan kebenaran soal biaya perawatan radar sekitar US$52 juta per tahun yang harus dibayar pemerintah RI ke Amerika. Seperti diketahui, saat ini terdapat 12 unit bantuan peralatan pendukung sistem pengawasan atau radar laut terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS) dari pemerintah Amerika Serikat di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Gunanya untuk mengidentifikasi serta melacak kapal yang melintasi jalur tersebut. Hasil indentifikasi itu berupa pengiriman informasi dan data elektronik kepada kapal lain dan stasiun pantai terdekat. Informasi yang bisa diperoleh dari radar tersebut seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan yang dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS (Electronic Charts Display and Information System).
Keberadaan radar-radar tersebut memang membantu Indonesia untuk mendeteksi, melacak dan memonitor kapal-kapal yang melintasi perairan teritorial dan internasional, khususnya di ALKI II. Selain itu, IMSS pun dianggap penting karena dapat membantu aparat terkait memerangi pembajakan, pencurian ikan, penyelundupan, dan terorisme di wilayah perairan Indonesia serta kawasan perbatasan dengan negara tetangga.
Namun karena radar-radar tersebut merupakan hibah AS tak menutup kemungkinan si pembuat memiliki akses tersembunyi terhadap perangkat tersebut. Dengan begitu maka AS dapat mengakses informasi yang dideteksi radar tersebut. Sistem IMSS mencakup Radar maritim, AIS (Automatic Indentification System) dan kamera jarak jauh yang terpasang di wilayah Selat Malaka, Batam dan Selat Makassar.
Dengan memanfaatkan fasilitas internet dan peralatan yang sudah di miliki TNI-AL seperti radio dan komputer, TNI-AL bisa memiliki AIS yang terintegrasi dari Sabang sampai Merauke dan dapat terpantau secara real time dari Mabesal atau Kotama-Kotama lainnya.
Sumber : JURNAS.COM
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2013
(2559)
-
▼
Februari
(44)
- Cara Mempercepat Komputer Yang Lambat
- Email para Jenderal Indonesia Bocor ke Tangan Hacker.
- Pasukan VII/Wirabuana dikirim ke perbatasan Papua
- Wamenhan Uji Unimog Dan Kunjungi Pembangunan UNHAN...
- TNI AL gelar latihan bersama Brunei
- Radar INDRA untuk kapal selam RI
- PTDI produksi simulator pesawat CN-235 dan Super Puma
- Pengganti KRI Dewaruci Segera Ditentukan
- Indonesia Dapat Tambahan 6 Jet Tempur Sukhoi
- Komisi I Minta TNI Perhatikan Kelengkapan Dalam Pe...
- Anggaran TNI AU 2013 Naik 8,3 Persen
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-...
- Serapan Anggaran TNI Tahun 2012 Capai 98,75 Persen
- Apa Kabar Leopard 2 RI...?
- Cara mempercepat komputer/laptop agar tidak lamban
- MALAYSIA AKAN BINA LAGI NGPV BARU
- TNI AU-TUDM Rancang Latihan Bersama
- Kemhan & TNI AU Bantah Pembelian Eurofighter Typhoon
- Penerbal Jajaki Heli Anti Kapal Selam
- Heli NBell-412EP PTDI Sudah Dilengkapi Autopilot
- Airbus A400 Kunjungi Indonesia Untuk yang Pertama
- PTDI - Airbus Tandatangani Kontrak Kerjasama Upgra...
- Komisi 1 DPR Tertarik Pada Produk Industri Persenj...
- BAE System Tawarkan Peremajaan Pesawat Hawk TNI AU
- Pakistan Tawarkan Kerjasama Industri Pertahanan
- PT. Kaltim Nitrate Indonesia Resmi Berproduksi
- Northrop Grumman Fasilitasi Kerjasama Pembuatan Si...
- Komisi 1 DPR Pertanyakan Kualitas Rudal Grom ke Po...
- Amerika Tidak Bisa Akses Data Radar di ALKI II
- Kapal Perang Perancis Sandar di Makassar
- TNI Gelar Puskodal Berbasis Jaringan WAN
- Meneropong Kekuatan Rudal Malaysia
- KD Perak TLDM insight!
- Anggaran Pertahanan 2013 Dinaikkan Menjadi RP 77 T...
- Majukan Industri Alutsista Negeri Ini, Pak Jenderal
- 2013, TNI Siapkan Satu Batalion Infanteri di Perba...
- Menakar Kekuatan Alutsista TNI Hingga Tahun 2014
- Menyambut Senyum 2013
- TNI OPTIMISTIS "MEF" CAPAI 38 PERSEN
- Menhan RI Menerima Kunjungan Delegasi Komisi Luar ...
- Sekjen Kemhan RI Menerima Dubes Azerbaijan
- Sjafrie Pastikan Order Alutsista TNI ke PT Pindad
- KSAU : delapan pesawat tempur akan lengkapi alutsista
- Cara Uninstal Aplikasi Yang Tidak Bisa DiHapus di ...
-
▼
Februari
(44)
Senin, 04 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar